Sabtu, 05 Mei 2012

“PSIKOLOGI KOMUNIKASI” SISTEM KOMUNIKASI INTRAPERSONAL


PSIKOLOGI KOMUNIKASI
SISTEM KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
OLEH:
ZIYA IBRIZAH

BAB I
PENDAHULUAN
         
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebanyakan Manusia tidak memahami bahwa sebenarnya kata-kata itu tidaklah mempunyai makna namun yang memberi makna pada kata-kata tersebut yaitu manusia it sendiri, dimana pikiran setiap manusia tidak akan sama, mereka menanggapinya berbeda-beda sesuai dengan keadaan dirinya dalam setiap peristiwa yang pada dasarnya sama konteks ruang, waktu dan latar belakangnya karena Psikologis manusia dapat mengatakan bahwa setiap manusia mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya.
Didalam ilmu komuniaksi manusia berkata, pesan diberi makna berlainan oleh manusia yang berbed. Dalam Makalah ini akan diuraikan bagaimana manusia menerima informasi, mengolahnya, menyimpanya, dan lalu menghasilakanya kembali.
1.2 Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan Sistem Komunikasi intrapersonal?
2.    Bagaimana penjelasan tentang Sistem Komunikasi Intrapersonal?
1.3 Tujuan
1.    Mahasiswa mengerti dan memahami tentang suatu Sistem komuniaksi Intrapersonal
2.    Mahasiswa dapat menaplikasikansistem komuniaksi Intrapersonal terhadap dirinya sebagai subyek Pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
  Definisi Sistem Komunikasi Intrapersonal
              Sistem komunikasi Intrapersonal Yaitu Suatu proses pengolahan informasi yang meliputi Sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.
  Secara garis besar sensasi adalah sebuah proses menangkap stimuli, Persepsi yaitu suatu proses memberi makna pada sensasi sehingga memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Sedangkan memori yaitu suatu proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Lalu yang dimaksud dengan Berfikir yaitu mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.
A.  Sensasi
            Sensasi merupakan tahapan paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari kata “ Sense, ” yang berarti alat penginderaan,sesuatu yang menghubungkan organism denagan lingkunganya.
Beberapa definisi dari sensasi yang dikemukakan oleh para ahli diaman salah satunya yaitu Benyamin B. Wolman( 1973: 343 ) yang berpendapat bahwa “ Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat undera, ” Namun apapun definisi sensasi, fungsi alat indera dalam meneriama informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkunganya, selain itu melalui alat indera manusia dapat memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi denagn dunianya.
            Pada Umumnya, kita mengenal ada lima alat indera. Namun didalam Psikologi disebutkan bahwa ada Sembilan bahkan ada pula yang mengatakan bahwa ada sebelas alat indera yang kemudiab digolongkan menjadi tiga macam indera penerima, sesuai dengan sumber informasi, baik dari dunia luar ( Eksternal) maupun dari dalam diri individu  sendiri ( Internal). Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor ( misalnya, telinga tau mata ). Informasi dari dalam diindera ole interoseptor ( misalnya, sistem peredaran darah ). Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor (misalnya, organ vestibular).
            Sampai disini, kita hanya membicarakan factor situasional yang mempengaruhi sensasi. Ketajaman situasi juga ditentukan oleh faktor-faktor personal. Pada tahun 30-an, beberapa orang peneliti menemukan bahwa phenyltjiocarbomide (ptc) yang terasa pahit bagi sebagian orang, tidak pahit bagi yang lain, itu bukanlah hal yang aneh tapi inilah perbedaan sensasi, dengan begitu, dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat ukuran, seperti itulah alat indera yang lain ( walaupun tidak ada kaca lidah, kaca kulit, atau kaca kuping ).
            Inilah yang dimaksud dengan perbedaan kapasitas alat indera yang menyebabkan perbedaan dalam memilih pekerjaan atau jodoh, mendengarkan musik, atau memutar Radio, dan yang jelas sekali, sensasi mempengaruhi persepsi.
B.  Persepsi
            Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Desiderato menyebutkan bahwa meskipun sensasi ada hubunganya dengan persepsi namun dalam menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
Adapun factor yang sangat mempengaruhi Persepsi, yaitu Perhatian. Yang dimaksud dengan perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainya melemah.
Faktor Eksternal penarik perhatian
            Sesuatu yang kita perhatikan itu ditentukan oleh factor-faktor situsional dan personal, dimana factor situasional itu terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan, dan perulangan.
Faktor Internal penaruh Perhatian
            Ada kecenderungan kita ingin melihat apa yang ingin kita lihat dan kita ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Suatu perbedaan perhatian akan timbul dari beberapa factor internal dalam diri kita. Adapun beberapa factor yang dapat mempengaruhi perhatian seseorang, yaitu:
§  Faktor-faktor Biologis
§  Faktor-faktor Sosiopsikologi
§  Faktor-faktor Sosiogenesis
    
      Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan Persepsi
                  Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai factor-faktor personal yang menunjukkan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada stimuli itu.


Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
                  Faktor-faktor structural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkanya pada sistem saraf individu. Teori yang dikenal sebagai teori Gestalt menyatakan bahwa, “ Bila kita mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikanya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagianya, Lalu menghimpunya. ” Tori itu terlahir dari rumusan prinsip-prinsip persepsi bersifat Struktural  yang dicetuskan oleh para ahli Psikolog, diantaranya adalah: Gestalt, Kohler, Wartheimer ( 1959 ) dan Koffka.
                  Pada akhir kesimpulan maka didapat sebuah pendapat dari Krech dan Crutchfield yang menyatakan bahwa kecenderungan untuk mengelompokkan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan adalah hal yang Universal dan kita semuapun sering atau pernah melakukanya.

C.  Memori
            Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan Organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing perilakunya ( Schlessinger dan Groves ( 1976: 352 )) Sedangkan Ilmu Psikologi mendefinisikan Memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi ( retrieval ) oleh manusia dan organime lainya. Pengkodean berkaitan dengan presepsi awal dan pengenalan. Menurut perspektif psikologi terutama psikologi kognitif bahwa memori ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Jadi, ada tiga unsure dalam perbuatan memori, yaitu menerima kesan-kesa, menyimpan dan mereproduksikan.
Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi ( Dengan menyediakan kerangka rujukan ) maupun berfikir.

Jenis-jenis Memori
Ada empat jenis memori :
1.    Pengingatan ( Recall), yaitu suatu proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim ( kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2.    Pengenalan ( Recognition ), yaitu suatu proses pengenalan kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organism.
3.    Belajar lagi ( Relearning ), yaitu suatu proses menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori.
4.    Redintegrasi ( Redintegration ), yaitu suatu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai iformasi menjadi suatu konsep atau suatu cerita yang cukup kompleks.
Ada tiga jenis teori yang masing-masing dikemukakan oleh ahli psikologi komunikasi yang menjelaskan tentang mekanisme Memori, tiga jenis memori tersebut adalah:
1.      Teori Aus, teori ini menyatakan bahwa memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat, bila dilatih terus menerus.
2.      Teori Interferensi, teori ini menyatakan bahwa memori adalah sebuah meja lilin atau kanvas. Maksudnya adalah sebuah pengalaman itu diibaratkan sebagai lukisan pada meja lilin atau kanvas.
3.      Teori Pengolahan Informasi, yaitu teori yang menyatakan bahwa informasi yang mula-mula disimpan pada gudang inderawi, kemudian masuk pada memori jangka pendek, lalu dilupakan taua dikoding untuk dimasukkan kedalam memori jangka panjang. Dimana dalam teori ini, otak manusia dianalogikan dengan computer.

D.  Berpikir
            Berpikir merupakan proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli, dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang kita sebut dimuka yaitu Sensasi, persepsi, dan memori. Dalam berpikir kita melibatkan lambing, visual dan grafis. Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan yang baru. Memahami realitas berarti menarik kesimpulan. Meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal. Sehingga dengan singkat, Anita Taylor et al mendefinisikan bahwa berfikir adalah sebuah proses penarikan kesimpulan.
Secara garis besar Berpikir dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·         Berpikir Autistik, lebih tepat jika disebut sebagai melamun. Seperti fantasi, mengkhayal, dengan berpikir Autistik orang melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
·         Berpikir Realistik, disebut juga sebagai nalar. Yaitu berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Selain itu Floyd L. Ruch menyebut ada tiga macam berpikir Realistik. Yaitu deduktif, induktif, dan evaluative ( Ruch, 1967 : 336 ). Dan tidak banyak orang yang menyadari bahwa berpikir secara Analogis yang tidak logis itu ternyata paling sering mereka gunakan untuk menetapkan keputusan, memecahkan soal, dan melahirkan gagasan baru.
            Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan, sebagian dari keputusan itu ada yang menetukan masa depan kita. Setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh keputusan-keputusan lainyayang berkaitan. Masih belum banyak yang dapat diungkapkan tentang proses penetapan keputusan. Tetapi sudah disepakati, bahwa factor-faktor personal amat menentukan apa yang diputuskan itu, antara lain kognisi, motif, dan sikap. Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan dimiliki. Motif amat mempengaruhi pengambilan keputusan, motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu . Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Juga tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Juga tingkah laku yang disebut tingkah laku secara reflex dan berlangsung secara otomatis, mempunyai maksud tertentu walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia. Motif-motif manusia dapat bekerja secara sadar, dan juga tidak sadar bagi diri manusia. Untuk dapat mengerti dan memahami tingkah laku manusia Yang terakhir adalah Sikap, dimana yang dimaksud dengan sikap adalah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar