“MARS 7_”
BAB I
Pagi selalu jadi HEbohhh!!! Kalau
ketujuh anggota sahabat yang dikenal sebagai MARS 7 dateng dan kumpul didepan
kelas nya, 12 ips1. Selalu ada ajah yang dibahas, gak ada bosen-bosenya
nyeloteh kesana kemari sampai bel masuk berdering. Ketujuh sahabat ini sangatlah
kompak dalam segala hal, terutama dalam urusan fashion dan cowo, tapi tidak
hanya itu prestasi mereka. Mereka tergabung dalam kelas 12 ips 1, yang
dipercaya sebagai kelas favorit oleh penduduk SMA BHayangkari. Jadi meskipun
mereka gablek tapi tetep smart dibidang akademik. Karakter dari ketujuh anggota
ini berbeda-beda. Tapi hebatnya, dari perbedaan itu justru menjadi ramuan
mujarab buat tetep jaga kekompakan!!! Penasaran kayak apa sih MARS 7 itu???
Kita intip dijendela kehidupan mereka yang mulai dipertemukan dalam ruang kelas
12 ips 1 SMA BHAYANGKARI.
Mars
7 diambil dari nama sebuah planet yang mempunyai warna terindah diantara planet
lainya, dimana dari nama ini diharapkan agar persahabatan mereka akan tetap
bersinar terang dan selalu indah seperti planet mars, sedangakan huruf tujuh
dibelakangnya melambangkan jumlah anggota. Nama ini digagas oleh salah satu
anggota mereka. Yang paling pinter dan dewasa diantara keenam sahabatnya yang
lain, selain itu dia seorang mantan Pimpinan Redaksi majalah sekolah dan
sekarang lagi menjabat sebagai ketua kelas 12 ips 1, dia adalah Rivi. Cewe
manis yang [1]diuber-uber
banyak cowo SMA Bhayangkari karena kecerdasan dan kepiawaianya. Rivi cewe
teoritis dan selalu berpikir ke depan, itu yang membuat dia selalu jadi
kepercayaan banyak orang dalam segala bidang.
Beda
banget dengan Ree yang matanya sipit ini, dia punya kebiasaan buruk, suka telat
dan tukang tidur yang susah banget buat dibangunin, hampir gak ada waktu luang
Ree yang dihabiskan dengan kebiasaan telat apalagi kalo masuk sekolah,
sampai-sampai Satpam yang menjaga gerbang sangat hafal dengan tiap goresan
dalam setiap titik diwajahnya. Berkali-kali lolos dalam jaringan orang telat
dengan sejuta akal cerdiknya tapi sering banget kejaring juga. Semua jenis
hukuman udah pernah dia lakoni, dari yang jadi tukang kebun plus cleaning
service dadakan, dijemur kayak pameran ikan asin dipasar, lari-lari sepuluh
kali memutari lapangan sekolah, sampai pernah orang tuanya dapat panggilan dari
kepala sekolah karena telatnya Ree udah over limite. Tapi semua itu tetap tak
membuat Ree jerah, padahal kedua orang tuanya pun telah berusaha semaksimal
mungkin untuk mencegahnya telat!!! Pernah suatu kali, Arie. Adik kelas beda dua
tahun yang sekaligus menjadi cowonya itu menegur karena dia bilang dia males
ngeliat Ree telat saben hari. Arie juga sampia ikut repot cari cara jitu agar
Ree gak jadi tukang telat lagi. Akhirnya Ariepun jadi rela nyodorin Ree
sebungkus coklat pasta kesukaan Ree dengan catatan kalo Ree gak telat hari itu.
Ree setuju, tapi ternyata itu hanya berlaku tiga hari. Sisanya, telat lagi.
Hugft!!! Dasar Ree gablek minta ampuun!!! Eits.. tapi jangan salah, jelek-jelek
gitu Ree juga juara kelas lho… Hehehehe…
Ada
juga yang unik, si Niken dan si Dinie kerjaan tiap hari Cuma cari cara giamana mereka bisa selalu terlihat cantik,
tampil beda, dan perfect buat tiap event
Gede atau kecil. Emank gak heran, mereka berdua ini yang paling imut dan
tergolong paling tajir diantara kelima sahabatnya. Tapi satu yang membuat anak
MARS bangga dan sayang banget ma mereka berdua yaitu kepiawaianya dalam masak
memasak, apalagi Dinie. Hehehehe…
Orang
bilang, Sophy dan Rivi itu kembar dilihat dari wajah mereka yang hampir mirip.
Hemmm… ada-ada ajah, tapi gak juga sih. Dua jagoan ini selalu berkompetisi kalo soal nilai. Prinsip
jawa yang lucu. “ [2]konco,
yo konco, tapi saingan tetep. Wehehehehe, ” tapi mereka tetap bersaing secara
sehat. Sophy, anaknya narsisssss banget. Dimana ajah, dalam situasi kayak apa
juga masih bisa narsiss. Foto-foto gak jelas gitu. Bahkan dia juga bisa nagmbil
back ground yang orang lain gak pernah berpikir nagmbil angle kearah situ,
bayangin ajah masa dia foto dikolong meja sekolah. Hahahaha… lucu banget nih
anak!! Tapi tingkahnya yang kayak gitu justru yang ngebuat persahabatan MARS
gak garing!!!:-)
Satu
lagi yang lucu abiss. Nisa, cewe manis bertubuh mungil seksi langsing ini
paling pinter kalo lagi disuruh hitung-hitungan. Apalagi kalo disuruh ngehitung
kualitas cowo-cowo yang ada disekitarnya. Yang paling lucu, ketika ketemu cowo.
Dia selalu bilang “ Hmmmmm... bibirnya
seksi banget, ” Nisa gak pernah ngomen yang lain kecuali satu itu. Bikin
semuanya jadi ketawa tiap kali ngeliat dia lagi mupeng. Wehehehe…
Terakhir,
Viena. Cewe yang satu ini bener-bener lugu. Dia satu-satunya anggota MARS yang
gak pernah pacaran kecuali ma cinta monyetnya waktu SD dan sekitar SMP. Viena
punya kelebihan bisa menggambar dan melukis dengan indah, selain itu dia juga
pinter daur ulang barang-barang bekas dan ngerangkai apa ajah yang bisa dia
rangkai. Pokoknya, cewe yang dapat julukan Miss Loading dari anggota MARS yang
lain karena suka gak nyambung ma loadingnya lama ini punya bakat terpendam yang
gak semua orang bisa memilikinya. Viena sangat terampil dalam soal keindahan.
Ketujuh
cewe yang tergabung dalam MARS 7 itu segera menyerbu kantin ketika bel tanda
istirahat bordering membuyarkan pelajaran Matematika yang ngebuat syaraf otot
tegang. “ Aaagh, gila. Gue ngantuk banget tau gak seh tadi, ” Niken Curhat!!! “
Gak loe doanK kale, gue juga.” Ree menimpali cepat. “ Hu-um!!! Kapan seh,
pelajaran Matematika dihapuskan dimuka bumi ini. Hugfht!!!, ” Dinie gak mau
kalah. “ Iyaa… apalagi gue, nol gede taOok. Gak nyangkut sama sekaleee, ” Viena
ikut menyahut sambil mengunyah mie ayam yang penuh dimulutnya. “ Udah aagh, mie
ayam lho enakkkKKK!!!, ” Nisa mengangkat garpu dan sendok yang terpasang manis
diantara jemarinya. Sementara Rivi dan Sophy, hanya tersenyum mendengar
celotehan kelima sahabatnya. Maklum, dari ketujuh anggota MARS ini yang paling
doyan Matematika Cuma dua orang ini ajah. Satunya kayak Albert Einstein yang
nyasar di Ips, dan satunya lagi Otaknya udah kayak mesin Kalkulator dan sempoa
yang selalu stand by, setia setiap
saat ( Hemm…jadi inget iklan Deodorant, hehehehe…)
jadi kalau ada angka dan rumus didepan matanya, jaring-jaring otak yang sudah
dipenuhi kalkulator ajaib dan sempoa modern itu langsung bergerak cepat.
Tiba-tiba datang segerombol anak kelas
11 IPS anggota Junet ketua genk di SMA Bhayangkari yang asyik dan energik.
Setelah saling sapa dengan teman-temanya, Junet menghampiri meja Anak MARS. “ Haiy Viey, tuh loe dicariin ma
Dira, ” Rivi tetep cuek, sementara cowo
yang ada dibelakangnya hanya diam, cuek juga. “ Ciyyye, ciyye… ehemmm-hemmm, ” Niken dan Ree menggoda,
sementara tangan kiri Rivi aktif mencubit Niken dan Ree yang makin menggoda.
Junet dan keenam temanya tertawa, anak MARS lainya juga gak mau kalah. Kecuali
Rivi dan Dira. Rivi segera beranjak dan meninggalkan kantin tanpa keenam
sahabatnya. Dari kabar terakhir yang sempat terdengar antara Rivi dan Dira,
mereka sebenarnya saling mencintai satu sama lain tapi berhubung gak ada yang
mau mengalahkan ego masing-masing untuk mengungkapkan isi hatinya itu, sampai
sekarang mereka gak bisa bersatu. Padahal masing-masing sahabat yang dekat
dengan keduanya ingin membantu kedua insan yang lagi dijerat api asmara ini. “
Aaagh, Loe seh Jun.. Rivinya nagmbek tuh, ” Dinie mengejar langkah Rivi, spontan
Junet dan teman-temanyapun berhenti
menggoda Dira dan Rivi.
***
Seperti
biasa, sehabis pulang sekolah anggota MARS selalu ngumpul dirumah Dinie yang
gak jauh dari sekolah mereka. Dirumah yang sejuk dan damai ini telah menyimpan
berjuta kenangan indah, mereka biasa meluapkan kekesalan, kemarahan, kesedihan
dan kebahagiaan dalam kamar mungil Dinie yang penuh dengan cinta dan kasih
sayang MARS 7 ini. Semua yang terjadi
disekolah selalu di review kembali untuk dibahas bersama, tapi bukan pelajaran.
