“PSIKOLOGI KOMUNIKASI”
SISTEM KOMUNIKASI
INTRAPERSONAL
OLEH:
ZIYA IBRIZAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kebanyakan
Manusia tidak memahami bahwa sebenarnya kata-kata itu tidaklah mempunyai makna
namun yang memberi makna pada kata-kata tersebut yaitu manusia it sendiri,
dimana pikiran setiap manusia tidak akan sama, mereka menanggapinya berbeda-beda
sesuai dengan keadaan dirinya dalam setiap peristiwa yang pada dasarnya sama
konteks ruang, waktu dan latar belakangnya karena Psikologis manusia dapat
mengatakan bahwa setiap manusia mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik
personalnya.
Didalam ilmu komuniaksi manusia
berkata, pesan diberi makna berlainan oleh manusia yang berbed. Dalam Makalah
ini akan diuraikan bagaimana manusia menerima informasi, mengolahnya,
menyimpanya, dan lalu menghasilakanya kembali.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Sistem Komunikasi
intrapersonal?
2.
Bagaimana penjelasan tentang
Sistem Komunikasi Intrapersonal?
1.3 Tujuan
1.
Mahasiswa mengerti dan memahami
tentang suatu Sistem komuniaksi Intrapersonal
2.
Mahasiswa dapat
menaplikasikansistem komuniaksi Intrapersonal terhadap dirinya sebagai subyek
Pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Definisi
Sistem Komunikasi Intrapersonal
Sistem komunikasi Intrapersonal
Yaitu Suatu proses pengolahan informasi yang meliputi Sensasi, persepsi,
memori, dan berfikir.
Secara garis besar sensasi adalah sebuah
proses menangkap stimuli, Persepsi yaitu suatu proses memberi makna pada
sensasi sehingga memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain, persepsi
mengubah sensasi menjadi informasi. Sedangkan memori yaitu suatu proses
menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Lalu yang dimaksud dengan
Berfikir yaitu mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan
atau memberikan respons.
A. Sensasi
Sensasi merupakan tahapan paling awal dalam penerimaan
informasi. Sensasi berasal dari kata “ Sense, ” yang berarti alat
penginderaan,sesuatu yang menghubungkan organism denagan lingkunganya.
Beberapa definisi dari
sensasi yang dikemukakan oleh para ahli diaman salah satunya yaitu Benyamin B.
Wolman( 1973: 343 ) yang berpendapat bahwa “ Sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat
undera, ” Namun apapun definisi sensasi, fungsi alat indera dalam meneriama
informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat
memahami kualitas fisik lingkunganya, selain itu melalui alat indera manusia
dapat memperoleh pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi denagn
dunianya.
Pada Umumnya, kita mengenal ada lima alat indera. Namun
didalam Psikologi disebutkan bahwa ada Sembilan bahkan ada pula yang mengatakan
bahwa ada sebelas alat indera yang kemudiab digolongkan menjadi tiga macam
indera penerima, sesuai dengan sumber informasi, baik dari dunia luar (
Eksternal) maupun dari dalam diri individu sendiri ( Internal). Informasi dari luar
diindera oleh eksteroseptor ( misalnya, telinga tau mata ). Informasi dari
dalam diindera ole interoseptor ( misalnya, sistem peredaran darah ). Selain
itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor (misalnya, organ
vestibular).
Sampai disini, kita hanya membicarakan factor situasional
yang mempengaruhi sensasi. Ketajaman situasi juga ditentukan oleh faktor-faktor
personal. Pada tahun 30-an, beberapa orang peneliti menemukan bahwa
phenyltjiocarbomide (ptc) yang terasa pahit bagi sebagian orang, tidak pahit
bagi yang lain, itu bukanlah hal yang aneh tapi inilah perbedaan sensasi,
dengan begitu, dapat disebabkan oleh perbedaan pengalaman atau lingkungan
budaya, disamping kapasitas alat ukuran, seperti itulah alat indera yang lain (
walaupun tidak ada kaca lidah, kaca kulit, atau kaca kuping ).
Inilah yang dimaksud dengan perbedaan kapasitas alat
indera yang menyebabkan perbedaan dalam memilih pekerjaan atau jodoh,
mendengarkan musik, atau memutar Radio, dan yang jelas sekali, sensasi
mempengaruhi persepsi.
B. Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Desiderato menyebutkan bahwa meskipun sensasi ada hubunganya dengan
persepsi namun dalam menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya
melibatkan sensasi, tapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
Adapun factor
yang sangat mempengaruhi Persepsi, yaitu Perhatian. Yang dimaksud dengan
perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi
menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainya melemah.
Faktor
Eksternal penarik perhatian
Sesuatu yang kita perhatikan itu
ditentukan oleh factor-faktor situsional dan personal, dimana factor
situasional itu terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat
eksternal atau penarik perhatian Stimuli diperhatikan karena mempunyai
sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli, kebaruan,
dan perulangan.
Faktor
Internal penaruh Perhatian
Ada kecenderungan kita ingin melihat apa yang ingin kita
lihat dan kita ingin mendengar apa yang ingin kita dengar. Suatu perbedaan
perhatian akan timbul dari beberapa factor internal dalam diri kita. Adapun beberapa
factor yang dapat mempengaruhi perhatian seseorang, yaitu:
§ Faktor-faktor
Biologis
§ Faktor-faktor
Sosiopsikologi
§ Faktor-faktor
Sosiogenesis
Faktor-faktor
Fungsional yang Menentukan Persepsi
Faktor
fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang
termasuk apa yang kita sebut sebagai factor-faktor personal yang menunjukkan
persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang
memberikan respons pada stimuli itu.
