Rabu, 18 April 2012

materi MPK ZieyH:-)


Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal Communication)

May 04, 2009 24 Comments by lusa


Definisi KAP
KAP adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
Komunikasi Interpersonal (KIP) adalah interaksi orang ke orang, dua arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau antar individu di dalam kelompok kecil (Febrina, 2008).
KIP Antara Dua Orang adalah komunikasi dari seseorang ke orang lain, dua arah interaksi verbal dan nonverbal yang menyangkut saling berbagi informasi dan perasaan.
KIP Antara Tiga Orang/ lebih, menyangkut komunikasi dari orang ke beberapa oarng lain (kelompok kecil). Masing-masing anggota menyadari keberadaan anggota lain, memiliki minat yang sama dan/atau bekerja untuk suatu tujuan.
Pendekatan KAP
Tiga pendekatan utama tentang pemikiran KAP berdasarkan:
  1. Komponen-komponen utama.
  2. Hubungan diadik.
  3. Pengembangan
Komponen-Komponen Utama
Bittner (1985:10) menerangkan KAP berlangsung, bila pengirim menyampaikan informasi berupa kata-kata kepada penerima dengan menggunakan medium suara manusia (human voice).
Menurut Barnlund (dikutip dalam Alo Liliweri: 1991), ciri-ciri mengenali KAP sebagai berikut:
  1. Bersifat spontan.
  2. Tidak berstruktur.
  3. Kebetulan.
  4. Tidak mengejar tujuan yang direncanakan.
  5. Identitas keanggotaan tidak jelas.
  6. Terjadi sambil lalu.
Hubungan Diadik
Hubungan diadik mengartikan KAP sebagai komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang mempunyai hubungan mantap dan jelas.
Untuk memahami perilaku seseorang, harus mengikutsertakan paling tidak dua orang peserta dalam situasi bersama (Laing, Phillipson, dan Lee (1991:117).
Trenholm dan Jensen (1995:26) mendefinisikan KAP sebagai komunikasi antara dua orang yang berlangsung secara tatap muka (komunikasi diadik). Sifat komunikasi ini adalah:
  1. Spontan dan informal.
  2. Saling menerima feedback secara maksimal.
  3. Partisipan berperan fleksibel.
Trenholm dan Jensen (1995:227-228) mengatakan tipikal pola interaksi dalam keluarga menunjukkan jaringan komunikasi.
Pengembangan
KAP dapat dilihat dari dua sisi sebagai perkembangan dari komunikasi impersonal dan komunikasi pribadi atau intim. Oleh karena itu, derajat KAP berpengaruh terhadap keluasan dan kedalaman informasi sehingga merubah sikap.
Pendapat Berald Miller dan M. Steinberg (1998: 274), pandangan developmental tentang semakin banyak komunikator mengetahui satu sama lain, maka semakin banyak karakter antar pribadi yang terbawa dalam komunikasi tersebut.
Edna Rogers (2002: 1), mengemukakan pendekatan hubungan dalam menganalisis proses KAP mengasumsikan bahwa KAP membentuk struktur sosial yang diciptakan melalui proses komunikasi.
Ciri-ciri KAP menurut Rogers adalah:
  1. Arus pesan dua arah.
  2. Konteks komunikasi dua arah.
  3. Tingkat umpan balik tinggi.
  4. Kemampuan mengatasi selektivitas tinggi.
  5. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat.
  6. Efek yang terjadi perubahan sikap.
Efektifitas KAP
KAP merupakan komunikasi paling efektif untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang.
Menurut Kumar (2000: 121-122), lima ciri efektifitas KAP sebagai berikut:
  1. Keterbukaan (openess).
  2. Empati (empathy).
  3. Dukungan (supportiveness).
  4. Rasa positif (positiveness).
  5. Kesetaraan (equality).
Feedback yang diperoleh dalam KAP berupa feedback positif, negatif dan netral. Prinsip mendasar dalam komunikasi manusia berupa penerusan gagasan.
David Berlo (1997:172) mengembangkan konsep empati menjadi teori komunikasi. Empat tingkat ketergantungan komunikasi adalah:
  1. Peserta komunikasi memilih pasangan sesuai dirinya.
  2. Tanggapan yang diharapkan berupa umpan balik.
  3. Individu mempunyai kemampuan untuk menanggapi, mengantisipasi bagaimana merespon informasi, serta mengembangkan harapan-harapan tingkah laku partisipan komunikasi.
  4. Terjadi pergantian peran untuk mencapai kesamaan pengalaman dalam perilaku empati.
Berlo membagi teori empati menjadi dua:
  1. Teori Penyimpulan (inference theory), orang dapat mengamati atau mengidentifikasi perilakunya sendiri.
  2. Teori Pengambilan Peran (role taking theory), seseorang harus lebih dulu mengenal dan mengerti perilaku orang lain.
  1. Kelayakan (decentering).
  2. Pengambilan peran (role taking).
  3. Empati komuniksi (empathic communication).
Kelayakan (decentering)
Bagaimana individu memusatkan perhatian kepada orang lain dan mempertimbangkan apa yang dipikirkan dan dikatakan orang lain tersebut.
Pengambilan peran (role taking)
Mengidentifikasikan orang lain ke dalam dirinya, menyentuh kesadaran diri melalui orang lain.
Tingkatan dalam pengambilan peran:
  1. Tingkatan budaya (cultural level), mendasarkan keseluruhan karakteristik dari norma dan nilai masyarakat.
  2. Tingkatan sosiologis (sociological level), mendasarkan pada asumsi sebagian kelompok budaya.
  3. Tingkatan psikologis (psycological level), mendasarkan pada apa yang dialami oleh individu.
Empati komunikasi meliputi penyampaian perasaan, kejadian, persepsi atau proses yang menyatakan tidak langsung perubahan sikap/perilaku penerima.
Blumer mengembangkan pemikiran Mead melalui pokok pikiran interaksionisme simbolik yaitu “Manusia bertindak (act) terhadap sesuatu (thing) atas dasar makna (meaning) yang dipunyai objek tersebut bagi dirinya.
Kesimpulan
Komunikasi memberikan bimbingan kepada peserta komunikasi untuk saling berbagi asumsi, perspektif dan pengertian mengenai informasi yang dibicarakan untuk memudahkan proses empati.
Referensi

Febrina. 2008. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling). diposting tanggal 8 Februari: 19.41 WIB.
Prakosa, A. 2007. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi. diposting Jumat, 7 Desember: 20.06 WIB.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo.

Kata Kunci

komunikasi antar pribadi, komunikasi interpersonal, teori komunikasi interpersonal, komunikasi antarpribadi, teori komunikasi antar pribadi, komunikasi antar manusia, komponen komunikasi antar pribadi, komunikasi antar personal, pengertian komunikasi antar pribadi, komunikasi diadik, definisi komunikasi antar pribadi, komunikasi antar pribadi adalah, interpersonal communication, definisi komunikasi interpersonal, budaya dalam komunikasi interpersonal, komunikasi pribadi, teori komunikasi antar personal, komunikasi interpersonal adalah, komunikator, ciri-ciri komunikasi antar pribadi, diadik, komunikasi antar individu, empati dalam komunikasi, pengertian role taking, contoh komunikasi diadik.



Hubungan CMC dengan Tiga Model Komunikasi (Intrapersonal, Interpersonal, Hyperpersonal)

undefined undefined
NAMA : LARAS MAHARANI
NIM : F1C009004
JURUSAN: ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Computer-Mediated Komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa CMC dapat menyebabkan banyak perubahan dalam cara orang berkomunikasi satu sama lain dan dapat mempengaruhi pola komunikasi dalam jaringan sosial seperti facebook, twitter, dll yang sekarang ini banyak digunakan oleh orang-orang untuk berkomunikasi. Dengan kata lain, CMC menyebabkan dampak sosial. Rice & Gattiker (2001) menyatakan bahwa CMC berbeda dari komunikasi tatap muka. CMC membatasi tingkat sinkronisitas interaksi yang dapat menyebabkan penurunan interaktivitas. Selain itu, CMC dapat mengatasi dependensi ruang dan waktu. Bersama dengan argument ini penggunaan secara keseluruhan menggunakan hasil CMC di beberapa perbedaan dengan komunikasi tatap muka.
b. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dan karakteristik CMC?
2. Apa definisi secara lengkap mengenai komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, dan komunikasi hyperpersonal?
3. Bagaimana hubungan CMC dengan ketiga teori komunikasi tersebut?






BAB II
PEMBAHASAN

Computer-mediated Communication (CMC) didefinisikan sebagai suatu transaksi komunikasi yang terjadi melalui penggunaan dua atau lebih komputer jaringan. Penelitian CMC berfokus terutama pada dampak sosial yang berbeda yang didukung teknologi komunikasi komputer. Banyak studi baru-baru ini melibatkan internet berbasis jaringan sosial yang didukung oleh perangkat lunak sosial.
Berbagai bidang studi fenomena dari ahli yang dapat dijelaskan di bawah payung istilah CMC. Misalnya, banyak mengambil ‘PSIKOLOGI KOMUNIKASI’ pendekatan CMC dengan melihat bagaimana manusia menggunakan "komputer" (atau media digital ) untuk mengelola interaksi interpersonal, jejak bentuk, membentuk, dan mempertahankan hubungan. Studi-studi ini sering difokuskan pada perbedaan antara online dan interaksi offline, meskipun penelitian kontemporer bergerak ke arah pandangan bahwa CMC harus dipelajari sebagaimana tertanam dalam kehidupan sehari-hari.
Cara manusia berkomunikasi dengan profesional, sosial, dan lingkungan pendidikan sangat bervariasi, tidak hanya tergantung pada lingkungan tetapi juga metode komunikasi di mana komunikasi terjadi.
Salah satu bentuk populer CMC adalah e-mail. Selain itu weblog (blog) juga menjadi popular yang semakin baik memungkinkan pengguna untuk setiap "menjadi publisher mereka sendiri".

a. Komunikasi Intrapersonal
Dalam komunikasi intrapersonal, setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya, maka dalam ilmu komunikasi, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Words don’t mean, people mean. Kata-kata tidak mempunyai makna, oranglah yang memberi makna.

Komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli. Persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berfikir adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.
Apabila kita tarik benang merah antara komunikasi intrapersonal dengan teori CMC, dari segi persepsi, kita dapat mengambil contoh kasus seperti ini: ketika seseorang sedang berkomunikasi dengan seorang yang tak dikenalnya melalui dunia maya/internet seperti yahoo messenger dan windows live messenger, seseorang itu dapat membuat sebuah persepsi mengenai lawan bicaranya dari segi tata bahasa, model tulisan, isi pembicaraan, dll. Apabila lawan bicaranya cerdas, asik, dan nyambung, maka terbentuklah komunikasi yang efektif. Akan tetapi apabila lawan bicaranya terlalu berlebihan dan tidak nyambung, pasti komunikasi tidak akan berjalan secara baik.

b. Komunikasi Interpersonal
Kita dapat memahami makna atau pengertian dari komunikasi interpersonal dengan
mudah jika sebelumnya kita sudah memahami makna atau pengertian dari komunikasi intrapersonal. Seperti menganonimkan saja, komunikasi intrapersonal dapat diartikan sebagai penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri. Jadi dapat diartikan bahwa komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan.
Menurut Drs. Jalaluddin Rahmat, M.Sc. lewat bukunya yang berjudul Psikologi
Komunikasi, beliau menjelaskan tentang sistem dalam komunikasi interpersonal, seperti:
• Persepsi Interpersonal
• Konsep Diri
• Atraksi Interpersonal
• Hubungan Interpersonal.
• Dalam tulisan ini, Tim Penulis hanya menjelaskan point hubungan interpersonalnya saja. Karena Tim Penulis beranggapan, pembahasannya terlalu rumit dan dianggap dalam point hubungan interpersonal pembahasannya jelas sehingga mudah dimengerti.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Anita Taylor mengatakan Komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Jadi, untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi.
CMC merupakan salah satu sumber dalam meningkatkan kualitas komunikasi. Apalagi komunikasi interpersonal semakin berkembang dengan adanya internet. Salah satu contoh kasus sebagai berikut: Suatu hari dua orang yang berasal dari Sumatera dan Maluku bertemu secara face-to-face, lalu mereka memutuskan untuk bertukar alamat e-mail masing-masing demi terus menjaga kelangsungan komunikasi keduanya. Lewat internet, mereka tetap bisa berkomunikasi walaupun jarak jauh. Dari kasus diatas, diawali dari komunikasi interpersonal, dua orang tersebut dapat mengembangkan komunikasi melalui CMC.

c. Komunikasi Hyperpersonal
Dalam beberapa kasus, tingkat kasih sayang dan emosi yang berkembang melalui hubungan CMC dapat sama atau melampaui-to-face hubungan muka. Walther (1996) menyebut fenomena ini komunikasi hyperpersonal. Hyperpersonal CMC terjadi ketika CMC “sosial lebih diinginkan daripada kita cenderung mengalami di {FTF paralel Face-to-Face interaksi}”
Walther (1996) menunjukkan bahwa empat perbedaan terkait unsur-unsur pengaruh CMC Hyperpersonal. Ini termasuk penerima, pengirim, saluran asynchronous komunikasi, dan umpan balik. Kadang-kadang, penerima pesan CMC akan mengembang persepsi mereka atau model mental tentang mitra online. Kurangnya face-to-face bersama isyarat sosial yang halus dipertukarkan melalui pesan. Akibatnya, penerima pesan CMC akan menciptakan kesan stereotip dan ideal dari orang lain. Interpretasi ini ideal dari orang lain berkontribusi untuk komunikasi hyperpersonal.
Selain itu, pengirim pesan CMC dapat terlibat dalam presentasi selektif diri. Dengan penghapusan penampilan fisik dan atribut vocal, CMC memungkinkan pengguna computer untuk mencerminkan, mengedit, pilih informasi, dan isyarat ditransmisikan ke penerima. Akibatnya, komunikator CMC berhati-hati dalam bagaimana mereka menampilkan diri. Selektif presentasi diri dalam bekerja lebih baik di CMC karena salah satu memiliki waktu untuk mempersiapkan dan mencerminkan sebelum mengirim pesan. Sebaliknya, CMC sinkron membutuhkan jawaban segera dari para peserta, sehingga lebih sulit untuk mengedit dan menyempurnakan pesan.
Ketika komunikasi tidak memerlukan orang untuk berpartisipasi pada saat yang sama, individu dapat berhubungan pada waktu internal yang nyaman. Sebagai contoh, e-mail menghilangkan kebutuhan untuk tag telepon dan berhubungan dengan seseorang pada waktu tertentu pula. Komunikator dapat berkonsentrasi pada tugas sosial dan dimensi komunikasi karena waktu yang dihabiskan tidak mengambil waktu yang lain. Akibatnya, beberapa peneliti telah menyarankan bahwa sifat asynchronous CMC membuat metode yang lebih baik komunikasi daripada interaksi face-to-face karena konstruksi pesan lebih disengaja.
Umpan balik merupakan elemen penting dalam CMC, dan kurangnya isyarat sosial dapat meningkatkan arti penting dalam pertukaran komunikasi. Tanpa umpan balik, CMC berakhir karena pengirim dan penerima harus memiliki konfirmasi perilaku dalam proses komunikasi. Selain itu, media dengan saluran komunikasi terbatas dapat menjunjung tinggi penerima interpretasi dari sebuah pesan. CMC dapat menghasilkan umpan balik intensif karena secara selektif pesan yang dikirim dan diterima secara selektif sering dipahami sebagai umpan balik positif.
Kurangnya isyarat sosial dikombinasikan dengan pertukaran interaktif pesan dapat menyebabkan pembentukan kesan positif. Umpan balik yang terjadi melalui pertukaran pesan interaktif, adalah karakteristik utama dari CMC Hyperpersonal.



BAB III
KESIMPULAN

Computer-Mediated Komunikasi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. CMC diperiksa dan dibandingkan dengan media komunikasi lain melalui sejumlah aspek yang dianggap universal untuk semua bentuk teori komunikasi, termasuk komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, dan komunikasi hyperpersonal. Namun itu semua tidak terbatas pada sinkronisitas, kegigihan atau “recordability", dan anonimitas. Dalam komunikasi intrapersonal, setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya, maka dalam ilmu komunikasi, pesan diberi makna berlainan oleh orang yang berbeda. Beda halnya dalam komunikasi interpersonal. Di dalam teori ini, CMC merupakan salah satu sumber dalam meningkatkan kualitas komunikasi interpersonal. Teori ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya internet di kalangan masyarakat. Lalu bila dikaitkan dengan komunikasi hyperpersonal, hubungan komunikasi secara face to face kini memiliki nilai yang sama seperti halnya berkomunikasi melalui computer atau CMC. Seiring perkembangan teknologi, pesan atau informasi yang disampaikan dari komunikator pada komunikan terasa sama cepatnya seperti komunikasi secara langsung. E-mail dan papan pesan, di sisi lain, rendah dalam sinkronisitas sejak waktu respon bervariasi, tapi tinggi dalam ketekunan sejak pesan dikirim dan diterima akan disimpan. Properti yang CMC terpisah dari media lain juga termasuk kefanaan, alam multimodal, dan kurangnya relatifnya memerintah kode etik. CMC dapat mengatasi keterbatasan fisik dan sosial bentuk komunikasi lainnya. Oleh karena itu, memungkinkan interaksi antara orang-orang yang tidak berbagi ruang fisik yang sama.

http://olysilalahi.wordpress.com/2010/06/13/teori-computer-mediated-communication-pada-situs-jejaring-sosial-twitter/

Teori Computer Mediated Communication pada situs jejaring sosial (Twitter)

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Jaman dahulu internet merupakan hal yang sudah dilupakan. Bahkan orang-orang yang memiliki komputerpun sudah tidak pernah ‘berselancar’ di dunia maya tersebut.
Tapi, setelah diteliti kembali, internet merupakan suatu revisi media massa yang didasarkan pada ide-ide dan merupakan suatu teknologi mediasi. Komputer sebagai teknologi komunikasi baru akan membuka ruang bagi para penguna untuk memikirkan kembali asumsi dan kategori, dan mungkin bahkan untuk mencari wawasan baru tentang teknologi komunikasi tradisional. Melalui tulisan ini dapat dikatakan, bahwa internet merupakan media baru dalam konteks media massa. Peneliti mengatakan, bahwa Koran atau brosur yang lain cakupan wilayahnya tidak luas, mungkin hanya lokal saja berbeda dengan internet.Tradisi penelitian komunikasi massa telah menerima surat kabar, radio, dan televisi sebagai objek studi itu sosial, politik, dan alasan ekonomi. Sebagai perubahan teknologi dan media bertemu, kategori penelitian tersebut harus menjadi fleksibel.
Peneliti komunikasi massa telah mengabaikan potensi internet karena beberapa alasan. Internet dikembangkan kembali dan digunakan kembali oleh mahasiswa, dan akademisi. Komunikasi melalui komputer pada awalnya mirip dengan komunikasi antarpribadi dan diasingkan ke wilayah bidang lain, seperti pendidikan, informasi manajemen sains, dan ilmu perpustakaan. Bidang tersebut, pada kenyataannya, telah melakukan penelitian yang sudah biasa dan telah terbukti berguna dalam melihat fenomena sebagai media massa. Selain itu juga, peneliti memiliki asumsi bahwa internet sudah menjadi media baru. Internet bukan lagi merupakan komunikasi antarpribadi karena mencakup banyak audience. Adanya anggapan bahwa intenet sudah mengabaikan privasi media.
Kendala utamanya yaitu, dalam mencari teori memerlukan kelompok perangkap lunak dan memerlukan teoritis-teoritis baru. Dengan munculnya teknologi baru dan perangkat-perangkat lunak yang baru yang kebanyakan mengmbil keputusan kelompok. Dengan teknologi baru tersebut, maka konteks yang lama sudah mulai hilang dan muncul model-model baru yang merupakan tantangan untuk teori komunikasi.
Tentang efek media massa telah membuat mereka tidak mampu melihat internet sebagai media massa baru. Mereka membandingkan komputer ke telepon, menolak gagasan komunikasi komputer sebagai komunikasi massa: “Bahkan melek komputer adalah untuk menjadi universal, dan bahkan jika setiap rumah tangga memiliki komputer pribadi yang dilengkapi dengan modem, sulit untuk melihat bagaimana sistem baru komunikasi massa dapat mengembangkan dari dasar ini sendirian. Analogi telepon Mengambil selangkah lebih lanjut, peneliti lain menunjukkan kurangnya penelitian di telepon itu karena sebagian peneliti ketidakmampuan untuk melihatnya sebagai media massa.
Maka, akibat dari perkembangan komunikasi khususnya pada komunikasi massa, yaitu perkembangan tekhnologi. Prekembangan teknologi mengambil peran utama dalam mencari informasi oleh penggunanya. Komputer merupakan media untuk mendapatkan informasi tersebut dengan menggunakan fasilitas internet. Maka dari itu, CMC (Computer Mediated Comunication) selain digunakan untuk mencari informasi, digunakan juga untuk berkomunikasi, melakukan interaksi anatara komunikan dan komunikator.
B.Rumusan Masalah
1.Apakah CMC tersebut?
2.Bagaimana penerapan teori CMC?
C.Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui apa itu teori CMC
2.Untuk mengetahui penarapan teori CMC dalam reality
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum mengetahui apa itu CMC, ada baiknya mengetahui perkembangan computer digunakan sebagai media untuk meencari informasi dan alat komunikasi/interaksi sesama individu.
Marshall McLuhan (1960) mengakui saat ini, berbicara tentang komputer, ia menulis, kedatangan media baru sering mengungkapkan asumsi, seolah-olah, media tua. Akibatnya, teknologi komunikasi baru dapat melakukan posting yang hampir fungsi modern membuat yang sulit untuk dimengerti.
Masyarkat massa merupakan masyarakat yang susah untuk didefinisikan dan kurang adanya rasa realitas karena sudah banyak dipengaruhi oleh media massa.Demikian pula, istilah media massa, dengan ide-ide akarnya dalam masyarakat massa, selalu sulit untuk didefinisikan. Ada banyak yang dipertaruhkan dalam tergantung pada definisi tradisional media massa, seperti ditunjukkan dalam kecemasan besar dalam beberapa tahun terakhir karena kehilangan audiens massa dan implikasinya bagi negara pluralis liberal.
Kritis peneliti telah lama mempertanyakan asumsi-asumsi yang tersirat dalam definisi efek media tradisional, tampak bukan menjadi social. Media massa menjadi terlalu kabur untuk mendefinisikan, penelitian efek tradisional akan ditinggalkan tanpa variabel dependen, dan cendekiawan kritis tidak akan membahas isu-isu sarana sosial dan kekuasaan politik.
Teknologi komunikasi baru seperti internet memungkinkan para sarjana untuk memikirkan kembali, daripada meninggalkan, definisi dan kategori. Ketika internet dikonseptualisasikan sebagai media massa, apa yang menjadi jelas adalah bahwa baik tidak media massa dapat digunakan untuk semua situasi.. Internet menawarkan kesempatan untuk mengembangkan dan memperbaiki teori-teori yang sebelumnya.
Komunikasi internet mengambil banyak bentuk, bentuk halaman-halaman World Wide Web dioperasikan oleh organisasi berita besar untuk grup Usenet membahas musik rakyat ke e-mail di antara rekan-rekan dan teman. Internet bentuk komunikasi dapat dipahami sebagai sebuah kontinum. Setiap titik dalam model tradisional dari proses komunikasi, dalam kenyataannya, bervariasi dari satu sampai beberapa ke banyak di internet.
Melihat Internet Sebagai Media Massa
Produsen dan khalayak di internet pada umumnya dapat dikelompokkan ke beberapakategori:
(a)satu-ke-satu komunikasi, seperti Email
(b) banyak-ke-banyak komunikasi
(c)Komunikasi yang dapat digunkan satu-ke-satu, satu-ke-banyak, dan dapat terorganisasi menjadi sebuah topic.
Mengkonsep ulang penonton dari pengguna komunikasi massa tersebut merupakn suatu masalah, yang mengatakan bahwa internet merupakan suatu media massa yang lebih baik. Karena setiap site yang diberikan oleh perusahaan memberikan layanan-layanan yang dapat diakses oleh pengguna internet tersebut. Beberapa perusahaan Koran bahkan sudah membuat halaman utama site mereka untuk mempromosikan dan memberikan informasi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi.
Para peneliti menggunakan teori uses and gratification untuk mengetahui dampak dari penggunaan internet sebagai komunikasi massa. Sejak adanya internet, internet lebih sering digunakan untuk menghibur sesering digunakan untuk mendapat dan mencari informasi dan hal-hal negative yang lain yaitu untuk mengakses situs-situs porno yang dapat menyerang pengguna internet tersebut.
Ketika internet digunakan sebagai media massa sudah terjelajahi, pertanyaan yang kemudian muncul adalah konsep dari komunikasi tersebut. Banyak iklan-iklan, provokasi politik, dan masalah-masalah lain yang menjadi sebuah agenda seting dari internet tersebut. Kredibilitas merupakan isu dari media massa tersebut. Media massa tradisional mempunyai isu yang lain tentang keorganisasian yang menyerang pada editor dan karyawan-karyawan lain yang mempunyai akurat yang salah tentang berita, berbeda dengan inernet.
Computer Mediated Communication
Computer Mediated Communication menurut A.F Wood dan M.J Smith adalah segala bentuk komunikasi antar individu, individu dengan kelompok yang saling berinterkasi melalui computer dalam suatu jaringan internet.
CMC mempelajari bagaimana perilaku manusia dibentuk atau diubah melalui pertukaran informasi menggunakan media computer.
Dalam perkembangannya komunikasi lewat media computer terjadi peleburan antara komunikasi mediation (perantara) dan immediate (langsung). Mediation mengacu pada proses pertukaran pesan dimana pesan disampaikan melalui perantaraan media bentuk teknologi dari yang paling sederhana seperti kertas, sampai teknologi canggih seperti komputer internet. Immediate merupakan proses komunikasi tatap muka secara langsung tanpa adanya media perantara apapun. Jadi disini masalah pilihan dan efektifitas tidak lagi menjadi perdebatan yang signifikan.
Perdebatan mengenai efektif tidaknya penggunaan komunikasi langsung dan lewat media sudah terjadi sejak masa Socrates dan muridnya yaitu Plato, mereka filsuf Yunani yang pada waktu itu sangat menantang perkembangan teknologi kertas sebagai media penyampaian pesan. Mereka menyatakan bahwa ide dan pemikiran murni harus disampaikan secara lisan langsung kepada komunikan tanpa adanya perantara apapun. Teknologi tulis sebagai penyampaian pesan dikhawatirkan digunakan untuk menggeser makna pesan sehingga dapat menipu massa. Plato percaya bahwa gagasan murni individu tidak dapat didefinisikan ke dalam bentuk teks, Akibatnya, sebagaian kebudayaan besar yunani lenyap ditelan jaman.
Realitasnya, dengan semakin berkembangnya teknologi komunikasi, komunikasi langsung tidak lagi menjadi wacana paling penting. Dengan kata lain untuk memberikan umpan balik terhadap pesan dari komunikator, komunikan tidak harus bertemu secara langsung.
Munculnya teknologi mesin cetak menjadikan semakin mudahnya memproduksi massal kata-kata yang mengacu oada pemikiran-pemikiran, pesan dimana semua itu mencerminkan tidak harus bertemu secara langsung. Dengan adanya teknologi sebagai media penyampai pesan menberikan pengaruh signifikan bagi pola komunikasi masyarakat. Namun seperti yang ditakutkan Socrates dan Plato. Dalam dunia yang termediasi terdapat realitas yang menjadi subjek manipulasi.
Internet
Sejarahnya:
Tahun 1957 katakutan AS karena peluncuran satelit SPUTNIK, persenjataan jarak jauh peluru kendali
AS membentuk ARPA advance research project agency – membuat “galaksi jaringan” yang tidak tergantung pada control syatem utama
Tahun1969 pertama kali diaplikasikan di Universitas UCLA dinamakan ARPANET sebuah jaringan computer dimana masing-masing dapat mengambil materi data satu sama lain dalam satu waktu
Perkembangannya orang menyebutnya internet
Internet adalah jaringan komputer dunia yang mengembangkan ARPANET, suatu system komunikasi yang terkait dengan pertahanan-keamanan yang dikembangkan pada tahun 1960-an. Perkembangan penggunaan internet semakin menyebar luas, dari awal hanya digunakan untuk sistem pertahanan-keamanan lalu berkembang sebagai fasilitas mahasiswa untuk mncari materi-materi kuliah da sekarang fasilitas internet sudah menjadi fasilitas umum untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi.
Menurut Federal Network Council Internet didefinisikan sebuah jaringan computer yang memungkinkan adanya transfer data atau informasi melalui sebuah bentuk protocol transmisi menurut system pengalamatan global
3 komponen dari internet:
1.Internet memiliki jaringan yang terkoneksi satu sama lain melalui system pengalamatan global
2.Internet menggunakan sebuah bentuk tersendiri dari protocol transimis
3.Internet memungkinkan adanya transmisi public dan privat
Morris dan Morgan (1996) mengemukakan bahwa internet merepresentasikan sebuah bentuk bari dari media massa. Mereka mnekankan bahwa media massa seperti Koran dan Tlevisi telah menjembatani afiliasi antara sumber dan audience dengan pesan yang dikarekteristikan sebagai hubungan one to many. Sedangkan internet dipandang sebagai media masa tidak hanya one to many seperti pada milis, namun one to one, pada email, many to many seperti dapa serv, dan many to one seperti pada corporate web.
Memandang internet sebagai bentuk baru dari media massa dapat membantu dalam menjelaskan mengapa orang lebih sering mengunjungi situs tertentu dalam world wide web.
Internet memungkinkan hampir semua orang dibelahan dunia dapat saling berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Dengan dilengkapi fitur-fitur seperti e-mail (sebuah fitur yang dipakai oleh pengguna internet untuk bertukar pesan dengan orang yang memiliki e-mail juga) dan World Wide Web (sebuah system situs computer yang sangat luas yang dapat dikunjungi oleh siapa saja dengan program browser).
Internet muncul di pertengahan 1990-an sebagai medium massa baru yang amat kuat. Internet merupakan jaringan kabel dan telepon dan satelit yang dihubungkan ke computer. Dengan beberapa kali mengklik tombol mouse kita akan masuk ke lautan informasi dan hiburan yang ada di seluruh dunia.
Istilah web dan internet sering dipakai bergantian untuk menyebut hal yang sama, dan menyebabkan banyak kebingungan. Web adalah struktur kode-kode yang mengizinkan pertukaran teks, grafis, video dan audio. Kode-kode wwe mudah dipahami orang awam, yang bahkan tidak perlu tahu kode itu untuk masuk ke isi web. Dasar-dasar kode web diterima secara universal, yang memungkinkan semua orang yang memiliki computer, modem dan koneksi inernet untuk masuk ke dalam web global kapanpun dan dimanapun.
Fungsi utama dari internet yaitu mengakses informasi yang lebih cepat dan mudah. Internet juga mengubah komunikasi dengan beberapa cara. Media massa tradisional pada dasarnya menawarkan model komunikasi “satu-untuk-banyak”. Sedangkan internet memberikan model-model tambahan: “banyak-untuk-satu” (e-mail ke satu alamat sentral, banyaknya pengguna yang berinteraksi dengan satu website) dan “banyak-untuk-banyak” (e-mail, milis, kelompok-kelompok baru).
Perkembangan baru dalam tekhnologi komunikasi seperti internet juga menyebabkan perbedaan anatara media massa semakin tipis dibandingkan sebelumnya. Banyak Koran dan sumber siaran berita sekarang ini memiliki website yang mereka pakai untuk menyalurkan berita. Rangkaian computer dan televisi juga mulai berpadu, contohnya Web-TV, sebuah system yang didalamnya kita bias melengkapi TV dengan keyboard lalu dapat digunakan untuk Web/Internet.
Sejak ditemukannya internet, para ahli komunikasi sudah meprediksikan bahwa pada decade berikutnya jaringan-jaringan yang dikenal sebagai jalan raya informasi akan menyebarluaskan secara rutin seluruh informasi intersktif, hiburan, perbelanjaan, dan berbagai layanan pribadi.
Banyak fitur-fitur yang disajikan internet untuk mendaptkan berbagai informasi baik itu yang sengaja sudah dipersiapkan atau langsung dari mulut ke mulut melalui fitur-fitur tersebut. Misalnya, online chat, dan layanan-layanan papan bulletin iteraktif, menjadi semakin populer dan sangat membantu pertumbuhan layanan-layanan konsumen online.
Fenomena layanan ineternet dan consumer online ini telah semakin memusatkan perhatian kepada komunikasi bersarana komputer (Computer Mediated Communication, CMC) dan terhadap implikasi-implikasinya atas perusahaan-perusahaan media yang sudah mapan. CMC dikembangkan untuk memudahkan pertukaran informasi.
J.Michael Metz (1994) mengemukakan bahwa CMC sebagai sebuah studi yang secara teoritis berdiri sendiri, tidak hanya dipelajari sebagai cannel atau saluran. Dalam studi-studi terbaru, para peneliti lebih melihat factor konteks dan cara sebuah pesan disampaikan dan diinterpretasikan.Konteks ini memunculkan karakteristik yang membedakan dengan komunikasi lainnya.
Menurut Sheizaf Rafaeli, karakteristik komunikasi online yang membedakan dengan komunikasi lain.
1.Paket Switcing
Basis teknologi yang dipakai internet, dimana data yang dikirim antar komputer dibentuk dalam paket. Packet Switching merupakan suatu metode untuk mengirimkan informasi yang memisahkan pesan yang panjang kedalam unit-unit kecil (paket) yang berukuran tetap.
Packet Switching memungkinkan sejumlah besar pemakai memakai bersama penghubun g transmisi berkecapatan tinggi. Sebuah metode yang digunkan untu memindahkan data dalam jaringan internet.
2.Multimedia
Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media yang berbeda untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk text, audio, grafik, animasi, dan video.
3.Interaktif
Maksudnya yaitu kemampuan sistem/program yang bisa menanyakan sesuatu pada pengguna (mengadakan tanya jawab), kemudian mengambil tindakan berdasarkan respon tersebut. Kegiatan berinteraksi yang dilakukan oleh pemakai komputer dengan komputer secara langsung, sehingga ketika pengguna komputer tersebut memberikan suatu perintah, maka pengguna komputer tersebut melihat langsung hasilnay pada perangkat keluaran seperti pada monitor.
4.Synchronitas
Synchronitas merupakan komunikasi melalui internet dengan interaksi yang bersamaan waktunya. Jenis komunikasi bermedia internet ini diwakili oleh fasilitas internet Relay Chat. Komunikasi ini menggunakan kata-kata sebagai pesan yang disampaikan dan diterima seketika seolah-olah sebagai percakapan dan sama dengan komunikasi interpersonal.
5.Hypertextual
Teks yang mempunyai kaitan dengan dokumen (bagian) lain. Hypertext dalam dunia internet sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari world wide web. Bahkan Tim Berners-Lee membuat standar dokumen dengan nama HTML dan protokol yang digunakan dengan nama HTTP, dimana huruf H tersebut merupakan singkatan dari hypertext. Ide hypertext ini pada mulanya diimaginasikan oleh Vannevar Bush di tahun 1945 dalam sebuah tulisan (essay) di majalah Atlantic Monthly dengan judul “As We May Think”. Artikel ini menjadi tulisan klasik. Menurutnya, human mind bekerja berdasarkan asosiasi (assosiation). Dengan sebuah data (informasi) dipegang, maka ia akan meyambung dengan informasi berikutnya yang terasosiasi dengan data sebelumnya.
CMC menurut Joseph Walther (1996)
1.Impersonal
2.Interpersonal
3.Hyperpersonal
Contoh Penerapan CMC
Dalam kehidupan sehari-hari, untuk mencapai kebutuhan dalam mencari informasi dan melakukan interaksi, individu dapat melakukan melalui tatap muka atau dengan menggakan media. Dalam teori CMC, komunikasi yang dilakukan yaitu menggunakan komputer dengan internet sebagai fasilitasnya.
Contoh jaringan internet yang akan saya gunakan yaitu berkomunikasi menggunakan Twitter. Twitter adalah sebuah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan “pembaharuan” berupa tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan instan, surat elektronik, atau aplikasi seperti Twitterrific dan Twitbin. Twitter didirikan pada Maret 2006 oleh perusahaan rintisan Obvious Corp. Kata twitter secara harfiah berarti ‘berkicau’.Situs ini mempunyai konsep blog mikro dalam penggunaannya.Di Indonesia situs jejaring sosial ini mempunyai pengguna aktif yang cukup banyak.
Kesuksesan Twitter membuat banyak situs lain meniru konsepnya, kadang menawarkan layanan spesifik lokal suatu negara atau menggabungkan dengan layanan lainnya. Suatu sumber bahkan menyebutkan bahwa paling tidak ada 111 situs web yang memiliki layanan mirip dengan Twitter.
Beberapa istilah yang dipergunakan di Twitter:
Tweet – sesuatu yang ditulis di status Twitter
@ – penanda yang ditulis didepan nama pengguna lain agar tweet yang dimasukkan diterima oleh pengguna tersebut
Reply – balasan
Following – pengguna lain yang tweet nya akan selalu diterima
Follower – pengguna lain yang akan selalu menerima tweet
ReTweet (RT)
Direct Messages – pesan personal
Favorites – menyimpan tweet tertentu yang diinginkan
Hash Tags (#) – penanda yang ditulis di depan topik tertentu agar pengguna lain bisa mencari topik yang sejenis yang ditulis oleh orang lain juga
Trending Topics – topik yang sedang banyak dibicarakan banyak pengguna dalam suatu waktu yang bersamaan
OverHeard (OH) – penulisan tweet milik orang lain pada status tanpa ingin mencantumkan siapa yang menuliskannya, OH ditulis di depan tweet yang ingin dimasukkan
HeardTrough (HT) – penulisan tweet berdasarkan sesuatu yang didengar dalam kehidupan nyata, HT ditulis di depan tweet yang ingin dimasukkan di sana
Jenis komunikasi dalam twitter yaitu, one to many dimana, individu melakukan tweet, sehingga orang yang mengikuti dia tau pesan apa yang disampaikan dan one to one yaitu ketika individu berkomunikasi hanya untuk saru individu saja, yaitu dengan melakukan reply atau DM (direct message). Dalam hal ini menggunakan karakteristik dari CMC yaitu interaktif, dimana dalam twitter dapat dilakukan tanya jawab, sehingga pengguna komputer yang satu dan yang lain dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan mereka secara langsung.
Karakter teori CMC yang lain yaitu multemedia. Di twitter kita dapat membagi link-link, gambar-gambar melalui twitpict. Twitpict dapat dilakukan dengan mengupload gambar yang diinginkan dan kemudian dapat dishare di twitter.
BAB III
Kesimpulan
Seiring dengan perkemabangan teknologi, jenis komunikasi pun berkembang. Awalnya berkomunikasi tatap muka (face to face) maka berkembang menjadi komunikasi menggunakan media. Dengan adanya komputer sebagai media komunikasi dan internet sebagai penyambung atau fasilitas dalam melakukan interaksi.
Istilah dunia maya merujuk pada dunia metaforid di mana banyak bentuk komuniasi elektronik dipakai. Porsi terbanyak dunia maya di pakai didunia internet, jaringan dari jaringan komputer yang berkembang pesat. Internet merubah komunikasi dengan cara yang sangat mendasar, dalam arti ia meredefinisi konsep komunikasi dunia maya.
Dunia maya menawarkan kesempatan membentuk komunitas yang sebenarnya., orang yang memiliki kesamaan ketertarikan dan bertemu hanya melalui elektronik. Tetap dapat dilihat dengan cara apa komunitas maya menghadirkan media sebagaimana aslinya dan cara apa yang tidak.
Media komunikasi elektronik baru ini membuat perubahan besar dalam masyarakat.
Saran
Internet merupakan sarana media massa yang baik, selama para penggunanya menggunakannya sebaik mungkin. Karena terlalu sering digunakan untuk sarana hiburan daripada untuk mencari informasi, maka banyak dampak positif dari pada dampak negative. Banyak pengguna internet mengunjungi situs-situs porno. Maka diharapkan , agar para provider leih banyak menambahkan isu social, ekonomi, dan politik dari pada memasukan hal-hal yang berbau hiburan tapi diluar batas kewajaran.
.
Daftar Pustaka
McQuail, Denis., 1986, Teori Komunikasi Massa : Suatu
Pengantar, edisi kedua, Penerbit Airlangga, Jakarta
Severin, Werner and James. 2008. Teori Komunikasi (Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa). Jakarta: Kencana
www.wikipedia.com
www.google.co.id

http://forum.psikologi.ugm.ac.id/psikologi-sosial/computer-mediated-communication-dan-perubahan-budaya-komunikasi/


Selasa, 10 April 2012

brownies ala amanda brownies kukus.

Brownies Kukus Ala Amanda
Bahan Brownies Kukus Ala Amanda
6 buah butir telur
225 gram gula putih
1 boks Vanili
1/2 sendok teh  Garam
1/2 sendok teh  ovalet
125 gram terigu yang sudah diayak
50 gram coklat bubuk yang sudah diayak ayak dans udah aduk rata dg terigu
75 ml minyak goreng
100 gram dark cooking coklat (DCC) yang sudah dlelehkan, campur dg minyak
75 ml Susu Kental Manis coklat

Cara membuat Brownies Kukus Ala Amanda
Siapkan cetakan kemudian alasi dengan kertas roti yang diolesi dengan mentega dan taburi terigu.
Setelah cetakan siap panaskan kukusan lalu bungkus tutupnya dengan kain.
Persiapkan bahan, Kocok telur dan gula sampai mengembang lalu campurkan ovalet, kocok sampai putih dan mengembang.
Berikutnya masukkan kedalam adonan campuran terigu dan coklat bubuk pelan pelan, sedikit demi sedikit sampai habis lantas aduk rata.
Step berikutnya campuran DCC dimasukan beserta minyak gunakan spatula untuk  megaduk sampai rata.
Buatlah adonan menjadi 3 bagian sebut saja bagian A, B, C
Susu kental manis campurkan ke adonan B dan aduk rata.
Adonan A tuangkan ke dalam cetakan lantas kukus 10 menit.
Next Tuang adoanan B kemudian kukus lagi 10 menit.
Terakhir tuangkan adonan C  dikukus lagi kurang lebih 20 menit dan angkat

Resep Kue Brownis Coklat Kukus














Bahan-bahan :
  • 300 gr gula halus
  • 200 gr mentega, dicairkan
  • 200 gr tepung terigu
  • 6 butir telur
  • 1/2 sendok teh sp
  • 1/2 sendok teh baking powder
  • 50 gr coklat bubuk
  • 150 gr coklat blok, dicairkan
Cara membuat:
  • mekser gula,telur, dan sp selama 15 mnt.
  • kemudian masukkan terigu, coklat bubuk, baking powder sambil terus dimekder.
  • masukkan mentega cair diaduk tapi tidak dengan mekser.
  • terakhir masukkan coklat yang dicairkan trus masukkan ke loyang dan kukus selama 20 menit.
  • resep ini untuk loyang ukuran 25X25 cm.potong menurut selera

Rabu, 04 April 2012

PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS


TUGAS
PENGANTAR KOMUNIKASI BISNIS
“ KELOMPOK 5 ”

MANAGEMEN BRAND



unijoyo












Disusun Oleh :
LAILATUL MAULIDAH 09.05.3.1.1.00062
ZIYA IBRIZAH 09.05.3.1.1.00054
IDA IKOWATI  09.05.3.1.1.00049
FAJRIN MAULIDINA P.  09.05.3.1.1.00048
GADA RAHMATULLOH 09.05.3.1.1.00051
IPIN RAHMADI  09.05.3.1.1.00050
ACH. HAFIL  09.05.3.1.1.00052





JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO
2010 / 2011


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………...…i
Daftar Isi………………………………………………………………………………….....ii

BAB I Pendahuluan………………………………………………………………………..1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..1
B. Rumusan masalah…………………………………………................................…1
C. Tujuan......................................................................................................................1
BAB II Isi..................…………………………………………………….......................................2
            A. Pengertian Brand…………………………………...............................……......2
            B. Pengertian manajemen Brand..............................................................................4
            C. Manajemen Brand...............................................................................................6
            D. Manfaat manajemen Brand...............................................................................15
           
 Studi Kasus……..............................................................................................................17

BAB III Penutup……………………………………………………………...................20
Kesimpulan……………………………………………………............................20
Saran…………………………………………………………………….…………20
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………........................................iii




KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan makalah ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat dideskripsikan dengan sempurna.Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis ini di masa datang. Sehingga semoga makalah berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dalam makalah inilah akan dijelaskan mengenai Manajemen Brand dalam pemasaran dan penjualan sebuah produk barang atau jasa. Melalui makalah ini pulalah diharapkan kita dapat memahami berbagai pembahasan dan kontinuitas sebuah bisnis dan pemasaran individu juga media dari sudut pandang komunikasi pemasaran sebab pada dasarnya komunikasi pemasaran adalah episentrum bagi manusia untuk bertindak dan bersuara dalam bidang bisnis dan pemasaran itu sendiri.
                                                                             


Bangkalan, Desember,  2010




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Brand dapat disebut sebagai pelabelan, brand memiliki kekuatan untuk membantu penjualan. Istilah brand muncul ketika persaingan produk semakin tajam, sehingga menyebabkan perlunya penguatan peran label untuk mengelompokkan produk-produk dan jasa yang dimilikinya dalam satu kesatuan yang dapat membedakan group produk dengan produk milik pesaing lainnya. Brand tidak hanya dapat memunculkan sebuah kepercayaan konsumen terhadap produk atau jasa tertentu namun dapat pula memberikan kepuasan yang lebih baik dan jaminan. Selain itu, karena adanya suatu brand, maka perusahaan besar sangat terbantu untuk dapat menguasai pasar, konsumen justru lebih hafal nama brand dari pada merek barang itu sendiri. Merek (brand) telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan setiap organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, pemanufaktur maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global. Kendati riset merek selama ini masih didominasi sektor consumer markets, terutama dalam kaitannya dengan produk fisik berupa barang.

B.     Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan Brand?
b.      Apa yang dimaksud dengan Managemen Brand?
c.       Apa sajakah yang termasuk dalam Managemen Brand?
d.      Apa manfaat menggunakan Managemen Brand?

C.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Brand
b.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Managemen Brand
c.       Agar kita dapat mengetahui tentang apa saja yang termasuk dalam Managemen Brand
d.      Agar kita dapat mengetahui manfaat dari Managemen Brand




BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Brand
           
Brand dapat disebut “ pelabelan”. Brand dapat membantu penjualan. Brand berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk atau layanan, yang diyakini tidak saja dapat memenuhi kebutuhan mereka, tetapi dengan memberikan kepuasan yang lebih baik dan terjamin. Istilah brand muncul ketika persaingan produk semakin tajam dan menyebabkan perlunya penguatan peran label untuk mengelompokkan produk dan layanan yang dimiliki dalam satu kesatuan guna membedakan produk itu dengan produk pesaing.

Salah satu upaya perusahaan untuk melakukan penetrasi pasar dan memperkuat produk dan layanan adalah melakukan branding. Istilah ini cukup popular di kalangan pemasaran karena memberikan efek besar terhadap peningkatan penjualan. Bahkan demi mempertahankan pangsa pasarnya beberapa perusahaan rela menggelontorkan dana yang tidak sedikit hanya demi menanamkan brand yang kuat di mata masyarakat. Karena memiliki kaitan yang sangat erat dengan aspek finansial maka kemudian istilah merek ini disebut dengan brand equity yaitu Net Present Value (NPV) dari aliran kas masa datang yang dihasilkan oleh suatu merek. Dengan kata lain, brand equity dihitung berdasarkan nilai inkremental di atas nilai yang diperoleh produk atau layanan tanpa merek (unbranded product). Dalam ilmu akuntansi keuangan merek merupakan aktiva tak berwujud, merek dibangun oleh banyak faktor dan dikomunikasikan melalui iklan dan promosi. Shimp (1997) dalam bukunya Advertising, Promotion, and Supplemental Aspects of Integrated Marketing Communications mengatakan bahwa komunikasi pemasaran (iklan dan promosi) merupakan faktor yang sangat penting untuk membangun merek yang positif. Biaya iklan dan promosi adalah proxy dari merek tersebut. Itulah yang menyebabkan perusahaan rela mengeluarkan anggaran untuk iklan dan promosi yang jumlahnya sangat besar hanya untuk mempertahankan merek yang positif.
Ekuitas merek ini didapat dari posisi pasar strategik merek bersangkutan dan consumer trust terhadap merek tersebut. Trust ini yang kemudian menciptakan jalinan relasi antara merek dan pelanggan sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi risiko pembelian dan mendorong terciptanya preferensi merek, loyalitas merek, dan kesediaan untuk mempertimbangkan produk baru yang ditawarkan perusahaan dengan nama merek yang sama di kemudian hari.
Pada suatu kesempatan sharing session dengan Vice President Telkomsel Area 2 Jabotabek Jabar – Bpk. Irwin Sakti – Beliau mengatakan bahwa Brand memiliki peran penting dalam menjalankan bisnis telekomunikasi nirkabel ini. Ada banyak warna (brand) yang ditawarkan oleh para pemain dalam bisnis ini, ada merah, kuning, biru, hitam, dan warna warni pendatang baru. Tanpa pengaruh brand yang kuat maka pelanggan yang hendak menggunakan layanan Telkomsel akan mudah terpengaruh oleh brand dari pemain lain. Maka dari itu disinilah peran para pemasar untuk menjaga agar warna merah tetap menjadi warna pertama yang dipikirkan pelanggan. Pernyatan beliau ini merupakan penegasan nyata bahwa dengan brand yang mengakar kuat maka bisnis ini bisa tumbuh besar sampai saat ini.
            Perusahaan melakukan upaya penetrasi pasar dan reinforce product atau jasa dengan menggunakan strategi branding, yaitu sebuah istilah yang sudah cukup popular dikalangan marketing, karena branding inilah yang memberkan efek besar terhadap peningkatan penjualan. Sedangkan yang dimaksud dengan upaya branding disini adalah sebuah usaha untu memperkuat posisi produk dalam benak konsumen dilakukan dengan cara menambah equity dari nama ekumpulan produk. Seperti contoh yang sangat kongkrit dapat dijumpai dikalangan masyarakat, khususnya Indonesia.Terdapat merk alat elektronik pada sebuah label yang melekat di bermacam-macam perlengkapan elektronik, mulai dari Televsi, Monitor, Tape, VCD- DVD, bahkan handphone. Merk tersebut memiliki nilai kepercayaan yang tinggi dalam pasar sebagai bukti atas pengalama konsumen sepanjang pemasaran produk ini, khususnya dikawasan Asia dan Indonesia, merk tersebut masih menjadi sebuah brand yang cukup popular.Demikian pula bahwa pasar telah menguji kemampuan produk merk elektronik tersebut bertahan dan berada diposisi teratas, seperti halnya produk mobil yang terkenal di pasaran Eropa dan Amerika.
             Beberapa brand besar lainya, masih belum begitu kuat di indonesia. Mengapa? Karena brand tersebut belum teruji oleh pasar di Indonesia, seperti halnya produk-produk Amerika dan Eropa yang tidak begitu popular karena faktor harga tidak mampu dijangkau oleh kemampuan daya beli pasar Indonesia, sedangkan Jepang  sendiri menjual produk dengan karakter yang sama walaupun tidak terbaik seperti buatan Eropa, namun karena harganya mampu dijangkau dengan tingkat pendapatan konsumen Indonesia menyebabkan keberadaan produk Jepang sulit disaingi oleh produk-produk dari Eropa.
            Kami menekankan bahwa brand  yang berhasil adalah brand yang mempunyai sejarah penting terhap penguasaan informasi khususnya tentang kelebihan produk bermerek dengan pengalaman positif  yang dirasakan oleh pelanggan terhadap produk tersebut.

2.      Pengertian Management Brand 

            Pemasaran tidak lengkap jika dilakukan hanya lewat manajemen produk dan manajemen pelanggan. Kita perlu juga melengkapi diri dengan pengelolaan brand sebagai jembatan bagi keduanya. Kenapa jembatan?Karena manajemen brand yang solid akan mampu menstimulasi dan mengakselerasi bertemunya percepatan perkembangan teknologi dan percepatan perkembangan kebutuhan pelanggan. Manajemen brand akan memungkinkan produk atau teknologi menemukan potensi maksimalnya di pasar.
Prosesor Intel menemukan critical mass-nya di pasar setelah meluncurkan kampanye branding Intel Inside. Apple Mac mencapai sukses puncaknya setelah produk ini membangun identitas mereknya sebagai produk yang penuh dengan gaya, di samping tentunya community-friendly. Begitu pula dengan VW Beetle yang mencapai sukses luar biasa ketika mengajak para konsumennya untuk “ Think Small.”
Produk adalah barang mati. Ia akan hidup setelah diberi “nyawa.” Nyawa itu adalah brand. Proses penerimaan pasar akan semakin cepat jika produk yang kita ciptakan hidup, memiliki identitas, memiliki karakter: ketika produk kita memiliki brand yang kokoh. Keputusan menetapkan brand, posisinya secara strategis dalam pengembangan produk baru. Brand memberi nyawa bagi semua produk. Namun, nama dan nyawa tidak akan membentuk ekuitas brand yang kuat jika tidak didukung komitmen dalam perilaku dan konsistensi dalam aktivasi merek dan visualisasi merek. Dari pernyataan diatas maka dapat dismpulkan bahwasanya manajemen brand merupakan sebuah usaha dalam memanaje segala sesuatu yang berhubungan dengan produk barang atau jasa yang kita produksi agar menjadi sesuatu yang dapat dikenal  dan selalu hidup dalam benak setiap masyarakat.
Di dalam era Legacy, manajemen brand difokuskan pada peningkatan ekuitas merek. Ekuitas merek adalah asset intangible yang dimiliki oleh sebuah merek karena value yang diberikannya baik kepada si produsen maupun si pelanggan. Kalau pemasar melakukan program pemasaran mulai dari promosi di koran atau TV, membenahi distribusi, atau memperbaiki layanan, maka sesungguhnya ia sedang berupaya untuk meningkatkan ekuitas mereknya. Semakin tinggi ekuitas merek ini, maka akan semakin tinggi pula value yang diberikan oleh merek tersebut, baik kepada si produsen maupun si pelanggan. Karena ekuitas merek tergantung pada upaya membangun merek yang kita lakukan, maka nilai ekuitas merek itu pun naik turun dari waktu ke waktu, tergantung dari upaya yang kita lakukan.
Dengan menggunakan metode statistik tertentu, ekuitas sebuah merek bisa diukur nilainya. Melalui pendekatan statistik ini, beberapa unsur ekuitas merek bisa diukur, seperti brand value, brand strength, top of mind, brand awareness, perceived quality, brand association, brand preference, hingga brand loyalty. Itu tentunya di era Legacy.Era ketika pembangunan merek adalah segalanya.Era ketika ekuitas merek adalah segalanya.Era ketika pembangunan merek untuk meningkatkan ekuitas merek dilakukan secara vertikal.
Di era New Wave, brand memang masih penting. Namun, jangan lupa, brand bisa naik turun dengan cepat. Orang bisa terkenal dalam sehari di internet dan nyaris tidak kedengaran lagi di hari kedua. Di era New Wave ini, yang lebih penting adalah karakter, bukan lagi brand-nya. Karakter ini adalah isi sesungguhnya (the true self) dari kita, sedangkan brand adalah the cover atau bungkus. Maka dari itu, manajemen brand di era New Wave ini tentunya sudah tidak lagi bertumpu hanya pada penguatan ekuitas merek semata karena yang terpenting adalah cara membangun sebuah karakter yang dilakukan secara horizontal. (Waizly Darwin, Hermawan Kartajaya) http://wordpress.com/ pemasaran-dan-penjualan//
Merek (brand) telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah organisasi pemasaran, baik perusahaan bisnis maupun nirlaba, pemanufaktur maupun penyedia jasa, dan organisasi lokal maupun global. Riset brand selama ini masih didominasi sektor consumer markets, terutama dalam kaitannya dengan produk fisik seperti barang. Namun demikian literature merek mulai berkembang pula untuk sektor pemasaran jasa, pemasaran bisnis dan pemasaran online. Bidang kajiannyapun sangat beragam, mulai dari sejarah manajemen merek, brand origin, brand pioneership dan brand name strategy hingga brand equity, brand extension, brand loyalty, dan global branding.