Hehehehe…
Sesaat suasana hening, sepertinya Rivi
masih ngambek atas kejadian waktu istirahat dikantin tadi. “ Eeeh…minum neh, ”
Dinie menyuguhkan minuman dingin dicuaca yang lagi panas banget diluar. Briliant!!! “ Okayy, gue duluan ea. ”
Ree menyerbu cepat. Niken ngadem didepan kipas besar dikamar Dini yang juga
jadi kamarnya. Yups, gak salah lagi. Sejak menginjak kelas 11 Niken mulai
Ngekost dirumah Dinie karena jarak antara rumahya dan sekolah tergolong jauh,
lagian biar Dinie ada teman bubugh. So, gak ada salahnya juga kan???. Viena
menyenggol lengan Sophy, sesaat suasana hening lagi kali ini keenam dari
anggota MARS saling bertukar pandang seperti memberi kode ” Gag
agh, loe ajah yang duluan ngomong ma Rivi
”. Ree berhenti minum, Niken berhenti ngadem, semua gak
beraktivitas. “ Kita minta maaf kalo punya salah ma loe yah Riv, ” Dinie
memecahkan hening. “ Iyahh, gak seharusnya kita kayak gitu, ” Sophy menimpali.
“ Loe gak marah kan Riv, ” Ucap Nisa sambil menahan tawa. Nisa mank paling
susah kalo diajak sedikit serius. Viena merangkul Rivi erat sambil berkata
lirih, “ Sorriii!!! , ” Tiba-tiba Rivi meneteskan air mata, seperti tak kuasa
menahan semua rasa yang ada dihatinya. “ Gue yang seharusnya minta maaf ke loe
semua, gue udah marah ma kalian gara-gara keegoisan gue. ” Mereka begitu dekat
dan sangat peka antara satu dan yang lain. Keindahan persahabatan mereka
melebihi planet MARS, atau apapun. Ketujuh anak manusia yang disatukan dalam
MARS 7 itu saling berpeluk untuk melepaskan segala penat yang mengguncang jiwa
masing-masing, Rivi bergejolak atas cinta terpendamnya kepada Dira… Dinie yang bimbang atas
cintanya dengan Arial apakah dia benar-benar berarti baginya ataukah tidak,
Niken yang sedang terpuruk atas
pengkhianatan Bagas terhadapnya, Ree yang kini kian bimbang atas rasanya
dengan Ariey apakah ia benar-benar mencintainya ataukah hanya sebatas rasa
kasihan semata, Sophy yang kian bimbang antara Uncha dan Zafran, Nisa yang
sedang bersedih atas perpindahan cowonya disekolah lain, dan Viena yang bimbang
atas rasa Ichal padanya. Semua tentang MARS 7 dan segala kekuatan kasih sayang
juga cinta dalam persahabatanya.
Ini pertama kalinya Rivi mengakui
bahwa sesungguhnya dia benar-benar mencintai cowo yang jadi adik kelas beda
satu tahun denganya itu, hanya saja dia tidak mau mengganggu studynya dengan
rasa cinta itu kepada Dira, diapun tidak yakin apakah Dira mencintainya seperti
ia mencintai Dirinya. Mengaharapkan keajaiban hadir dipundak mereka tuk
ungkapkan segenap rasa yang ada dihati dan meyakinkan satu dengan yang lainya.
“ Gue yakin kalo Dira juga mencintai loe, ” Ucap Viena polos. “ Gue gak bisa coment apa-apa, tapi gue juga berharap
loe temukan kebahagiaan loe, ” Ucap Dinie yang tau betul bagaimana sifat Dira.
Selalu mempermainkan cewe, bahkan teman SMP Diniepun pernah jadi salah satu
korban, Dinie hanya tidak mau sahabat terbaiknya itu mendapatkan seseorang yang
salah tapi Dinie tetep memberi yang terbaik dengan mendoakan yang terbaik pula
untuk Rivi. “ Gue tau maksud loe. Makasih buat semuanya, sekarang gue udah
yakin ma perasaan gue, gue udah lega dah bilang neh ke Loe semua. Dan buat gue,
ini dah cukup. Gue tau, cinta gak harus memiliki kan???, ” Rivi memandang dalam
pada keenam sahabatnya. “ Gue yakin cinta loe kali ini pasti ‘memiliki’! Udah
aagh, jangan sedih-sedihan lagi, ” Ree tersenyum penuh arti. Semuanyapun ikut tersenyum.
“
Ngapain loe gak masuk??, ” Ree berkata kesal pada seseorang dibalik Hapenya. “
Gue males. Nagapain seh, bukan urusan loe gue gak masuk juga. Udah yah gue mau
tidur, ” Ucap seseorang disebrang dengan nada cuek. ‘ Tuuuut… tuuu.. tuuutt, ’
telefon terputus. “ Uugghhhft, dasarr!!!” Ree menekuk mukanya. Tambah jelek
banget. “ Kenapah seh loe, pagi-pagi udah kusut ajah tuh muka. Kalo gak telat,
yah marah-marah. Dasar Miss telattt!!!,
” Viena yang suka ceplas-ceplos menarik hidung Ree yang pesek. “ tauh
neh, males gue sama Ariey. Masa sekolah cuma dua hari seminggu. Yang bener
ajah, bikin gue kesel ajah!!!, ” Ree langsung semprot sana-sini. “ Wee,
wee,wee… apaan loe. Ampe’ muncrat neh. ” Nisa tiba- tiba datang. “ Aagh, masa
seh muncrat?? Gagh agh.” Ree berhenti marah. “ Hehehehe… emank gagh. ” Chanda
Nisa mank gak pernah garing. “ Rese neh.., ”
Ree menepak Bahu Nisa pelan. “ Eh, tau gak.. entar pas pulang sekolah,
Rivi janjian ma Dira lho. ” Niken menyeloroh dan membawa berita yang
menggembirakan. Ternyata, setelah dibahas masalah Rivi dan Dira seminggu yang
lalu ada hasilnya juga. Spontan, Ree melupakan masalahnya dengan Ariey yang
baginya kian hari makin menyebalkan. “ Iya, semalem tuh gue ma Dinie smsan ma
Junet trus dia mau nemuin Rivi ma Dira, Diranya udah setuju. Tinggal Rivinya
deh, ” Niken angkat jempol senang. “ Gue yang bujuk deh..” Ree berkata cepat. “
Gue juga mau, ” Viena menimpali. “ Udah.. tenang ajah, ada Dinie kog, ” Ucap
Niken pada kedua sahabatnya, Sophy yang muncul tiba-tiba terheran dengan wajah
keempat sahabatnya yang sumringah. “ Eeh, ada apa neh kog ketawa ketiwi gak
ajak gue ceh???, ” Niken, Ree, Nisa dan Viena saling bertukar pandang dan
tiba-tiba “ Bhahahhahahaaa, ” Keempat sahabatnya itu tertawa melihat raut muka
Sophy yang penasaran. “ Udaah, entar pasti tau, masuk yukk. ” Ree menggandeng
Sophy masuk kekelas Genessis( Generasi Ips 1).
Bel
tanda pelajaran usai bordering, menggiring semua penghuni kelas untuk
berhamburan keluar. “ It’s sHow time!!!, ” Ree mengangkat jempol kananya dan
mengelingkan mata kearah Rivi yang saat ini berada diatas Motor Dira. Keenam
anggota MARS lainya kali ini tidak mampir kerumah Dinie. Hari sudah terlalu
sore. Jadi harus langsung pulang kerumah
masing-masing, lagian gak pas kalo ada satu yang gak ngumpul. Viena pulang
sendirian, Ree dan Nisa pulang bareng karena emank mereka satu tetangga,
sedangkan Sophy pulang sendiri juga, lalu Dinie dan Niken pulang bareng Karena
sekarang mereka tinggal satu rumah.
***
One short massage ‘Received!!!’
“
Hai phy lg ngapain loe???, ”
“
Gak ada, denger radio ajah. ” One short massage
Delivered to Zafran!!!
“
Gg3u gak?, ”
“Gak, biasa ajah.”
“ Eh, dapet salam dari Uncha. ”
Dada
Sophy bergemuruh mendengar nama itu. Seperti ada perasaan lain yang ingin ia ungkapkan
banyak tentang Uncha pada sepupunya, Zafran. Kata yang lebih dari sekedar
bilang, “ Ouwh, y. Salam balik!!!”
One SMS delivered to Zafran.
Akhir-akhir ini Sophy sedang dilema,
apakah yang sedang ia rasakan saat ini terhadap kedua kaum Adam yang masih
mempunyai hubungan darah sebagai sepupu itu, antara Uncha dan Zafran. Cinta
segitiga mereka. Sophy mencintai Uncha tapi Zafran mencintainya, satu pilihan
yang teramat sulit baginya. Sophy gak ingin menyakiti Zafran tapi apakah ia
harus menyakiti perasaanya sendiri??? Sedangkan ia sama sekali tidak tau apakah
Uncha mencintainya?. Lama Zafran tidak membalas Sms dari Sophy. ‘Kring…
kringg,,, kringgggg’ telefon masuk dari Zafran.
“ Halo, met
malem…” Sapa seseorang disebrang.
“ Met malem
juga,, kog nelfon. Ada apa???, ” balas Sophy ramah.
“ Gak, gue Cuma
pengen denger suara loe ajah sebelum tidur. Gak apa-apa kan??”
Zafran terlihat salah tingkah.
“ Iyah gPp! Gue juga kebetulan gak bisa tidur kog. Ehya, tadi loe sama
Uncha yah. Kog kata loe gue dapet salam dari dia.”
“ Gak, Cuma tadi
gue smsan ajah sama dia, gue bilang gue smsan sama loe, trus dia nitip salam
deh..”
“ Ouwh, gitu yah. Kirain..”
“ Gue boleh gak main kerumah loe
lagi?”
“ Yah, gag apa-apa…”
“ Eh iya phy, loe udah punya jawaban
buat pertanyaan gue tempo hari gak??”
Spontan,
Sophy terdiam. Dia sama sekali tidak berharap Zafran akan menanyakan hal itu
lagi padanya. Bibirnya terkatup tak bergerak, hanya diam dan sama sekali tidak
bisa mengatakan sepatah katapun.
“ Hallo… ”
Zafran memastikan Sophy masih ada dibalik hapenya atau tidak.
“ Eh iyah, Zaaf.
Gue.. gue. Gue minta maaf gak bisa jawab itu sekarang, yaudah yah Zaf udah
malem, gue dah ngantuk banget, ” Sophy segera mengakhiri
pembicaraanya. Zafran semakin pesimis untuk berharap kalo cintanya bakalan
diterima Sophy.
Pagi ini Nisa menangis lagi. Entah apa
yang membuat dia menangis sampai terisak seperti itu, tidak biasanya Nisa yang
ceria terihat begitu berbeda hari ini. “ Loe kenapa Nis, ” Sophy memegang
pundak Nisa. “ Gag ada apa-apa. Eh, gimana kabar loe sama Zafran dan Uncha?, ”
Nisa segera menghapus air mata yang membasahi pipinya. “ Loe ada masalah apa?
Cerita sama gue. Loe gak percaya sama gue, ” Sophy gak perdulikan pertanyaan
Nisa yang sebenarnya sangat ingin ia ceritakan kepada sahabat-sahabatnya pagi
ini juga, ia mengalihkan pembicaraan dan justru sangat ingin menenangkan hati
Nisa meski hatinya sendiripun sebenarnya tidak tenang. Ada Uncha, ada Zafran,
ada semua yang ada dihatinya, Zafran dan Uncha. Perasaanya pada Uncha, perasaan
Zafran padanya. “ Gue berantem sama Allan,
Phy. Dia
sekarang udah beda. Semenjak dia pindah, dia berubah!!!, ” Nisa menangis dalam pelukan Sophy. “ Gue
tau perasaan loe. Loe yang sabar yah Nis, udah pokoknya loe yakin ajah kalo dia
mank gak bakalan ngapa-ngapain disana, ” Sophy mencoba menenangkan Nisa. “ Iya,
sekarang dia sering bilang ‘ Putus ’ tiap kali berantem ma gue. Gue gak suka
dia kayak gitu, ” Emosinya makin terluap. “ Yaudah, sekarang loe tenang yah..
gak enak dilihat anak-anak!!!, ” Beban Nisa emank sedikit berkurang setelah
menceritakan semua yang membebani pikiranya kepada Sophy. Nisa pergi ketoilet,
Sophy mengantarkanya untuk cuci muka biar kelihatan fresh lagi.
“ Eeeh, temen-temen… minta traktiran sama
Rivi. Dia baru jadian loh!!!,” Ree memberi pengumuman kepada semua teman
sekelasnya. Wajah Rivi memerah, tersipu. “ Sumpah loe Riv, waah.. patah hati
donk gue, ” Ziki yang emank doyan banget godaen Rivi makin menjadi-jadi. “
Apaan seh loe, gak ngaruh yah..” Rivi membalas dengan nada sinis yang tidak
sungguh-sungguh. Dikelas, Ziki dan Rivi mank kayak anjing ma kucing bahkan
sempat mencuat dipermukaan. Gossip adanya benih-benih cinta yang timbul
diantara keduanya, tapi ternyata itu murni SALAH!!! Pasalnya, Ziki dan Rivi
udah punya pasangan jiwa masing-masing saat ini. Tapi dibalik itu semua ada
sesorang yang bernama Vicky, teman sekelas juga yang diam-diam telah lama
menyimpan rasa yang begitu tulus kepada Rivi. Hanya saja, Rivi tidak sanggup membalasnya
karena memang Cinta Rivi bukan untuk Vicky melainkan Dira.
“
Anjing!!!” Niken mengagetkan semua orang. “ Loe kenapa Nik, ” Rivi menoleh
kearah Niken yang duduknya dideretan paling belakang bareng Nisa. “ Baca ajah
sendiri, ” Niken menyodorkan Hape seri terbarunya kepada sahabat-sahabatnya,
disana ada SMS yang emank gak enak
banget dari mantan cowo Niken, Bagas. Isi sms itu rata-rata tentang
kehebatan cewe baru Bagas yang katanya cantik banget ngelebihin kecantikan
Dinie, katanya juga cewe barunya itu primadona disekolahnya dan tetek bengek
lainya yang enek banget buat dibaca. “ Mank secantik apa seh cewe itu?? ” Ree
bersungut gak terima. “ Anjing banget tuh anak. Gua gak terima!!!” Niken
semakin berapi. “ Kita selidikin ajah, kalo gak cantik awas ajah yah. Mana ada,
anak SMA Putra bangsa yang cantik ngelebihin kecantikan Dinie, ” Nisa ikutan
gak terima. “ Yaudah, loe slow ajah Nik, gue bakalan cari tau, ” Rivi
menenangkan. “ Tul!!, ” Viena mengangkat jempol semangat. Niken tersenyum
bangga melihat pembelaan dari sahabat-sahabat terbaiknya.
Bel
tanda pelajaran tlah usai, dengan semangat anak-anak MARS mengintai siapa
sebenarnya yang menjadi cewe Bagas saat ini. Dari jauh terlihat sama sekali
tidak seksi dan mukanya juga biasa banget, mana ada ngelebihin kecantikan
Dinie, secuilpun gak bisa nandingin. Niken antara puas dan marah dengan
mantanya itu, cewe baru Bagas gak ada bagus-bagusnya bahkan secara kasat mata
jelas terlihat kalau ngeliat Niken jauh lebih indah dari pada ngeliat cewe baru
Bagas yang katanya bernama Tera itu. Tapi Niken benar-benar ngerasa dibohongi
oleh Bagas diapun bertekad untuk membalas dendam kepada mantan cowo yang masih
sangat dia cintai itu. Akhirnya, Nikenpun
bersumpah gak akan berhenti nyari cowo sebelum ia bisa dapatkan yang
lebih dari Bagas yang gak punya perasaan telah ninggalin dia yang begitu
mencintai dengan setulus hati dan perasaanya. Semakin hari tingkah Niken makin
gak karuan. Dia mulai mencari Bronis yang terlihat paling Waah diantara
semuanya, akhirnya Cowo bernama Adipun berhasil didapatkan tapi hubunganya gak
berlangsung lama karena dia ngerasa gak cocok ma Adi. Selang beberapa hari, dia
merasa klik ma anak kelas 10 juga yang bernama Yadi berbeda dengan Adi
seseorang yang bernama Adi ini sangat sulit ditaklukan oleh seorang Niken yang
imut dan punya daya tarik. Pasalnya Yadi emang tergolong cowo yang cuek dan
justru itu yang membuat Niken semakin tertantang untuk merebut hatinya. Setelah
tukeran nomor satu sama lain, mereka saling gencar Sms dan telfonan.
***
Dinie telfonan ma Arial, cowonya. Arial
manis! Gak heran kalau banyak yang menyukainya, ditambah lagi dengan posisinya
sebagai Captain Futsal. “ Trus, gimana dengan hubungan kamu ma Deri?, ” Ucapnya
memastikan, apakah dia emang bener-bener udah putus ma mantanya itu. Arial
terdiam dan sesaat dia menjawab “ Kalo kamu gak percaya kamu boleh nanya Raffi,
” Dinie tersenyum sekaligus lega karena ternyata apa yang dibilang Arial sama
dengan apa yang dikatakan oleh Raffi bahwa benar Arial emang udah putus ma Deri,
hanya saja Dinie ingin memastikan lebih lanjut biar gak terjadi kesalah fahaman
nantinya atau ada anggapan bahwa Dinie merebut Arial dari tangan Deri cewe
bertubuh langsing dan tinggi anak kelas Bahasa itu. Dinie gak tau kenapa dia
begitu menyayangi seorang captain futsal yang saat ini duduk dikelas 12 IPA 1
itu, tapi yang jelas dari cerita beredar cerita, center terdengar kalo Dinie
udah menyukai Arial sejak dia pertama kali bertemu dua tahun lalu tepatnya
ketika mereka sama-sama duduk dikelas 10 dan saat ini mereka baru bisa
menyatukan perasaan masing-masing.
Jujur, anak-anak anggota MARS 80% gak
setuju kalo Dinie jadian ma Arial, pasalnya mereka merasa bahwa ada seseorang
yang lebih berhak dan sangat bisa dipercaya untuk mendampingi dan menjaga
Dinie, seseorang yang udah menemani Dinie sejak dua tahun lalu, seseorang yang
selalu habiskan suka dan duka denganya, seseorang yang selalu setia mengagumi
dan mencintai tanpa pamrih untuknya, dan seseorang yang belum pernah sempat
menyatukan rasa yang ia punya untuk pujaan hati yang sekaligus menjadi sahabat
baiknya, seseorang yang sempat menjadi
cover boy majalah sekolah dan kebetulan selalu ditakdirkan untuk satu
kelas dengan Dinie, seseorang itu cowo tercakep seantero SMA Bhayangkari,
terlihat begitu serasi dengan Dinie, seseorang itu yang bernama Dana. “ Gue
janji akan selalu ngejaga dia seperti gue ngejaga diri gue sendiri, gue
menyayangi dia seperti gue sayangi nyawa gue. Akan selalu seperti itu dengan
atau tanpa milikin dia, ” Kata itu yang pernah Dana ucapkan pada Rivi,
satu-satunya anggota MARS yang sudah sejak SD bersahabat dengan Dinie. Semua
juga tau kalo sebenarnya kedua anak manusia itu pernah sangat saling menyayangi
namun gak banyak yang tau penyebab mereka gak bisa bersatu hingga saat ini. Semua
ini berawal dari kekecewaan Dinie pada
Dana yang justru tidak ada disampingnya saat dia sendiri dan merasa putus asa
untuk tidak mau mencinta lagi kecuali dengan sahabat yang sudah sangat dia
percaya yaitu Dana. Bahkan Dana tak datang untuk sekedar mengatakan, “ Yang
tabah yah Din, gue selalu ada dideket loe kapanpun loe butuh, ”
Dan
semua harapan itu benar-benar lenyap seiring dengan datangnya Arial dalam hidup
Dinie, akhirnya Dinie mnjatuhkan cinta dan sayangnya untuk Arial seorang. Dinie
tidak pernah tau bagaimana rasa Dana untuknya saat ini dan diapun tidak pernah
ingin tau karena kecewa dalam hatinya tidak bisa hilang. Mungkin Tuhan tak
izinkan sekarang Dinie dan Dana bahagia, entah kapan!!! Selain itu ada hal yang paling ngebuat anak MARS males ma Arial
yaitu keangkuhan Arial yang hanya suka ngentengin orang lain bahkan
sahabat-sahabat Dinie sendiri, MARS 7. Arial seperti sudah mencuci otak Dinie,
bahkan pernah pada suatu saat ada kejadian dimana Dinie sama sekali tidak
menyapa anak MARS karena mereka protes soal sikap Arial yang menyebalkan.