Faktor-faktor Struktural yang
Menentukan Persepsi
Faktor-faktor structural
berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang
ditimbulkanya pada sistem saraf individu. Teori yang dikenal sebagai teori
Gestalt menyatakan bahwa, “ Bila kita mempersepsi sesuatu, kita
mempersepsikanya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagianya,
Lalu menghimpunya. ” Tori itu terlahir dari rumusan prinsip-prinsip persepsi
bersifat Struktural yang dicetuskan oleh
para ahli Psikolog, diantaranya adalah: Gestalt, Kohler, Wartheimer ( 1959 )
dan Koffka.
Pada akhir kesimpulan maka
didapat sebuah pendapat dari Krech dan Crutchfield yang menyatakan bahwa
kecenderungan untuk mengelompokkan stimuli berdasarkan kesamaan dan kedekatan
adalah hal yang Universal dan kita semuapun sering atau pernah melakukanya.
C. Memori
Memori adalah sistem yang sangat berstruktur, yang
menyebabkan Organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuanya untuk membimbing perilakunya ( Schlessinger dan Groves ( 1976:
352 )) Sedangkan Ilmu Psikologi mendefinisikan Memori sebagai sebuah proses
pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi ( retrieval ) oleh
manusia dan organime lainya. Pengkodean berkaitan dengan presepsi awal dan
pengenalan. Menurut perspektif psikologi terutama psikologi kognitif bahwa
memori ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi
kesan-kesan. Jadi, ada tiga unsure dalam perbuatan memori, yaitu menerima
kesan-kesa, menyimpan dan mereproduksikan.
Dalam komunikasi
intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam mempengaruhi baik persepsi
( Dengan menyediakan kerangka rujukan ) maupun berfikir.
Jenis-jenis
Memori
Ada empat jenis memori :
1.
Pengingatan ( Recall), yaitu suatu
proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara verbatim (
kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2.
Pengenalan ( Recognition ), yaitu
suatu proses pengenalan kembali informasi yang sudah dipelajari melalui suatu
petunjuk yang dihadapkan pada organism.
3.
Belajar lagi ( Relearning ), yaitu
suatu proses menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita peroleh
termasuk pekerjaan memori.
4.
Redintegrasi ( Redintegration ),
yaitu suatu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai iformasi menjadi
suatu konsep atau suatu cerita yang cukup kompleks.
Ada tiga jenis teori yang
masing-masing dikemukakan oleh ahli psikologi komunikasi yang menjelaskan
tentang mekanisme Memori, tiga jenis memori tersebut adalah:
1.
Teori Aus, teori ini menyatakan
bahwa memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru
kuat, bila dilatih terus menerus.
2.
Teori Interferensi, teori ini
menyatakan bahwa memori adalah sebuah meja lilin atau kanvas. Maksudnya adalah
sebuah pengalaman itu diibaratkan sebagai lukisan pada meja lilin atau kanvas.
3.
Teori Pengolahan Informasi, yaitu
teori yang menyatakan bahwa informasi yang mula-mula disimpan pada gudang
inderawi, kemudian masuk pada memori jangka pendek, lalu dilupakan taua
dikoding untuk dimasukkan kedalam memori jangka panjang. Dimana dalam teori
ini, otak manusia dianalogikan dengan computer.
D. Berpikir
Berpikir merupakan proses keempat yang mempengaruhi
penafsiran kita terhadap stimuli, dalam berpikir kita melibatkan semua proses
yang kita sebut dimuka yaitu Sensasi, persepsi, dan memori. Dalam berpikir kita
melibatkan lambing, visual dan grafis. Berpikir dilakukan untuk memahami
realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan
yang baru. Memahami realitas berarti menarik kesimpulan. Meneliti berbagai
kemungkinan penjelasan dari realitas eksternal dan internal. Sehingga dengan
singkat, Anita Taylor et al
mendefinisikan bahwa berfikir adalah sebuah proses penarikan kesimpulan.
Secara garis besar Berpikir
dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·
Berpikir
Autistik, lebih tepat jika disebut sebagai melamun.
Seperti fantasi, mengkhayal, dengan berpikir Autistik orang melarikan diri dari
kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastis.
·
Berpikir
Realistik, disebut juga sebagai nalar. Yaitu
berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Selain itu Floyd L. Ruch
menyebut ada tiga macam berpikir Realistik. Yaitu deduktif, induktif, dan
evaluative ( Ruch, 1967 : 336 ). Dan tidak banyak orang yang menyadari bahwa
berpikir secara Analogis yang tidak logis itu ternyata paling sering mereka gunakan
untuk menetapkan keputusan, memecahkan soal, dan melahirkan gagasan baru.
Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan.
Sepanjang hidup kita harus menetapkan keputusan, sebagian dari keputusan itu ada
yang menetukan masa depan kita. Setiap keputusan yang diambil, akan disusul
oleh keputusan-keputusan lainyayang berkaitan. Masih belum banyak yang dapat
diungkapkan tentang proses penetapan keputusan. Tetapi sudah disepakati, bahwa
factor-faktor personal amat menentukan apa yang diputuskan itu, antara lain
kognisi, motif, dan sikap. Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan
dimiliki. Motif amat mempengaruhi pengambilan keputusan, motif merupakan suatu
pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau
dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu .
Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Juga tingkah laku
manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Juga tingkah laku yang disebut tingkah
laku secara reflex dan berlangsung secara otomatis, mempunyai maksud tertentu
walaupun maksud itu tidak senantiasa sadar bagi manusia. Motif-motif manusia
dapat bekerja secara sadar, dan juga tidak sadar bagi diri manusia. Untuk dapat
mengerti dan memahami tingkah laku manusia Yang terakhir adalah Sikap, dimana
yang dimaksud dengan sikap adalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar