Sabtu, 05 Mei 2012

TEORI KOMUNIKASI


TEORI KOMUNIKASI
OLEH:
ZIYA IBRIZAH 090531100054

1.    Deskripsikan tentang teori pesamaan media/ the media equation theory beserta contoh konkret!

JAWAB:
NO.1

►Deskripsi sebuah Teori Persamaan/ The media equation theory.
             Teori Persamaan Media adalah sebuah teori yag dikemukakan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass, pada tahun 1996. Teori ini menjelaskan dan meramalkan mengapa orang secara tidak sadar atau secara otomatis dapat merespons terhadap adanya media komunikasi layaknya kepada manusia. Selain itu, dalam teori ini juga melihat adanya proses komunikasi interpersonal antara individu dengan media yang dihadapinya.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam teori ini dijelaskan tentang adanya media yang diibaratkan sebagai manusia dengan memperhatikan bahwa media juga bisa diajak bicara, karena dalam teori ini juga dijelaskan tentang proses seorang individu merasa menjadi bagian dari tayangan media tersebut.

►Contoh dari sebuah Teori Persamaan/ The media equation theory.
            Saya yang tergolong sebagai salah satu penikmat media juga turut merasakan adanya efek dari sebuah teori persamaan ketika saya sedang melihat tayangan berita mengharukan seperti kisah Prita yang dituntut oleh pihak Rumah sakit karena secara tidak sengaja dia curhat pada sahabatnya Via chatting dimana Curhat itu diketahui oleh pihak Rumah sakit sehingga dianggap sebagai tindak pencemaran nama baik terhadap loyalitas dan kredibilitas dari Rumah sakit tersebut.
Dari kejadian tersebut secara tidak langsung saya juga merasakan derita Prita yang akan dituntut dengan hukuman penjara beberapa tahun serta denda yang jumlah Rupiahnya tidak sedikit, apalagi seorang Prita saat itu mempunyai seorang bayi yang masih sangat bergantung kepada kasih sayang seorang ibu. Bisa dibayangkan betapa menderitanya Prita dalam kisahnya tersebut.
Disitu, saya seperti sudah sangat mengenal Prita dan rasa ingin untuk menolongnya begitu tinggi hanya karena melihat tayangan dimedia tentang Prita.


2.    Bagaimana internet mengubah media massa tradisional termasuk surat kabar dan televise?
JAWAB:

Berdasarkan adanya fenomena yang terjadi disekitar lingkungan, maka saya dapat memberikan kesimpulan bahwa Internet dapat mengubah media massa tradisional termasuk surat kabar dan televise dengan cara memberikan penawaran berupa kemudahan dalam mendapatkan informasi disegala bidang melalui adanya akses yang begitu cepat, efektif dan efisien juga relative lebih murah.
Selain itu Internet juga menjadikan khalayak mampu  berfikir logis dan lebih kritis karena melalui internet khalayak dapat mencari data atau berita tidak hanya dari satu sumber/satu refrensi saja, namun berbagai sumber yang banyak berhamburan diinternet sehingga khalayak dapat membandingkanya secara mandiri, khalayak juga dapat berdiskusi dengan khalayak lain yang ada diseluruh dunia ini. Maka secara otomatis, pengetahuan yang akan didapat juga akan semakin banyak. Ditambah lagi internet yang kini mulai semakin jadi konsumsi khalayak luas tidak hanya orang dewasa dan remaja bahkan anak-anak yang notabenya sedang duduk dibangku SD juga sudah mulai membiasakan diri dengan internet. Sehingga perubahan inipun berdampak pada perubahan media massa yang kian ingin menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sehingga konsumen tetap mendapatkan yang terbaik pula seperti apa yang khalayak ingin untuk dinikmati sesuai dengan kebutuhanya.