Terakhir kata yang diucapkan Dinie ketika itu adalah, “ Kalopun gue loe suruh
milih antara kalian ma Arial, gue lebih milih Arial. Ngerti loe semua??, ”
dengan nada ketus yang menyakitkan, Dinie meninggalkan sahabatnya demi Arial.
Rivi yang terlihat sangat emosi atas ucapan Dinie, kala itu segera diredam oleh
Niken, baru kali ini Niken bisa menjadi seseorang yang terlihat bijaksana
dimata anak MARS, hehehe… Maklum Niken kan orangnya slenge’an banget. “ Udah
deh Riv, loe tahan emosi loe. Loe tau sendirikan gimana rasanya kalo orang udah
sayang ma seseorang gak bakalan ada yang bisa ngehalangin!!” Ucap Niken dewasa.
“ Tapi gue gak nyangka aja dia bisa bilang kayak gitu. Kita ini sahabatnya!!!
Apalagi gue, temenya sejak kecil. Loe semua tau itukan?, ” Rivi meneteskan air
mata dia masih sangat tidak percaya Dinie tega membentak sahabatnya buat
seorang Arial. Daun dari pohon cinta yang rindang sore itu gugur tertiup angin
sepoi. Hari ini sengaja mereka rapat dibawah pohon cinta markas kedua setelah
rumah Dinie. “ Iya, pokoknya kita diemin ajah. Coba ajah kuat-kuatan! Kita
semua kan tau dia paling gak bisa pelajaran B. inggris, kita cuekin ajah dia
ulangan besok. Coba, seberapa tahan seh dia. Apa mungkin dia mau minta tolong
ma Arial rese itu. ” Nisa si tukang iseng punya gagasan gokil. “ Loe kog gitu
seh, kan kasian!!! ” Niken tetap membela. “ Iya, gak usah sampai segitunya juga
kali!!!, ” Ree menimpali. “ Balas dendam kan dosa…, ” Viena dengan wajah
polosnya ikut angkat bicara.” Ok, loe jangan coba-coba buat contekin dia yah
Ree. Ok???, ” Sophy mengakhiri rapat dengan kalimatnya itu yang ditujukan pada
Ree. Karena anak MARS tau banget Selain Ree jago telat dan nyelinap masuk
gerbang sekolah, Ree juga paling jago B. inggris.
“
Gue tetep gak setuju. Cara kalian tuh salah. Dia butuh waktu buat mau mahami
kita-kita yang gak bisa terima Arial. Loe semua gak bisa egois gitu donk.
Jangan campurin urusan ginian dengan B. Inggris!!!, ” Niken menghentikan
langkah kelima sahabatnya. Rivi terdiam, keempat yang lainya juga sama. “ Gue
tau cara kita salah, tapi apa menurut loe cara dia bener?, ” Rivi berkata
pelan, matanya berkaca-kaca. “ Gak ada yang salah dalam cinta!!! Loe lupa, dulu
loe lebih belain Pras dari pada sahabat-sahabat
loe ini? LOe lupa loe juga pernah lakuin hal yang sama demi cinta loe?
Loe jangan egois Riv, ” Niken meninggikan nada suaranya. Rivi sadar dia pernah
lakuin hal itu ketika dia lebih membela Pras yang dianggap sering membantu
dalam hubunganya dengan Dira dari pada sahabat-sahabatnya ketika
sahabat-sahabatnya itu terlibat konflik adu mulut dengan Pras. Rivi duduk
tersimpu, dia menangis.. Niken tak sungkan untuk segera mendekap sahabat
terbaiknya itu “ Maafin gue temen-temen. Gue udah jadi egois!!!, ” Ree, Viena,
Nisa, dan Shopy juga ikut merangkul Rivi. Dari perdebatan panjang itu akhirnya
kekuatan persahabatan antara anggota MARS angkat bicara, sejak saat itu mereka
bersedia untuk menerima Arial apa adanya dan mempercayakan Dinie padanya
seperti Dinie mempercayakan hatinya untuk seorang Arial. Apalagi sekarang Arial
udah sedikit berubah menjadi lebih baik. Jadi mereka semakin percaya dan
berjanji tidak akan membahas atau membandingkan antara Arial dengan Dana lagi
dihadapan ataupun dibelakang Dinie, mereka berjanji akan memberikan yang
terbaik yang bisa mereka berikan kepada Dinie.
Pagi yang indah, secerah wajah cantik
Dinie yang saat ini sedang dijemput ma pangeran cintanya sang captain Futsal.
Memang semenjak resmi Dinie jadian ma Arial setiap harinya selalu diantar
jemput dan begitu dijaga oleh Arial, setiap saat ada saja kejutan yang Arial
berikan pada Dinie hal itu yang membuat Dinie semakin meyayanginya apalagi
sikap Arial yang sangat mendukung penuh hobi baca Novelnya, Arial juga gak
pernah bosan buat memberikan hadiah
berupa Novel dan Boneka untuk cewe yang dia sayangi itu. Mungkin kisah cinta
dua anak manusia ini sangat membuat orang-orang disekitarnya iri dan bahkan
cemburu berat apalagi Dana yang jelas-jelas menyayangi Dinie tapi dia harus
rela menelan pil pahit setiap hari melihat kemesraan Dinie dan Arial didepan
matanya secara langsung. Dalam acara pentas seni hari ini tidak sungkan Dana
menyumbangkan suara emasnya secara Cuma-Cuma, dia menyanyikan lagu Ungu sejauh
mungkin secara akustik. Semua jelas tau untuk siapa sebenarnya lagu yang
dibawakan Dana dalam acara super spektakuler itu. Anggota MARS merasa sangat
berdosa tidak bisa membantu Dana bersatu dengan Dinie, tapi apa lagi yang harus
dikata jika mank takdir udah berpihak pada Arial seseorang yang justru tidak
pernah dibayangkan untuk mendampingi Dinie saat ini dan mungkin untuk
seterusnya. Oh Tuhan, begitu rapat kau rahasiakan semuanya hingga tabirMu baru
mampu kami lihat sekarang. Dinie terdiam, tangan halusnya masih tergenggam erat
oleh Arial . Ada sesuatu yang tergetar
dalam hatinya mungkin saja dia terenyuh atas ungkapan Dana yang secara tidak
langsung diungkapkan padanya itu, atau mungkin bahkan kediamanya itu justru
tidak berarti apa-apa.
Lagi-lagi,
ungkapan bahwa dalamnya lautan bisa diukur tapi dalamnya isi hati seseorang
siapa yang tau, berlaku. Pensi tlah usai silih berganti pengunjung tlah
tinggalkan tempatnya menuju rumah masing-masing, seperti biasa anak MARS gak
akan pulang kalo belum ngumpul dulu. Langsung menuju rumah Dinie yang penuh
dengan kedamaian… Hari ini anak MARS ingin membahas lagu yang dibawakan oleh
Dana tadi. Niken membuka pembicaraan, “ Loe semua tau kan buat siapa lagu yang
dibawain ma Dana tadi?, ” Rivi merespon cepat, “ Dinie sang pujaan hati… ”
Nisa, Ree, Sophy, dan Viena mengangkat jempol bersamaan, seraya berkata kompak,
“ Betuuul!!!, ” Dinie terdiam dan mulai angkat bicara, “ Kita dah janji kan gak
akan bahas ini lagi, ” Semuanya terdiam. “ Ok, gak bahas itu lagi trus gimana
menurut loe semua tentang Pensi tadi?, ” Rivi segera mengalihkan pembicaraan. “
Gue terkesima banget ma penampilan Dana, hmmm so Sweet!!!, ” Viena asal
nyeplos, gak sadar. Mungkin. Dengan cepat, Niken membungkam mulut Viena. Dinie
seperti tersinggung, diapun terdiam lagi. “ Gue tau tadi penampilan Dana yang
paling nguras perhatian loe pada. Tapi gue rasa lagu itu emang settingan, bukan
dikhuusin buat gue atau siapapun juga. So, gak ada hubunganya sama gue. Key, ”
Dinie berkata pelan. “ Tapi baru tadi pagi kan, Dana bilang dia gak akan nyumbang
apa-apa di Pensi tahun ini. Loe denger kan Ree, tadi?, ” Niken merespon. Ree
mengangguk sambil tetep smsan sama Arie, cowonya. “ Yaudah agh, gak usah bahas
itu. Gue gak mau ngelukain Arial! Apalagi kalo Arial denger hal ini. Kalian gak
pengen gue berantem sama dia kan temen-temen..” Pinta Dinie penuh arti. “ Okey,
Sorri yah…” Rivi dan yang lainya ganti topic dan tidak membahas Dana lagi.
***
Ree dateng pagi-pagi banget gak biasanya
anak tengil satu itu kayak gini, sesaat kemudian dia membaca Short massage yang
baru masuk dihapenya. Dengan segera dia menuju lantai atas, ruang untuk anak
kelas 10. Seperti sudah sangat mengenal, bahu seseorang yang berdiri berbalik darinya itu disentuh. “ Haiy
Ree, tumben loe bisa dateng pagi,
hehehe… ” Seseorang bertubuh atletis
didepanya itu cengengesan gak jelas. Dialah Clue
untuk Ree. Cowo itu namanya Fani, dia yang paling deket ma Arie selama ini.
Dari Fani inilah, Ree ingin mengorek info selengkap-lengkpanya tentang sikap
aneh Arie akhir-akhir ini yang mulai aneh dan suka bolos gak jelas tanpa kabar
sampai sering dipanggil keruang BK untuk dimintai keterangan. “ Jadi gini Ree,
” Fani mulai bercerita.