3.      Managemen Brand
            Dalam management Brand terdapat beberapa pembahasan, diantaranya adalah sebagai berikut:

a.      Riset Brand Management
Publikasi Equity Research Danareksa yang dirilis pada bulan Januari 2008 mengatakan bahwa Perusahaan sektor telekomunikasi di Indonesia telah memasuki era baru persaingan iklan dan promosi, setiap operator mengklaim dirinya memiliki tarif  paling murah. Dibalik kampanye merek yang menggeliat itu ternyata aspek keuanganlah yang sangat terpengaruh olehnya. Hal yang paling berpengaruh adalah pendapatan, struktur tariff yang baru dan besarnya biaya iklan dan promosi atas tarif tersebut adalah cara operator untuk menarik pelanggan baru dan juga pada saat yang bersamaan mempertahankan pelanggan existing. Menurut Danareksa market leader seperti Telkomsel lah yang diuntungkan karena kualitas dan coverage-nya telah unggul terlebih dahulu.
Beberapa lembaga riset secara continue juga melakukan suvey top brand, indikator penilaiannya bisanya menggunakan alat ukur luas pengenalan masyarakat terhadap brand tersebut (mind share&market share) dan loyalitas pelangan untuk tetap menggunakan brand tersebut (commitment share). Hasil survey ini bagi sebagian kalangan dianggap sebagai alat ukur yang tepat untuk menentukan positioning suatu produk di pasaran. Dan bersyukur Telkomsel meraih predikat Outstanding Achievement sebagai merek terbaik pada ajang penghargaan bergengsi Top Brand Award 2008, Predikat tersebut diperoleh berkat keberhasilannya mempertahankan simPATI dan kartu Halo sebagai kartu pilihan utama selama sembilan tahun berturut-turut, dari tahun 2000 sampai 2008.
Beberapa survey top brand yang dirilis lembaga lainnya terkadang juga membingungkan, karena pemenangnya justru brand milik competitor yang lain. Terkadang pula kita meragukan kualitas survey-surveyan itu karena kemungkinan terselip kepentingan para pemilik brand tersebut. Namun meskipun begitu cara-cara survey seperti itu bagi sebagian besar kalangan masih dianggap cara yang paling tepat mengukur ketenaran suatu produk di mata masyarakat.
Beberapa hasil riset tersebut dan kenyataan di lapangan merupakan wujud kerja keras management bersama seluruh karyawan. Kedepan tantangan akan semakin besar, cobaan akan semakin banyak menerpa, bisnis telekomunikasi maupun bisnis dalam sector apapaun akan beranjak pada fase persaingan yang lebih sengit lagi. Tugas para pemasar harus siap siaga dan terus mempertahankan agar warnanya tetap berkibar dan berjaya
b.      Brand dan mitos kepuasan
Tidak semua merek-merek yang terkenal di luar negeri mampu menguasai pasar Indonesia. Kadangakal brand dihubungkan dengan mitos, hal ini dipengaruhi oleh budaya yang berkembang, khususnya di Indonesia, bahwa setiap produk yang mempunyai lebel berbahasa asing dengna tulisan MADE IN...,  selalu dianggap merek yang mampu memberikan jaminan kepuasan dengan alasan produk diciptakan melalui sebuah proses yang rumit dan hati-hati sehingga memberikan hasil yang lebih baik, lebih halus dan lebih kuat. Wajar saja jika produk lokal saat ini keberadaanya sulit untuk bersaing.
            Adakalanya hotel-hotel chances di Indonesia lebih diminati, walau konsumen harus membayar biaya yang cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh  adanya kepercayaan bahwa manajemen hotel yang tinggi dan profesional mampu memenuhi hasrat konsumen yang tiggi yaitu Prestise dan hal ini selalu dihubungkan dengan gaya hidup yang mewah (Luxuries).
Branding memakan biaya yang sangat tinggi dalam jangka waktu yang lama.Proses-proses usaha Branding dihubungkan dengan seberapa  banyak konsumen menerima informasi kekuatan yang dimiliki produk tersebut secara jelas berhasil karena mareka banyak melakukan berbagai usaha kampanye produk .produk yang berkualitas dihasilkan oleh kapasitas sumber daya manusia yang tinggi.Demikian pula,branding dapat menjadi sebuah garansi bahwa produk-produk lain yang ditawarkan memiliki kekuatan yang hampir sama yaitu mendekati tingkat “kesempurnaan”walau kata sempurna tidak pernah tercapai dan tidak pernah dapat dibuktikan.
c.       Definisi brand
            “Brand is a name, symbol, design or combination of them that indentifies the goods or service of a company” (straub and attner)
Brand memiliki nilai kualitas sebuah barang atau jasa yang diperoleh dari pengalaman penggunaan satu produk atau lebih dari dua produk. Kualitas sebuah produk juga dapat dipengaruhi oleh Packaging, model atau bentuk dan garansi pengunaan produk. Sebagai contoh:        Rumah makan sunda, menetapkan kebijakan bahwa  apabila tamu atau pelanggan mengeluhkan rasa makan yang tidak enak atau tidak seperti biasanya dan setelah dites memang diakui ada kesalahan dalam penggunaan bumbu dan sebagainya, maka pihak menejemen akan memberikan ganti rugi kepada pelanggan tersebut dengan menambah 6 porsi makanan lainnya . sepertinya berlebihan memang, namun ini sebuah wujud kepastian bahwa mereka sangat hati – hati dan peduli dengan pelanggan .
Straub dan attner membedakan brand menjadi 3 kelompok brand , yaitu :
·         Nama ( a brand name ) , merupakan bentuk kata , huruf  atau gabungan keduanya digunakan untuk memberikan ciri khas . contoh : rumah makan “..”..”.. elektronik dan sebagainya .
·         Tanda ( a brand mark ) , merupakan sebuah symbol atau desaign yang digunakan untuk memberikan cirri dan membedakannya , contoh : MC pada perusahaan makanan siap saji , symbol oprang berkuda pada kaos Ralphpolo , Perahu Layard an perbankan , dan buaya pada merek pakaian .
·         Karakter ( a trade character ) merupakan sebuah lambing yang menunjukkan kualitas manusia , contohnya Mr. ….. , MC ….. untuk produk MC …. Dan Mr … ?

d.      Klasifikasi Brand
Pemberian lambang atau lebel ditunjukkan untuk memudahkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian sebuah produk atau penggunaan sebuah jasa. Sebuah label atau lambang tidak begitu saja menjadi suatu merk yang popular karena mambutuhkan waktu yang cukup lama dan strategi promosi yang unggul. Kemunculan sebuah brand berawal dari tingkatan brand ini sendiri yang menunjukkan sebuah proses dari pengasahan pasar yang bertingkat , tingkatan ini ditentukan oleh sejauh mana brand ini popular dengan batasan – batasan cakupan pasar yang dimilikinya. Tingkat pertama (local brand atau nasional brand),  merupakan awal kemunculan brand yang pertama kali menguasai pasar dalam ruang lingkup local , ketika perusahaan mengambil langkah – langkah untuk memperluas pasar ( ekspansi ) dan mencakup atas penggunaan distribusi prodak secara nasional , maka brand ini memasuki jenjang sebagai nasional brand. Cirri khas dari sebuah nasional brand adalah :
§  Produk tersebut tersebar atau terdistribusi diseluruh kota dan pelosok perdesaan dalam sebuah Negara
§  Promosi menggunakan media massa dengan jangkauan nasional.
§  Memiliki pusat pelayanan servis bagi konsumen diseluruh kota
§  Brand mudah dikenal dan diidentifikasikan oleh pelanggan secara cepat dal;am satu jajaran produk yang sama atau ( pesaing )
§  Brand memiliki sejarah positif menyangkut atas kualitas produk dan servis
Tingkat kedua, regional brand atau domestic brand merupakan ciri produk yang dapat mewakili keberadaan produk sebelumnya. Seperti halnya produk kendaraan  jepang yang memiliki popularitas dikawasan asia.ekspansi pasar mobil-mobil jepang ke Negara eropa tidak semudah yang mereka dapatkan seperti di asia. Mereka harus bersaing sengit dengan produk-produk yang telah menjadi papan atas dalam market di amerikan dan eropa seperti merk mobil luar yang terkenal. Kini jepang mulai terganggu kekuatan pasarnya di asia dan harus mau berbagi dengan produk-produk buatan dari china, korea, dan Taiwan yang kualitasnya hampir sama baiknya dengan produk mereka,disini peran harga sangat penting dalam persaingan penjualan produk tersebut.
Apakah ada hubungan antara brand popular dengan tipe budaya konsumen?jawabnya bisa benar,walau hubungan ini tidak cukup signitificat. Tetapi dalam kesempatan tertentu menunjukkan adanyahubungan yang erat diantara keduanya, perlu ada riset independent mengenai masalah ini untuk memperoleh jawaban yang pasti.
Ketiga, The World Brand, Internasional Brand menggambarkan brand yang menguasai pasar dunia, dihubungkan dengan franchise yang ada di seluruh dunia atau mereka memiliki jaringan pemasaran yang tersebar di seluruh dunia. Siapa yang tidak mengenal coca cola, Marboro, Nike, Adidas, Apple, Hewlletpacker (HP), Seraton hotel, IBM, Boing, Volvo, Marcedez atau Philips? Ini adalah brand-brand yang menempatkan dirinya sebagai produk papan atas dunia (Berdasarkan laporan ekonomi pada majalah bisnis internasional).Bagaimana kita mengetahui sebuah brand merupakan brand yang berada dalam papan atas atau sebagai internasiona brand? Anda dapat melihat laporan ekonomi tentang urutan produk ini pada sebuah majalah bisnis internasional, disini anda akan melihat beberapa brand yang anda kenal dan sering anda lihat di sekitar anda.
Walaupun produk-produk jepang sangat terkenal di asia, namun sayangnya mereka masih belum mampu sejajar dengan produk-produk dari eropa. Hal ini sangat dihubungkan dengan jaringan pemasaran yang kuat di seluruh negara.Brand yang bersifat intenasional memang sangat diakui oleh kepercayaan yang dimiliki (mitos) terhadap produk mereka.
Microshoft yang mengembangkan produk PC (personal computer) menempatkan strategi pada sistem pemasaran sehingga menempatkan mereka pada posisi teratas dalam pasaran komputer dunia.Mereka membuka jaringan pasar dan service diseluruh ibukota dan kota-kota kecil di dunia, jaringan yang mereka buat merefleksikan kekuatan bisnis mereka, setiap produk baru yang mereka buat selalu jadi bahan incaran dari penggemar/pelanggan mereka diseluruh dunia.
Adakah hubungan antara internasional brand populer dengan sistem promosi yang mereka lakukan? Jawabnya adalah benar. Sekuat apapun kualitas produk jika tidak di dukung dengan kekuatan kampanye brand secara internasional tidak pernah ada kesempatan mereka memposisikan produk mereka dalam klasifikasi brand internasional. Keseluruhan prestasi dari munculnya sebuah produk menjasdi produk yang tergolong dalam internasional brand adalah tergantung pada masalah distribusi, jaringan pasar, promosi dan advertising yang mereka lakukan secara cepat dalam satu system yang saling berhubungan satu sama lainnya.

e.       Brand campaign
            Branding adalah istilah lain dari sebuah aktivitas manajemen kampanye produk/jasa. Kesuksesan yang diraih oleh usaha kampanye ini di dasarkan atas kemampuan tim marketing dalam menentukan strategi promosi dan distribusi produk secara simultan. Beberapa kesalahan yang dilakukan secara tergesa-gesa atau kadang-kadang kurang tegas dan spontan.
            Ketidak kompakan antara bagian promosi dan bagian distribusi produk dalam marketing departement, dapat menyebabkan kegagalan terhadap berbagai usaha kampanye yang mereka lakukan. Bagi perusahaan yang ingin menempatkan produknya sebagai salah satu nasional brand harus memiliki perencanaan yang matang. Demikian, distribusi menjadi patokan penting bagi tim promosi dalam menentukan langkah strategis yang tepat. Terdapat jenjang atau tahapan penting dalam promosi atau kampanye sebuah brand, yaitu:
Brand Recognition        Brand Prefence         Brand Insistence      Lovely Brand/Brand Satisty
Branding adalah istilah lain dari kegiatan manajemen kampanye produk dan layanan. Kesuksesan yang diraih oleh kampanye ini didasarkan pada kemampuan tim pemasaran dalam menentukan strategi promosi dan distribusi produk secara simultan. Artinya proses branding merupakan hasil kerjasama yang kompak antara semua bagian terkait, misalnya dalam industri telekomunikasi ini antara team marketing dengan dealer management atau dengan department support.
Dalam prakteknya kampanye branding yang terjadi di Indonesia terjadi dengan begitu frontalnya dan menghabiskan dana dan upaya-upaya extra. Setidaknya ada dua sektor yang menjadi lahan basah dalam persaingan branding di Indonesia ini yaitu industri rokok dan industri telekomunikasi. Dan ini juga terjadi di banyak negara lain seperti yang saya lihat langsung di Malaysia dan Thailand. Karena besarnya dana yang digelontorkan perusahaan-perusahaan itu maka tak jarang perusahaan membutuhkan capital expenditure yang menempati porsi yang sangat besar dalam anggaran belanja perusahaan, meskipun besarnya biaya untuk mempertahankan brand tersebut tidak dapat diukur manfaatnya secara langsung pada masa biaya itu dikeluarkan, manfaatnya bisa dirasakan tahun depan atau beberapa tahun yang akan datang.
Bila kita amati fenomena branding pada industri telekomunikasi sekarang ini kita pun bahkan menggelengkan kepala sendiri. Cara-cara beriklan baik di media cetak dan elektronik maupun di lokasi umum bahkan sudah tidak mengedepankan etika bisnis yang sehat lagi hanya demi mengejar tambahan net add dan revenue. Beberapa operator lupa bahwa selain brand yang melekat dari produk yang ditawarkan mereka ada satu lagi brand yang juga melekat erat dengan perusahaan yaitu brand image perusahaan. Alhasil yang terjadi adalah image perusahaan di mata masyarakat turun drastis karena produk atau layanan yang ditawarkannya ternyata mengecewakan pelanggan.
Praktek nyata dapat kita lihat ditingkat operasional, rekan-rekan sales dan pemasar atau bagian brand harus kerja ekstra hanya untuk mempertahankan spanduk/layar toko/umbul-umbul atau media promosi lainnya tetap terpasang ditempatnya keesokan harinya. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa persaingan yang terjadi sudah seperti hukum rimba – siapa yang kuat dia yang menang, hari ini dipasang, belum tentu besok masih ada, atau bahkan sejam kemudianpun belum tentu ada, karena pesaing sudah mengendusnya secara diam-diam. Itulah makanya brand management tidak bisa berjalan dengan baik tanpa strategi yang tepat seperti yang dikatakan  Keller KL (2003) dalam bukunya Strategic Brand Management: Building, Measuring, And Managing Brand Equity.
Beberapa operator bahkan sudah mengalihkan arena branding mereka tidak sekedar di outlet atau jalan lintas lagi, tetapi juga merambah pada tempat umum, tempat hiburan bahkan tempat privat seperti sekolah dan rumah ibadah. Area yang masih sangat eksotis untuk digarap sebenarnya masih banyak, contohnya yaitu komunitas pelanggan, seperti fans club, komunitas hobbi, olah raga, arisan, dan lain-lain. Hal yang sederhana namun sangat mempesona sebenarnya juga dapat kita lakukan seperti kekaguman pada tulisan raksasa Telkomsel yang ada di Batam, namun kali ini kita juga bisa membuatnya di Puncak – Bogor, Bukit Tinggi, Manado, atau Berastagi – Medan.
f.        Brand recognition
            Pada tahapan ini, sebuah brand memasuki tahapan pengenalan produk baru menjadi produk yang familiar di mata publik, setiap saat brand muncul dengan tema sama dan dilakukan berulang-ulang sehingga brand mudah diingat oleh konsumen. Sebagai satu produk yang menarik untuk dicoba disini produk menghadapi kemungkinan kegagalan apabila produk yang dipromosikan tidak tersedia dalam pasar.
            Beberapa investasi yang dibutuhkan dan kemampuan produk dalam memenangkan pasar bersumber kepada kemampuan pemain atau distributor lokal yang dipilih dapat memengaruhi kebijakan dari pimpinan puncak sebuah perusahaan dalam intervensi terhadap kegiatan promosi lokal. Kami masih melihat peranan rokok putih luar di indonesia sebagai suatu pertanyaan ysng besar,apakah ini merupakan kesalahan dalam strategi marketing atau memang mereka memiliki persiapan yang cukup matang untuk menentukan kapan mereka dapat menguasai pasaran konsumen rokok di indonesia. Ada tapi kecil, mungkin ini yang dapat kami tafsirkan dalam merespon aktivitas kampanye produk rokok putih luar di indonesia. 
            Sebuah brand yang masuk dalam kerangka Brand Recognition adalah brand yang telah dikenal dan diketahui dari ciri khas dari produk itu sendiri. Berpromosi tanpa produk dipasaran mungkin kurang pas dengan kultur market indonesia yang mudah berubah-ubah.
g.      Brand preference
            Sebuah brand dalam tahapan ini adalah dimana konsumen telah melewati sejumlah pengalaman terhadap produk yang ia pilih dari berbagai pengalaman produk yang ada disekitarnya. Produk yang dirasanya cukup memenuhi kebutuhan yang menjadi preference dari berbagai alternatif produk, konsumen cenderung melakukan uji coba terhadap produk lain dan produk yang bersifat alternative, disini produk-produk baru memiliki peluang untuk mendapat kesempatan memasuki pasar, pengalaman yang baik terhadap sebuah produk baru membantu mereka untuk mencapai kepuasan dari alat pemuas yang telah ada.
            Disinilah mengapa setiap perubahan selalau melakukan inovasi-inovasi baru terhadap produk, menambah kualitas produk dan penampilan produk sebagai upaya menjaga mitra konsumen dan pelanggan terhadap produk mereka dan agar para pelanggan tidak beralih ke produk lainnya.
            Preference sebuah brand dalam benak konsumen menjadi bagian yang terpenting. Para brand manajer ketika mereka menemukan fakta ini dalam pasar melalui studi yang mereka lakukan, berusaha mempertahankan keberadaan produk mereka di pasar dan meningkatkan promosi produk dalam level yang tinggi. Mereka terus berupaya mengejar konsumen melalui iklan-iklan merka ditelevisi, surat kabar, majalah dan radio karena mereka tidak ingin konsumen merupakan produk mereka dan kembali kepada kebiasaan semula.
h.      Brand Insistence
            Pada tahapan ini Brand Insistence terjadi ketika konsumen melakukan pengambilan keputusan secara bulat mengkonsumsi produk untuk yang kesekian kali. Konsumen lebih banyak mengenal kelebihan produk ini dibanding produk lainnya, dan merasa aman untuk mengkonsumsikannya. Pengalaman mereka pada penggunaan produk lain dengan brand yang sama juga berakhir dengan pengalaman yang menyenangkan sehingga muncul kekuatan keyakinan dalam diri mereka untuk selalu menggunakan dan mencoba produk lain dalam kelompok brand yang sama.
            Kepuasan-kepuasan yang mereka dapatkan dari penggunaan beberapa produk dalam satu brand yang sama menyebabkan tumbuhnya kepercayaan konsumen kepada produsen sebagai perusahaan yang menghasilkan produk berkualitas dan memiliki jaminan yang tinggi, sehingga mereka mulai meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi produk sebelumnya.
i.        Lovely Brand/Brand Satisfy
            Tahapan tertinggi dari Brand adalah Lovely Brand atau Brand Satisfy, konsumen benar-benar merasa puas terhadap pengalaman yang dialami berulang-ulang dari penggunaan satu atau beberapa produk dalam brand yang sama. Kebulatan tekad yang telah mereka miliki pada tahapan Brand Insistence teruji secara berkali-kali menyebabkan mereka yakin bahwa produk dari sebuah brand memberikan mereka kepercayaan yang kuat bahwa mereka selalu terpuaskan oleh produk-produk tersebut.
            Produk yang telah menempatkan dirinya pada Lovely Brand mendapat keuntungan yang sangat besar, karena mereka telah menciptakan sales-sales baru yang jumlahnya jutaan. Konsumen akan memberikan pendapat untuk penyelesaian masalah yang dihadapi oleh rekan mereka dan memberikan saran penggunaan produk yang menurutnya paling baik.Konsumen ini cukup banyak, anda cukup bertanya kepada setiap orang produk apa yang menurut mereka paling disukai dan tiada bandingnya. Mereka akan menjawab satu merek tertentu atau brand tertentu dengan tegas dan bersemangat. Untuk mencapai hasil seperti ini memang membutuhkan proses yang cukup lama, karena mereka banyak belajar terhadap produk-produk dan memberikan perbandingan secara significant antara produk yang disukai dengan produk-produk lainnya.
            Keempat tahapan Brand ini diraih dalam waktu yang panjang, khususnya bagi brand yang menunjukkan adanya keterkaitan antar produk yang satu dengan produk yang lainnya. Produsen harus membuat produk dengan nilai yang hampir sama dengan produk yang telah dibuat sebelumnya. Walaupun tiap produk yang diciptakan memiliki variasi bentuk, jumlah dan ukuran namun nilai yang ingin dicapai oleh produk-produk tersebut dapat menciptakan customer delight.
            Perlakuan ini banyak diberikan oleh merk elektronik ternama, disemua jenis produk yang ditawarkan kepada konsumen baik itu produk televisi, monitor, tape, DVD-VCD dan handphone menunjukkan kualitas produk dan technologi yang tinggi. Brand sangat dipengaruhi oleh inovasi-inovasi dalam penemuan teknologi baru atau cara-cara baru sehingga hubungan brand dengan positioning company selalu sejajar. Inilah bagian penting dari penetrasi pasar bahwa konsumen memiliki sifat menerima sesuatu yang baru dan lebih baik.