“
Arie mengidap penyakit yang bersarang disekitar Otaknya, gue sendiri gak tau
penyakit apa itu, yang pasti gara-gara itu dia jadi gak bisa mikir dengan
konsisten, dia sering lupa dengan aktifitas yang dia lakukan sendiri, dia
sering sakit kepala dan tiap minggu dia harus check Up kerumah sakit kenalan keluarganya, matanya semakin hari
semakin rabun dia benar-benar menjadi semakin males buat sekolah karena dia
bilang percuma sekolah. Toh akan lupa lagi dan gak inget sama sekali. Dia sadar
akan kelemahanya itu makanya dia merasa minder bareng dan gaul ma temen-temen.
Kerjaanya tiap hari pasti hanya mainan hape atau kalo gak yah buka internet gak
jelas apa yang dia kerjakan. Dia bilang dia bener-bener gak ingin ngelukain
hati loe makanya dia gak cerita ini ke loe. ” Fani menghentikan ucapanya, Ree
terdiam kaku bagai terhipnotis Siluman Salju dari kutub utara, Fani ikut terdiam
dia sangat mengerti bagaimana perasaan Ree saat ini. Ree sendiri bingung apa
yang harus ia lakukan sekarang, dia merasa sangat berdosa karena dia selalu
marah-marah gak jelas ma Arie tiap kali dia gak masuk sekolah dan dia juga udah
nuduh Arie macem-macem. Ree sama sekali tidak menyadari bel tanda pelajaran
dimulai sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.
Ree
jadi terlihat paling aneh karena berada ditengah-tengah anak kelas 10,
tingkahnya yang seperti setengah sadar itu membuat Fani semakin ngerasa
bersalah. “ Loe gak apa-apa kan Ree?, ” Fani memastikan. “ eh, ohh, iyy.,. ..
iyyah Fan, gue gak apa-apa kog. Thanks buat semuanya Fan. Gue balik kekelas
dulu. Sorri dah ngrepotin loe. Met pagi, , bye, ” Ree beranjak dari tempatnya
dan segera meninggalkan kompleks anak kelas 10 itu menuju lantai paling bawah
kekelasnya. Sepanjang pelajaran hari ini Ree hanya terdiam, gak seperti
biasanya dia selalu aktif dalam semua pelajaran kecuali Matematika. Guru-guru
yang sedari tadi memperhatikan merasa ada yang aneh dengan muridnya yang paling
doyan telat itu. Pak Imam guru Geografi kesayangan Ree menegur “ Kamu sakit Ree??,
” Ucap beliau memastikan. Tanpa berkata apa-apa Ree hanya menggeleng males. Pak
Imam seperti mengerti bahwa muridnya lagi gak mood,
lalu hanya dibiarkan begitu saja.
Ree
semakin hari semakin aneh, dia merasa bingung apa yang harus dia lakukan untuk
Arie. Saat semua temanya tertawa dia
sendiri yang tak berekspresi kecuali ‘ sedih ’ dan hambar.
Mukanya
jadi kelihatan tambah gak enak dilihatnya, tiba-tiba muncul seorang cowo
berkaca mata dengan dua coklat pasta yang digenggamnya.
Ree
tak kuasa menahan tangisnya, dan segera meraih Coklat pasta dihadapanya. “ Bego, ngapain
loe gak pernah masuk. Mau jadi apa loe??, ” Ree antara marah, sedih, dan senang
bercampur aduk menjadi satu. Keenam sahabat terbaik dibelakangnya memandang
penuh arti padanya dan memberikan senyuman terindah untuk Ree yang udah
seminggu ini gak kedengeran tawa dan gak kumat telatnya.
“
Gue kangen sama loe, ” Arie duduk disebelahnya, Ree dengan lahap menghabiskan
Coklat pastanya. “ Loe dapet salam dari nyokap gue. Kapan main kesana katanya,
” Ucap Arie kemudian. Ree memandang dalam wajah Arie yang putih, sama sekali
tidak terlintas dalam pikiranya bahwa seseorang yang ada dihadapanya ini adalah
seseorang yang benar-benar rapuh. “Loe tambah cantik ajah, kebanyakan lari loe
yah. Hehehe…” Arie sama sekali tidak
menunjukkan kerapuhanya. “ Gue udah jarang telat!!! Loe gak pernah masuk jadi
mana sekarang jatah lolly pop dan Coklat pasta gue!!! ” Ree menagih janji Arie
waktu itu, dia juga sama sekali tidak ingin membahas masalah sakit Arie sebelum
Arie menceritakan secara langsung padanya. “ Gue udah siapain kog.” Arie
memencet hidung Ree yang pesek, katanya sebagai ganti Lolli pop dan Coklat
pasta untuknya.
Arie
menyelonjorkan kaki didepan kelas Ree, sembari melepaskan pandanganya dari Ree
menuju lapangan basket, dia berkata pelan, “ Seneng banget kalo gue bisa setiap
hari ngeliat loe pagi-pagi ngelewatin kelas sebelum gue mulai pelajaran, ”
Spontan Ree mengalihkan pandanganya penuh kearah wajah sendu Arie “ Loe pengen
gue bener-bener tobat gak telat lagi? Gue pasti akan berusaha biar gue gak telat lagi, tanpa loe nyogok gue
dengan coklat atau Lolli pop lagi!!! ” Arie tersenyum dan mengalihkan
pandanganya kearah Ree, sekarang mereka saling bertatap muka. Mata Ree seolah
masuk kedalam mata Arie begitu sebaliknya. Arie tersenyum. Sesaat suasana
hening. “Gue juga pengen banget bisa ngeliat loe tiap hari. So, loe jangan
bolos lagi. Gue gak suka!!!, ” Ucap Ree serius.
Arie
beranjak dari tempat duduknya dan menjongkokkan badan seraya mengelus kepala
Ree sebelum dia balik kekelasnya. Arie berkata, “Gue juga akan berusaha buat
selalu masuk, demi loe!!!, ” Arie pun berlalu. Ree tersenyum sambil memegang
kepala bekas usapan Arie.
“Ciyye, yang udah gak sediih lagi, hehehe… ”
Anggota MARS menggoda dan merangkul Ree masuk kedalam kelas karena sudah enam
menit lalu bel tanda istirahat usai berdering.
Dibawah rindangnya Pohon Cinta, para
anggota MARS menyanyikan lagu ‘ Armada Masa Depan ’ milik Ada Band. Setelah
seharian mereka jenuh dengan suasana kelas sepulang sekolah mampir dimarkasnya,
Pohon Cinta.
“ Indah persahabatan tak
pernah hilang dimemori ini,
tertawa brsama, meski Selalu diringi oleh
kesedihan yg berwarna
Bila tlah dewasa terkadang kita
kekanak-kanakan
selalu berkhayal namun melangkah dengan
cita-cita mulia,
anugrah sang kuasa”
Viena meload speaker hape seri terbaru milik
Niken, semuanya merasa lagu ini bener-bener mencerminkan kisah persahabatan
mereka banget. Kadang mereka sedih namun pada akhirnya tawa yang akan hilangkan
semua itu. Dan segala tingkah mereka yang masih kekanak-kanakan itu selalu
mewarnai segala mimpi dan khayal mereka untuk menyalurkan hobi Dinie dan Niken
juga semua anggota MARS yang suka berwisata kuliner untuk membuka suatu
Wirausaha yaitu memadukan sebuah Restaurand dengan nuansa Butik didalamnya yang
mewarnai, sehingga itu akan menjadi asset bersama. Cita-cita itu ingin banget
diwujudkan suatu saat nanti. Sebuah usaha yang diberi nama MARS 7.
“Reff:
Kitalah Armada masa depan
yang akan mengukir dunia,
raih semua bintang dan tebarkan sinarnya.
Terangi semesta.
Takan dipungkiri nanti kita akan
menjadi tua,
Jangan dibiarkan bergulirnya waktu
Hanya termakan usia,
Tak jelas tujuanya.”
Mereka sadar suatu saat mereka tidak akan
selamanya seperti sekarang yang hanya bisa berpangku tangan kepada orang tua
dan hanya bisa bersenang-senang semata meski tidak sepenuhnya anggota MARS yang
bisa melanjutkan studi kejenjang lebih tinggi nantinya namun mereka akan tetap
selalu memberikan yang terbaik untuk hidupnya dan semua yang ada disekitarnya,
terutama untuk Sekolah tercinta, jadi biar mereka Badung tapi tetep ada yang
bisa dibanggakan suatu saat nanti. Sekarang boleh gak menghasilkan apa-apa, tapi
bukan berarti mereka tidak menyiapkan sesuatu yang begitu hebat untuk hidupnya
masing-masing.
“Lepaskan ragu dan kegalauan
gapailah semua angan mimipimu.
Cerianya hari bila tercipta maha karya
anak manusia ”
Mereka berjanji persahabatan mereka akan selalau
abadi apapun yang terjadi hingga kalo bisa mereka akan memperkenalkan
masing-masing putra-putri mereka biar bisa meneruskan persahabatan MARS 7.
Meski kadang keraguan untuk bisa tetap setia dan percaya akan janji itu, namun
mereka saling menguatkan dan membuat percaya satu sama lain. Dan suatu saat
mereka pasti akan menghasilkan sesuatu yang berharga karena dan untuk
persahabatan MARS 7.
***
“Hanya
waktu yang mampu memahami betapa berat perpisahan ini. Gue sayang loe. Tapi
kita harus lanjutin hidup kita masing-masing. Loe harus percaya kalo apa yang
gue lakuin ini emang yang terbaik buat loe, ” Allan mengusap lembut air mata
yang jatuh membasahi pipi cewe yang ada dihadapanya saat ini. Nisa hampir gak
percaya hari ini adalah hari terakhir dia bertemu dengan Allan. Allan tlah
memutuskan tuk berpisah dan mengakhiri semua hubunganya dengan Nisa. “ Terbaik
apa maksud loe, ” Nisa berusaha tegar. “ Bentar lagi loe mau Ulangan akhir
sekolah yang sangat menentukan kelulusan loe. Loe harus ngelupain gue biar loe
bisa konsen dengan tujuan akhir loe ini.” Ucap Allan pelan. “ Gue jadi makin
gak konsen gara-gara semua ini, ” Nisa pun memelankan nada suaranya. “ Gue
minta loe ngerti. Gue sayang loe, makanya gue lakuin ini buat masa depan loe.
Sorri kalo keputusan ini terkesan spontan. Tapi asal loe tau hal ini gue
pikirin sejak lama. Gue gak mau lagi jadi beban pikiran loe, ” Allan mengecup
kening Nisa. Diapun beranjak. Semua yang terjadi begitu saja, tidak bisa
dimengerti, seolah ada sesuatu yang disembunyikan Allan darinya hingga tega
memutuskan hal yang penting dalam hidup Nisa secara sepihak. Meski tidak
percaya, Nisa berusaha tegar tuk menghapus kesedihan juga air matanya. Memang
tak semudah ia membalikkan telapak tangan tapi biar bagaimanapun juga Nisa akan
menghargai segala keputusan itu dengan lapang dada. “ Butuh waktu semenit buat
sayang sama loe dan entah butuh waktu berapa lama buat ngelupain loe, ” Nisa
membathin dalam dirinya, diapun gak akan lagi mikirin Allan. “ Benar yang Allan
bilang, hidup gue masih panjang dan dia begitu menyayangi gue sampai tega
ninggalin gue kayak gini, “ Dengan tangis yang tersedu Nisa menceritakan akhir
hubunganya pada semua sahabatnya.
Dalam kesendirian kian ia rasakan betapa sebuah
arti ungkapan lama betapa nilai seseorang sangat terasa, justru ketika ia tlah
tiada. Sakit dan penuh sesak dalam jantungnya kian merasuk dalam kalbu, hatinya
tak lagi mampu menerima kehadiran cowo lain dalam waktu sekarang dihatinya dan
entah sampai kapan. “ Semua yang datang
pasti akan pergi. Hanya saja kita gak pernah tau kapan sesuatu yang
hadir dalam hidup kita itu bakalan pergi, saat ini loe lagi diuji Nis, gak ada
yang bisa loe lakuin kecuali pasrah dan mencoba buat ikhlas, ” Rivi mencoba
bijaksana untuk menenangkan hati Nisa yang kini hanya butuh sedikit waktu untuk
terbiasa dengan kesendirianya tanpa Allan. “ Saat loe menghargai keputusan
seseorang yang loe anggap gak adil, maka dialah yang paling mengerti bahwa yang
terakhir adalah yang teradil dan pasti yang terbaik. Tuhan udah takdirkan loe
pisah denganya hari ini. Dan loe harus percaya ini adalah yang terbaik yang
Tuhan berikan buat loe melalui keputusan Allan, ” Ree berfilosof dalam. Semuanya
terdiam. Dalam saat-saat seperti ini ternyata Miss Telat
bisa bersikap dewasa juga!!! (Malaikat jail dalam otak Ree mengedipkan mata
bangga akan apa yang baru saja diucapkan Ree)
. Memang benar kata orang, kalo seseorang akan menjadi dewasa jika dihadapkan
pada suatu masalah. Dan suatu masalah bisa bikin seseorang jadi makin bisa
berpikir dewasa juga.
Nisa memahami bahwa ada yang lebih penting dari
pada menangis untuk Allan, dan diapun bersyukur karena telah memiliki sahabat
yang begitu baik dan selalu setia untuknya, disaat sedih ataupun tertawa. Nisa
mencoba untuk menerima semua ini seperti yang dikatakan Ree ataupun Rivi
padanya, dan akhirnya kisah cintanya dengan Allan benar-benar berakhir.
Mungkin harusnya dia berlari mengejar kepergian
Allan darinya namun itu semua gak ada gunanya karena yang terbaik adalah ketika
dia mau mencoba untuk ikhlas atas kepergian seseorang yang dia sayangi. Lagi pula
Ujian akhir penetu kelulusan sudah hampir dilangsungkan, waktunya untuk konsen
pada hal itu!!! “ Gak akan ada yang lebih terbaik buat gue kecuali mempunyai
sahabat terbaik kayak kalian, “ Nisa mengusap air matanya. Keenam sahabatnyapun
meraih tubuh mungil Nisa.
“Dalam rangka memperingati Ulang tahun RI
pada tanggal 17 agustus, maka diadakan even lomba kelas. Peserta dari kelas
10-12 wajib diikuti, penilaian selama satu minggu.”
“Woouw… Ada lomba kelas man,” Ucap Mono pada Ziki semangat. “ Yaudah, bilang keanak-anak
aja biar semuanya pada nyiapin. Gua bilang ke Rivi yah, biar dia ngeLObi Bu
Lilik. Okey?,” Ziki segera beranjak. Mono menuju kelas memberi pengumuman pada
anak-anak GENESSIS. Tahun lalu kelas ini menjadi juara, dan kali ini mereka
juga akan mengulang prestasi itu.
Selama satu minggu anak-anak GENESSIS dengan
didampingi Ibu Lilik sang wali kelas yang udah jadi Ibu buat semuanya ini
bekerja keras, dari yang mulai Viena mengerjakan desain buat mading super besar
bertema Monas dalam Bendera merah putih dan Hari yang dijadikan mandor buat
pembuatan madding itu, yang lain ikut mengerjakan. Hari ini hari terakhir
pembuatan Mading karena besok sudah akan dinilai. Semuanya, setelah seharian bekerja, diputuskan untuk pulang
dan hanya sebagian saja yang tinggal, Diantaranya adalah anak MARS, Ziki, Dani,
Hari, dan Mono. Gelak tawa mengiringi proses pembuatan Mading itu. Dinie
membawa Sepotong steorofoam untuk
bukti pada kedua orang tuanya bahwa dia memang benar-benar mengerjakan Mading
disekolah sampai Isya’, tingkahnya membuat semuanya tak terasa lelah setelah
bekerja seharian penuh. Arial yang masih setia menunggu Diniepun ikut tertawa
melihat tingkah lucu cewenya itu. “ Entar kalo gak gini, gue dimarahin bonyok
gue donk, ” Begitu ucapnya polos. Dana yang sedari tadi merekam aktivitas
anak-anakpun tidak mau kalah buat ikut nyumbang goresan cat dalam Mading itu.
Setelah hampir selesai, semuanya pulang. Sengaja gak dipasang dulu dibelakang
Dinding kelas seperti desain yang sudah dibuat Viena karena Biar semuanya tahu dulu gimana bentuk Madingnya, lagian juga cat
yang dari tadi dipoles disana-sini belum kering betul jadi dibiarkan dulu. “
MOga ajah kerja keras kita buahin hasil yang diinginkan, Oke??, ” Semua tangan
kreatif itu dikumpulkan menjadi satu dan seraya mengangkat tangan secara
bersamaan, kompak mereka berkata keras, “ YESSSSSSS!!!, ”
Semuanya
sudah sangat terlalu lelah, dan hari ini anak-anak cewe sibuk desain kelas
setelah Mading udah dipasang, banyak banget yang muji hasil karya anak GENESSIS
terutama BuLilik, beliau terlihat yang paling puas melihat hasil karya anak
didiknya. “ Iya, semoga saja kalian yang jadi pemenangnya. Amiin., ” Ibu
anak-anak GENESSIS itu tersenyum sangat manis, senyum yang selalu bikin hati
anak didiknya tenang, damai bagai disyurga, sama seperti melihat senyum Ibu
sendiri. BuLilik begitu sabar mendidik anak-anak 12 IPS-1, itu sebabnya mengapa
beliau sangat disayangi. Beliau merupakan sosok ibu yang begitu sempurna.
Tegas, sabar, cerdas, dan mampu membuat hati gundah menjadi damai. Ibu merupakan
pendengar yang baik, bahkan tiap kali sebelum memulai pelajaran atau
sesudahnya, beliau selalu mempersilahkan siapa saja yang ingin curhat. Jadi gak
ngebosenin banget kalo ada BuLilik, bagi Anak GENESSIS. BuLilik paling gak suka
ma yang namanya binatang katak, gak tau juga kenapa, Ibu juga gak bisa makan
atau minum sesuatu yang asam. Anak didiknya sangat memahami itu semua, karena
BuLilik juga sangat memahami anak didiknya. Kelas ini bagaikan syurga yang
dilengkapi dengan kehadiran seorang Bidadari yang baik hati dan hangat seperti
BuLilik.
Setelah menit demi menit bergulir, tiba juga pada
pengumuman siapa yang menjadi pemenang lomba kelas. Semuanya bersorak gembira
ketika nama kelas 12 IPS-1 disebutkan sebagai juara pertama. Akhirnya, usaha
dan kerja keras anak GENESSIS terbayar mahal. BuLilik diajak untuk merayakanya,
namun karena ada hal tertentu beliau tidak bisa ikut. Namun, beliau mengizinkan
anak didiknya merayakanya asal jangan bikin gaduh.
Setelah
dirapatkan, merekapun memutuskan untuk merayakanya dirumah Dana, karena disana
ada Pantai. Jadi bisa seru. Merekapun
melanjutkanya dengan bakar-bakar dirumah Dana. Hari itu menjadi hari yang
sangat indah dan tak terlupakan!!!
Oh, Tuhan… Begitu indah persahabatan diantara anak
GENESSIS. Gelak chanda dan tawa tak henti mereka alunkan dalam kebersamaan,
setelah itu semuanya menuju pantai yang jaraknya hanya beberapa langkah dari
rumah Dana.
Disana, bagaikan syurga kedua setelah kelas,
mereka saling berlari kesana kemari. Indah
banget seindah biru laut yang menjadi saksi bisu atas kebersamaan mereka, semua
tentang MARS 7 & GENESSIS...
Seperti
biasa, setiap momen terindah pasti akan terekam oleh anak-anak GENESSIS. Dalam
momen kali ini, Ievah yang akrab disapa Mincek ini yang merekam setiap
kebersamaan anak GENESSIS dalam pantai yang biru ini. Semua yang terjadi dan
masih terekam jelas dalam memori masing-masing anak manusia yang tergabung
dalam kelas 12 ips-1 ini menjadi sebuah keindahan yang tak dapat ternilai
harganya. Melebihi apapun yang ada disekitar mereka.
Lebih dari sebuah mega merah yang orang bilang
indah, lebih, lebih, dan lebih dari semua keindahan yang ada. Mungkin inilah
arti dari sebuah persahabatan yang begitu kental akan kesetiaan
dan kebersamaanya, semua yang selalu menghantui _aying putih abu-abu yang tak
mampu begitu saja terbuang oleh sebuah momen indah yang lain. Masa yang paling
indah, masa-masa disekolah!!!
***
Masih
tentang persahabatan ketujuh anak manusia yang kian beranjak dewasa dalam
setiap perjalanan dimasa putih abu-abu yang menjadi masa terindah.
Viena
terdiam dalam lamunan panjangnya, setiap hela nafasnya mulai tak berhembus
nyaman seperti biasanya, ada sesuatu yang mengganggu pikiran hingga mengusik
hatinya yang begitu polos. Aroma kesejukan setelah hujan mengguyur kotanya
masih terasa, menusuk hidung. Segar dan serasa terbebas dari polusi, lain dari
hari biasanya. Tak dapat diibaratkan apa yang ada dalam hatinya saat ini, tak
semudah melukis bunga ataupun langit dengan bintang yang berkelip.. Viena sama
sekali tidak memahami apa yang sedang bersarang dalam hatinya. Buram seburam
warna hitam yang tergores disekitar kanvasnya…
Semua
bermula dari sebuah pertemuan secara tidak sengaja dengan seseorang yang bernama Ichal. Saat itu, dia dan teman-teman
SMPnya mengadakan reuni dan Ichal dimintai tolong buat nemenin Viena yang
kebetulan gak ada temen waktu itu. Berawal dari pertemuan itu, semakin hari
hubungan diantara keduanya semakin baik, hingga suatu ketika tiba pada saat
Ichal mengungkapkan isi hatinya pada Viena, hingga kian terkuak kebenaran bahwa
sebenarnya Ichal memendam rasa pada cewe berkulit putih yang kebetulan menjadi
kakak kelas beda satu tahun denganya itu. Spontan, Viena menjadi tak setenang
seperti biasanya. Kebaikan Ichal selama ini tidak pernah ia artikan sebagai
ungkapan cinta yang terpendam, Viena gak tau harus bagaimana menghadapi Ichal
setelah ia tau rasa Ichal yang sesungguhnya terhadap dirinya. Viena menjadi
berbeda, suka gak konsentrasi dan susah dapet inspirasi lagi, lukisanya tak
terlihat seindah biasanya. Dalam kebingunganya itu, dia mencoba untuk tetap
konsisten agar dia mampu menemukan jawaban atas segala tanya tentang rasanya
pada Ichal, sebenarnya apa. Semakin ia berusaha mencari, semakin ia tak temukan
jawabnya.
Hari-hari
bersama Ichal, tidak terasa istimewa. Jantung dan aliran darahnya tak
menunjukkan sesuatu yang berbeda ketika ia bersama Ichal, semuanya terasa datar
dan biasa ajah!!! Namun perhatian Ichal terhadapnya memaksa Viena untuk semakin
ingin tau apa yang sedang ia rasakan pada Ichal. “ Cinta tuh gak bisa ditebak,
cinta gak bisa dipaksa, yang penting loe jangan pernah dustain hati loe
sendiri!!!, ” Ucap Ree pelan. “ Aku juga gak tau, kenapa rasaku ma Ichal biasa
ajah. Justru aku ngerasa risih setelah tau perasaan Ichal ma aku, ” Viena berkata
polos. “ Kejujuran dalam hati gak bisa didustai dengan keterpaksaan, kalo loe
gak yakin loe gak usah bilang ‘ iya ’ ma dia. Loe yang bisa rasain semua itu,
loe tau yang terbaik buat loe. Kita Cuma bisa berharap dan tetep mendo’akan
yang terbaik buat loe, ” Ree melanjutkan. Sepertinya Ree juga ingin mengatakan
semua itu pada dirinya sendiri. Karena sebenarnya apa yang Viena rasakan saat
ini juga lagi dirasakan Ree yang mulai makin gak yakin ma perasaanya pada Arie,
dia juga sama tak merasakan getaran apapun saat bersama dengan Arie. “ Trus,
aku harus ngapain?, ” Viena memandang lurus kearah keenam sahabatnya. “ Jangan
pernah bahagiakan orang lain kalo loe sendiri gak bahagia, ” Ree berkata
semakin lirih. Kelima sahabatnya tak memahami arah pembicaraan kedua sahabatnya
itu. Mungkin karena yang merasakan dilema itu hanya Ree dan Viena. Jadi Cuma
mereka berdua yang paham arah pembicaraa ini. “ So, loe nerima Ichal pa gak Vien??,
” Ucap Niken memastikan.
“Dia baik sama loe, tiap hari dia selalu nemenin
loe kemana ajah, gue rasa loe cocok sama dia. Masa loe mau ngelepasin emas
didepan mata loe sih, ” Dinie menyenggol Viena sambil melirik kompak kearah
Niken. “ Iyah, loe terima ajah kali…” Sophy semangat. “
Tul!!!, ” Nisa gak mau kalah. “ Gue tau loe masih bingung. Bener kata Ree, loe
jangan bahagiakan orang lain kalo loe sendiri ternyata gak bahagia. Cowo baik
banyak diluaran sana, tapi cowo yang bener-bener kita cintai pasti itulah yang
terbaik, ” Rivi mulai menangkap arah pembicaraan Ree dan Viena. Viena terdiam,
baru kali ini dia dilema karena cinta. “Cinta
itu, loe yang rasa… loe tau yang terbaik buat loe. Dan satu hal yang harus loe
tau, apapun keputusan loe, pasti kita akan
dukung!!! Karena kita, sayang sama loe. Kita Cuma pengen yang terbaik buat
loe., ” Ucap Ree dewasa.
“ Tapi Ichal kan gag jelek-jelek amat!!!, ” Dinie
berkomentar lagi. “ Huum, tajir pula., ” Niken menyahut cepat. “ SEtuju!!!, ”
Sophy dan Nisa kompak.
“ Kita
percaya sama loe!!!, ” Rivi menepuk bahu Viena pelan. Viena memandang Ree penuh
arti, Ree tersenyum manis seperti mengiyakan ucapan Rivi. Sementara Dinie,
Niken, Sophy, dan Nisa garuk-garuk kepala gak ngerti maksud Rivi dan Ree.
Hari bergulir, kini semua keraguan Viena terhadap
rasanya pada Ichal makin terjawab. Dia selalu mengingat pesan Rivi dan Ree yang
mengatakan bahwa, “ Jangan pernah dustai
perasaan hanya untuk membahagiakan orang lain sementara kita sendiri tidak
bahagia. Malah itu akan semakin membuat semuanya bersedih pada akhirnya, ” Viena mulai menggoreskan warna merah pada
kanvas putihnya, dia sangat yakin memadukan warna-warna dalam lukisanya,
seyakin untuk memberi jawaban terhadap hatinya juga hati Ichal atas rasa yang
menghantui mereka. Viena berjanji akan menyelesaikan semuanya pada saat hari
ulang tahunya yang ke 17 tahun. Bentar lagi Viena ultah, dan dia ingin kado
terbaik untuk dirinya tahun ini adalah terselesaikanya semua masalah dengan
hati dan perasaanya terhadap Ichal. Dan diapun tak ingin lagi membebani hati
Ichal dengan terus menyuruh menunggu kepastian itu.
***
♪“Aku kan menghilang dalam pekat malam, lepas
kumelayang… Biarlah kubertanya pada bintang-bintang tentang arti kita, dalam
mimpi yang sempurna, “♪
Zafran
menyanyikan lagu peterpan untuk Sophy, dia seolah ingin menunjukkan betapa ia
inginkan jawaban dari Sophy atas segala rasa yang telah ia ungkapkan waktu itu
padanya. Sophy juga merasa bahwa maksud dari lagu itu adalah bahwa Zafran inginkan jawaban itu. Sudah hampir
satu bulan dia menunggu jawaban dari Sophy, selama itu pula Zafran selalu tidak
lelah untuk meyakinkan betapa sesungguhnya ia sangat menyayangi cewe yang lagi
duduk disampingnya itu. Dibawah Bulan yang indah, mereka duduk berdua menikmati
kuasa alam yang begitu indah pada malam hari. “ Kenapa yah, kog gue deg-degan gini sih
dideket Zafran,” Ucap Sophy dalam
bathin. “ Ech, tau gak. Sepupu tunggal gue udah punya cewe lho!!! Rese dia
duluin gue, abangnya., ” Ucapan Zafran bagai petir ditengah malam yang cerah
nan indah saat ini dihati Sophy.
“Oh yah,
siapa cewe beruntung itu?, ” Sophy berusaha menenangkan hatinya. “ Sama temen
sekelasnya, yaudahlah gak apa-apa! Moga ajah kali ini terbaik dan bisa awet., ”
Zafran begitu jujur, Sophy seperti ingin pingsan mendengar berita itu. Tapi
dilain sisi Sophy lega, akhirnya dia tau untuk siapa sebenarnya hati Uncha.
Meski harus merelakan kalo hati Uncha bukan untuknya. “ Yaudah yuk, kita
nyanyi-nyanyi lagi. Loe mau lagu apa? Kali ini boleh request. Okay?, ” Zafran benar-benar tidak bisa membaca apa yang
lagi ada dalam hati Sophy saat ini, betapa hancur ulu hatinya. Tapi untung ajah
Zafran tidak tau, andai saja dia tau, mungkin malam ini akan ada dua orang yang terluka dalam
waktu dan tempat yang bersamaan.
“ Apa ajah yang penting keren, ” Sophy tersenyum
kecil walau sedikit maksa.:-(
Hari-hari
Sophy kian gak asyik dirasanya, setelah dia tau Uncha dah punya cewe sepertinya
dia udah gak ada selera buat hidup lagi. Cewe yang satu ini keliatan beda dari
biasanya. Muram dan asam terus bawaanya. “ Loe ada masalah apa, kenapa
akhir-akhir ini loe kayak mati gaya gitu sih…, ” Dinie menyerbu Sophy dengan
pertanyaan. “ Iyah, loe jadi gak doyan makan. Jangan bilang kalo loe lagi diet
yah. Gue orang pertama yang nggak akan percaya,
dan gak akan pernah percaya, hehehehehe…”
Niken ngajakin bechanda. Sophy tersenyum juga akhirnya, meski Cuma tipis. “
Kenapa sih, cerita dOnk!!!, “ Nisa mendesak. “ Uncha dah punya cewe guys, ” Sophy menjawab linglung. “ HaA??