4.      Manfaat Manajemen Brand
           
            Dengan melakukan Manajemen brand Perusahaan dapat melakukan upaya penetrasi pasar dan reinforce product atau jasa, karena Brand itu sendiri dapat membantu proses penjualan sebuah produk barang atau jasa yang kita produksi. Selain itu, Brand sangat berkaitan erat dengan kepercayaan konsumen terhadap suatu produk barang atau jasa, yang diyakini disini tidak saja dapat memenuhi kebutuhan mereka, tetapi dengan memberikan kepuasan yang lebih baik dan terjamin.

            Dengan melakukan proses manajemen brand yang baik, produk kita mampu menjadi sebuah produk yang dikenal dan melekat dihati masyarakat. Karena Brand dapat disebut sebagai pelabelan, brand memiliki kekuatan untuk membantu penjualan. Jika produk kita mampu menembus pasar secara luas, maka produk kita akan selalu diingat dan masyarakatpun akan tetap menggunakan produk kita.

            Air mineral dalam kemasan dapat dijadikan sebagai contoh, salah satu merek atau produk yang dominan dalam pasar di Indonesia, dimana dalam kasus ini konsumen seringkali menyebut air mineral dalam kemasan dengan satu merek yang sama dikarenakan merek air mineral dalam kemasan tersebut yang lebih dulu keluar dipasaran dan sudah sangat popular, padahal yang dibeli oleh konsumen tersebut adalah air mineral dalam kemasan dengan merek yang berbeda.



















STUDI KASUS
            Brand management  ternyata mempunyai aspek yang luas, mungkin lebih luas dari dugaan kita.  Cerita dari bagian General Affairs di kantor “ X” dapat menggambarkan salah satu sudut  pengelolaan merek, yang sering terluput dari perhatian kita. Bagian pembelian kantor “ X”  dahulu berlangganan sebuah merek AMDK  (Air Minum Dalam Kemasan) “terkenal”, karena merasa sangat yakin terhadap kualitasnya walaupun harganya lebih mahal daripada merek lainnya.    Benefit  yang diperoleh   dianggap lebih tinggi dari pada pengorbanan uang (monetary sacrifice), sehingga perceived valuenya tinggi dan muncul keputusan untuk memilihnya. Selama berlangganan kualitas produknya tidak pernah menimbulkan keluhan dan sesuai dengan harapan. Harapan yang terbentuk oleh brand image – bahwa AMDK tersebut melalui proses pengelolaan yang higienis dan terjaga kualitasnya – terpenuhi sehingga kepuasan terhadap produk tinggi. Ingat, konsumen sebenarnya tidak melakukan pengujian kualitas dalam arti yang sesungguhnya, tetapi lebih berdasarkan opini mereka, alias berdasarkan  perceived quality.
            Namun tidak demikian dengan kualitas layanannya. Para pengirimnya  tampak ogah-ogahan karena harus menaikkan ke kantor “ X”  yang pada waktu itu berada di  lantai sebelas.  Beberapa lama kemudian pasokan dari mereka mulai mengalami keterlambatan, sehingga bagian general affairs kelabakan dan  harus membeli AMDK botol untuk mengatasinya. Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dan puncaknya terjadi ketika ada karyawan penagihan perusahan itu ‘menilep’ beberapa galon, dengan menagih lebih dari  pembelian yang seharusnya. Tentu ini sangat mengecewakan, dan bagian GA pun memutuskan pindah ke merek lain, sebuah merek yang ‘tidak terkenal’, dengan harapan karena pelanggannya sedikit mereka dapat lebih care terhadap pelanggan. Dan ternyata benar, perusahaan kecil yang mereknya tidak terkenal  ini dapat memberikan layanan yang lebih baik, dan tidak pernah sekalipun terlambat.
            Tetapi apa yang terjadi beberapa tahun kemudian ? Ketika ruang meeting diberi dispenser agar para peserta meeting langsung bisa menyeduh sendiri minumannya, merek AMDK yang ‘tidak terkenal’ ini digusur karena kurang bergengsi, kurang representif untuk ‘mejeng’ di depan  tamu alias tidak memiliki brand image yang layak. Bagian GA pun akhirnya kembali kepada merek ‘terkenal’ dengan harapan layanannya sudah membaik, apalagi  menurut informasi telah terjadi pembenahan manajemen. (http://Kompas.com//)
Analisis Studi kasus:
            Dari cerita dalam studi kasus di atas kami dapat menarik dua hal, yaitu merek terkenal – tapi   layanannya kurang bagus – dan kedua merek “tidak terkenal” yang layanannya bagus, tapi kurang  memiliki brand awareness..
            Sebagai pemilik merek “terkenal“ yang memiliki brand image yang bagus, mereka dapat menjual dengan harga premium (premium price) dan menarik manfaat price premium sebagai bagian dari brand equity.  Price premium adalah lambang batas selisih harga, sebuah titik ketika  konsumen merasakan selisih harga tertentu akan mengubah keputusannya  dan berpindah ke merek lain yang lebih murah. Misalnya,  Intel selalu melakukan price premium measurement ini. Setiap minggu pewawancara Intel  mendatangi toko-toko  komputer untuk menanyai pengunjung berapa besar diskon yang harus diberikan kepada sebuah komputer  agar pembeli  berpindah untuk membeli komputer lain tanpa label “Intel Inside”. Kita tahu,  AMD sebagai kompetitor terberat Intel menawarkan harga yang lebih murah hingga 39 persen.   Dengan harga lebih tinggi dari kompetitor karena ‘kesaktian merek’ pemilik merek yang kuat, mempunyai potensi untuk mengeruk laba yang lebih tinggi, yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanannya. Sayang sebagai pemilik merek AMDK terkenal mereka kurang berhasil membangun brand-customer relationship yang baik. Padahal di sinilah  proses pemeliharaan hubungan dengan pelanggan, agar pelanggan tidak lari kepada kompetitor. Seperti kasus AMDK ini, ketidakpuasan konsumen bukan terhadap produknya, tetapi lebih kepada layanan dalam menghantarkan value kepada pelanggan.  Dalam menyediakan layanan ini, ‘mesin produksinya‘ adalah manusia dan ‘produknya’ adalah perilaku dalam berhubungan dengan para pelanggan.  Jadi sangat tergantung bagiamana mengelola manusia agar dapat ‘memproduksi’ perilaku tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Yang ‘dijual’ bukan hanya air dalam botol saja, tetapi juga menjual sejumlah ‘perilaku’ yang disebut layanan pendukung. Disinilah letak pendekatan holistik dalam pengelolaan merek mesti diletakkan. Mengelola merek bukan  masalah iklan saja, atau masalah komunikasi pemasaran belaka. Di belakang brand image yang telah dibentuk dengan susah payah melalui kegiatan komunikasi pemasaran, harus ada ‘pasukan’ yang kompak bertindak seia-sekata dalam memenuhi janji  yang telah melekat di benak konsumen. Sebuah bentuk komunikasi ‘nyata’ berupa interaksi dalam memenuhi harapan konsumen. Sistem kerja lintas fungsional harus berjalan untuk mendukung brand-customer relationship. Dan  sebagai konsekuensi dari pendekatan lintas fungsional tersebut harus disertai konsistensi yang tinggi, sehingga anggota organisasi tidak melakukan berdasar interpretasinya sendiri-sendiri. Apalagi berdasar kepentingannya sendiri-sendiri yang dapat merusak brand image yang terbentuk.
            Pada kasus merek ‘tidak terkenal’ yang mempunyai kualitas layanan baik, unsur komunikasi pemasaran menjadi kelemahannya. Seberapa bagus kualitas produk dan layannya, jika tidak disertai komunikasi pemasaran yang bagus, upaya ini menjadi sia-sia. Komunikasi kepada kepada para pelanggan harus bulat, sehingga para pelanggan  juga menerima secara bulat. Inilah yang disebut sebagai strategic consistency, seperti pernah dilakukan Pepsi dalam Project’s Blue untuk memerangi ketidak konsistenan.  Gerakan “its image is all over the map” bertujuan menyeragamkan warna dan nada Pepsi yang beragam.
            Dalam pelaksanaannya, strategic consistency harus dilandasi oleh  budaya perusahaan yang berlandaskan falsafah customer driven. Dalam budaya perusahaan tertuang nilai-nilai yang menyatukan gerak anggota organisasi, sehingga secara konsisten akan membawa dampak pada product & services performance.



BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

            Branding adalah istilah lain dari kegiatan manajemen kampanye produk dan layanan. Kesuksesan yang diraih oleh kampanye ini didasarkan pada kemampuan tim pemasaran dalam menentukan strategi promosi dan distribusi produk secara simultan. Artinya proses branding merupakan hasil kerjasama yang kompak antara semua bagian terkait, untuk itulah diperlukan adanya sebuah manajemen Brand agar segala tujuan pemasaran dan penjualan sebuah produk baik barang ataupun jasa dapat terealisasikan dengan baik.
            Manajemen Brand mempunyai manfaat yang cukup banyak dalam hal pengupayaan penetrasi sebuah pasar dan reinforce product atau jasa, karena Brand itu sendiri dapat membantu proses penjualan sebuah produk barang atau jasa yang kita produksi. Namun apabila kita tidak selektif dan tidak berhati-hati dalam melakukan proses manajemen brand ini maka tujuan awal yang akan kita capai tidak akan berjalan secara optimal.
            Selain itu dalam pelaksanaannya kitapun harus mengupayakan adanya, strategic consistency yaitu sebuah strategi manajemen brand yang dilandasi oleh  budaya perusahaan yang berlandaskan falsafah customer driven. Dalam budaya perusahaan tertuang nilai-nilai yang menyatukan gerak anggota organisasi, sehingga secara konsisten akan membawa dampak pada product & services performance.


SARAN
            Mengelola brand bukan  masalah bagaimana cara mempromosikan atau mengiklankannya saja, namun di belakang brand image yang telah dibentuk dengan susah payah melalui kegiatan komunikasi pemasaran, harus ada ‘pasukan’ yang kompak bertindak seia-sekata dalam memenuhi janji  yang telah melekat di benak konsumen.
            Sebuah bentuk komunikasi ‘nyata’ berupa interaksi dalam memenuhi harapan konsumen. Sistem kerja lintas fungsional harus berjalan untuk mendukung brand-customer relationship. Dan  sebagai konsekuensi dari pendekatan lintas fungsional tersebut harus disertai konsistensi yang tinggi, sehingga anggota organisasi tidak melakukan berdasar interpretasinya sendiri-sendiri. Apalagi berdasarkan pada kepentingannya sendiri-sendiri yang dapat merusak brand image yang terbentuk.


DAFTAR PUSTAKA

 akses hari kamis tanggal 02 desember 2010 pukul 20:12
·         http://www.kompas.com// akses hari kamis 02 desember 2010 pukul 19:30
( Berita features tentang pendapat dan pandangan sebuah brand manajemen melalui cerita sebagai pengalaman dari sebuah perusahaan “ X ” mengenai sebuah merek “ Y ” air minum dalam kemasan. )
akses hari jum’at 03 desember 2010 pukul 18: 45 (Artikel tentang “ Pemasaran dan penjualan ”. Oleh Waizly Darwin, Hermawan Kartajaya)
·         Soemanegara, Rd. 2006. “ Strategi marketing communication konsep strategis dan terapan”.  Alfabeta, bandung.
·         Tjiptono, Fandy. 2008. “ Brand management and strategi ”. Andi, Yogyakarta.