Siapa cewenya? Anak mana?, ” Lagi-lagi Dinie nodong berantai pertanyaan. “Temen
sekelasnya sendiri katanya, ” Sophy tak banyak bicara. “ LOe dikasih tau siapa?
Jangan-jangan Cuma gossip doank!!!, ” Viena menimpali. “ Gue yakin, yang bilang
ke gue abang sepupunya sendiri!!!, ” Sophy meyakinkan yang lain. “Maksudnya
Zafran???, ” Rivi menyahut cepat. Sophy mengangguk pasti.
“ So, udah clear
kan?, ” Ree berkata cepat. “ Kogh bisa?, ” Niken menimpali. “ Jadi Sophy bisa
focus ma Zafran. Soalnya sekarang udah jelas kalo Uncha dah punya cewe. Jadi
loe gag usah khawatirin rasa loe ke Uncha lagikan?, ” Ucap Ree bersemangat. “
Tapi, gue gag ada rasa sama Zafran. Gue cintanya sama Uncha!!!, ” Sophy
merengek. “ Kalo Unchanya dah punya cewe tyus gimana donkKK?, ” Ucap Dinie
memancing Sophy. “ Yaudah, mau diapain lagi. Dilupain ajah. Gak ada rotan
akarpun jadi. Gak ada Uncha, Zafranpun jadi yah gak??, ” Rivi tersenyum. “ Hush, loe gimana sih!!! Orang lagi patah
hati gini malah dibencandain, ” Niken mengelus rambut Sophy. “ Loe yakin, sama
sekali gak ada rasa ma Zafran?, ” Ree memastikan. “ Sedikit. 1,90% doank!!!, ”
Ucap Sophy sambil menyentuh ujung kuku.
“ Bego loe, itu namanya loe juga ada rasa sama
Zafran. Walopun dikit, entar kalo udah lama pasti jadi banyak!!!, “ Ree berkata
terlonjak. “ Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit!!! Itu peribahasanya…, ”
Viena menimpali dengan ekspresi polosnya. “Pinterrrrrr!!! Tumben chayanKKK, gak
loading lama!!! Bhahahahahaha…, ” Nisa merangkul Viena spontan.
Semuanya tertawa, Sophy juga sudah bisa tertawa
lepas sekarang. “ So, loe maukan nyoba buat ningkatin rasa loe ma Zafran??, ”
Rivi memastikan. Sophy terdiam.
“Kasih dia kesempatan. Loe juga gak usah sedih
berlarut-larut. Mungkin Uncha bukan jodoh loe!!! Zafran jauh lebih bisa jagain
loe. Selama ini diakan yang temenin loe, bukan Uncha., ” Ucap Niken menggebu. “ Iyah, gue setujuh banget!!!, ”
Dinie menimpali. “ Jangan bilang gak, kalo loe belum nyoba!!!, ” Ree berkata
cepat. “ Ok deh!!!:-), ” Sophy mengusap air mata dan mengacungkan jempolnya
pasti. “ Naaaahh, gitu donkkKK chayankKKK!!!, ” Ucap Rivi sambil merangkul
Sophy.
“ Halloooooooo Viena chayaaaaaaankKKK, Happy
Birthday yah!!!!, ” Suara
keenam sahabat yang sangat dikenal Viena terdengar renyah dan kompak dibalik
gagang telephon rumahnya. Viena tersenyum, senang bercampur terharu karena
sahabat-sahabatnya tidak melupakan hari terpenting baginya itu. “ Makasih yah
temen-temen.., ” Ucap Viena bergetar. Terharu menahan tangis. “ Cepetan
berangkat sekolah yah, banyak hadiah neh buat loe!!!” Niken menyambar. “ Iyah,
loe pasti seneng banget deh!!!, ” Nisa menimpali. “ Gak bakalan loe lupain
pokoknya!!!!, ” Ree gak mau kalah. “ SurprizEEE
bwanget pokoknya, rugi kalo gak cepetan kesekolah!!!, ”Dinie menyahut juga
dibelakang. “ So sweet pokoknya,
semanis cinta gue sama loe. Wakakakakkkk….”
Sophy terdengar paling renyah. “ Udah, pokonya cepetan berangkat yah, kita
tunggu kehadiran loe!!!” Rivi mengakhiri pembicaraan mereka ditelefon.
Seperti
biasa, tradisi anak GENESSIS, tiap yang lagi ultah pasti bakalan dikasih kado termanis semanis kecap dan zat pewarna lainya
yang bakalan disiramin buat yang lagi Ultah, gak lupa juga ngerjain habis-habisan
sepanjang hari orang yang lagi ultah itu, pokoknya bener kayak yang dibilang
sama Ree tadi, gak bakalan terlupakan siksaanya, hehehehehe…
Ternyata
benar, sepanjang hari itu, Viena dapat siksaan yang bertubi-tubi dari
anak-anak. Sampai-sampai pulangnya basah kuyup plus baunya bener-bener gak
keruan bercampur aduk jadi satu. Tapi Ichal tetap setia dan menerima Viena apa
adanya. Dalam keadaan Viena yang gak karu-karuan kayak gitu Ichal masih
bersedia mengantarkan Tuan putrinya itu pulang. Pokoknya hari ini seru banget,
dari pelajarn pertama, Viena udah dikerjain habis-habisan ma BuLilik wali kelas
GENESSIS yang sangat perduli pada setiap even ulang tahun anak didiknya satu
persatu. Dilanjut lagi seharian penuh Viena dicuekin mampus-mapusan ma
anak-anak GENESSIS, dan yang terakhir waktu pulang sekolah disiram 7rupa mata air
dengan berbagai pewarna dan aroma yang gak enak banget!!! Hemmm. Kebyang
kan, giman kacaunya Viena hari itu. Hehehe… Resiko buat anak yang lagi ulang
tahun. Gitu tuh, kalo anak GENESSIS. Gila-gilaan banget kalo ngerjain anak.
Malam ini,
Ichal memesan tempat buat merayakan hari ulang tahun Viena berdua saja. Setelah
seharian penuh merayakan bareng temen-temenya. Dan mala mini malam yang tepat
untuk bagi Viena untuk memberikan jawaban atas segala rasa yang telah
diungkapkan Ichal beberapa bulan yang lalu padanya seperti janji Viena pada
dirinya sendiri waktu itu. “ Happy Birthday yah Vien, ” Ucap Ichal tulus tanpa
pamrih. “ Terima kasih Chal, ” Viena yang malam itu terlihat sangat anggun dan
cantik tersenyum. Indah banget, bisik Ichal dalam hati. “ Sebelumnya, aku minta
maaf sama kamu Chal., ” Viena memberanikan diri untuk mulai membuka
pembicaraan. Ichal terdiam, dia memperhatikan setiap apa yang dikatakan Viena.
“ Aku tau, selama ini aku udah salah ngebiarin kamu terus nunggu jawaban dari
aku tanpa aku kasih kesempatan sedikitpun buat kamu tau apa yang ada dihatiku
untuk hatimu. Dan aku rasa malam ini adalah saat yang tepat buat kamu tau
semuanya, Chal. Aku ngerasa seneng banget bisa selalu kamu temenin, sejak saat
itu hingga sekarang. Aku tau kamu tulus buat nglakuin itu semua, terlepas dari
kamu sebenarnya sayang aku atau tidak, karena aku tau kamu emang orang yang
baik. Bukan Cuma aku yang bilang, semua sahabatku juga mengatakan itu. Tapi aku
mungkin bukan yang terbaik buat kamu Chal, karena aku gak bisa ngebales rasa
kamu buat aku,
Terima kasih buat waktu yang kamu beri padaku
selama ini, tapi sepanjang waktu yang kamu beri buat aku itu ternyata gak
ngerubah apapun yang ada dalam hatiku untuk hatimu, dari dulu hingga sekarang,
rasaku padamu tetap sama. Aku hanya bisa menyayangimu sekedar sebagai sahabat,
gak bisa lebih dan aku janji gak akan aku kurangin sedikitpun buat kamu. Kamu
bisa dapatkan yang jauh lebih baik dari aku. Aku percaya itu. Jujur aku nyaman
ada dideket kamu, tapi balik lagi Chal, rasa nyaman itu gak lebih seperti apa
yang aku rasakan ketika aku bareng dana ada dideket MARS 7 ataupun anak-anak
GENESSIS lainya. Makasih banget buat sayang yang kamu beri untukku, dan makasih
banget buat semua yang udah kamu beri buat aku. Waktu, perhatian, dan rasa
sayang…! Aku percaya, hubungan kita kan jauh lebih indah tanpa cinta. Tapi
cukup dengan persahabatan aja!!!, “ Viena berbicara panjang lebar dan akhirnya
Ichalpun bisa mengerti dan mencoba ikhlas buat melepaskan pujaan hatinya yang
telah memilih jalan lain. Setidaknya, Ichal lega karena dia sudah tidak lagi
harus menyembunyikan rasanya untuk Viena. “ Gue tau, dan maaf kalo selama ini
persaan gue ke loe jadi beban pikiran loe. LOe yang terbaik yang pernah gue
kenal. Tapi gue hargai keputusan loe Vien. Makasih udah ngasih jawaban ini, dan
gue pasti akan sangat bahagia ada dideket loe, meski tanpa cinta itu…So, izinin
gue tetep dampingin loe. Sebagai sahabat!!!, ” Ichal mengenggam erat tangan
Viena. Ichal tersenyum lega melihat Viena mengangguk tanda ‘ iya ’ atas
permintaanya.
Setelah
semuanya selesai ternyata emank bener-bener lega rasanya, Vienapun bisa leluasa
untuk berkarya lagi. Dan mungkin memang masih belum waktunya Viena merasakan
indahnya jatuh cinta. Bahkan di sweet 17-nya. Viena masih enjoy dengan hobi dan
lebih bahagia bersama sahabat-sahabatnya. To be continue...
prekethek tha...
BalasHapusHAHAHAHAaaa... opHo seH... bErisiK!!!
BalasHapus