3.    Jaringan TV nasional kini dimiliki oleh sekelompok elit saja. Peluang dan tantangan macam apa yang dihadapi masyarakat dari kondisi seperti ini? Apakah ada keuntunganya?
JAWAB:
Adanya suatu jaringan TV Nasional yang hanya dimiliki oleh sekelompok elit saja menyebabkan adanya Patologi atau sebuah penyakit social, dimana kandungan media adalah komoditas yang dijual dipasar dan informasi yang disebarluaskan dapat dikendalikan oleh apa yang akan di tanggung sebuah pasar.
Dalam kondisi seperti ini akan membawa implikasi mekanisme pasar yang tidak ambil resiko, yaitu adanya suatu bentuk mekanisme wacana publik sehingga yang lainya akan terpinggirkan dimana yang sesungguhnya hal ini juga dipicu karena adanya pengaruh terhadap perekonomian oleh para pemilik jaringan TV Nasional tunggal tersebut. Sebuah ekonomi dipahami sebagai ilmu atau kajian yang menelaah kekuatan atau kemampuan yang mengalokasikan sumber untuk memenuhi kebutuhan yang dipersaingkan, termasuk dalam perkembangan media massa yang juga turut  dipengaruhi oleh masalah produksi dan distribusi massal.
Ada beberapa tipe masyarakat ekonomi yang membentuk perkembangan media massa, yaitu:
1.    Masyarakat pertanian di mana produksi dan distribusi ditandai dengan dinamika produksi dan distribusi yang bersifat lokal dan kedaerahan.
2.     Masyarakat industri yang ditandai dengan standarisasi dan pengolahan produksi dan distribusi massal.
3.     Masyarakat informasi yang ditandai internasionalisasi dan komersialisasi
      informasi yang ada dalam masyarakat.
Tentu saja, ruang lingkup dan ukuran pasar pun berkembang dari yang bersifat lokal kedaerahan, regionalisasi dan nasional sampai ke level internasional. Perkembangan media massa berkembang melalui pembangunan skala ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dari pasar yang lebih luas. Pada dasarnya media massa mengikuti model ekonomi industrial yang ditandai dengan akselerasi banyaknya media dan hasil-hasilnya untuk mendapatkan biaya yang murah untuk produksinya. Ketika produksi semakin besar diharapkan juga perkembangan pembeli dan cakupan daerah yang dapat membelinya. Dalam perkembangan selanjutnya, media massa juga tidak dapat dipisahkan dengan hukum persaingan karena industri media massa yang didirikan tidak lagi sebagai pemain tunggal. Persaingan tidak dilihat sebagai hal yang negatif tapi harus dipahami sebagai hal yang membangun baik dari segi produksi dan distribusi media massa itu sendiri. Dalam iklim ekonomi, tidak menutup kemungkinan terjadinya monopoli.
             Atmosfer monopoli ini bisa terjadi karena sistem persaingan yang keras sehingga diperlukan pemain ekonomi yang kuat.
Monopoli media bisa berbentuk dalam beberapa ragam:
a.    Duopoli, sebuah sistem ekonomi yang juga bisa berlaku dalam media ketika hanya terdapat dua pemain utama yang menguasai
dan mendominasi 50%  pasar.
b.    Oligopoli, sebuah sistem ekonomi yang juga bisa berlaku dalam industri media ketika terdapat beberapa industri yang menguasai dan mendominasi 30% pasar.
c.     Monopoli, sebuah sistem ekonomi yang memperlihatkan satu pemain industri yang mendominasi dan menguasai hampir 90% pasar.
Hal ini juga bisa mengakibatkan sistem permainan ekonomi dalam media massa. Sistem kepemilikan merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam kehidupan ekonomi media. Hanya memang ada masalah yang berkaitan dengan atmosfer ekonomi ini, yaitu masalah kepemilikan media massa yang justru melemahkan peran dan fungsi sosial media massa, dalam hal ini melemahkan proses diversitas informasi yang diperlukan oleh masyarakat.
Tetapi yang jelas dari sekian motif ekonomi yang muncul, yang paling pokok
adalah motif keuntungan. Faktor keuntungan adalah faktor yang mengoperasionalisasikan industri media sampai ke organisasi-organisasinya. Dalam sebuah industri, termasuk di dalamnya industri media massa, faktor keuntungan adalah faktor penting. Faktor keuntungan ini yang sering bertabrakan dengan masalah kepentingan publik yang juga diemban oleh media massa.

►Keuntungan bagi publik mungkin tidak sepenuhnya ada karena sebagian besar pemilik jaringan TV Nasional tunggal tersebut rata-rata hanya ingin merauk keutungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan publik yang sesungguhnya menginginkan lebih dari itu. Untuk “menggenjot” keuntungan tersebut, media massa mempunyai banyak strategi dari hanya pemotongan pegawai sampai pemanfaatan iklan secara besar-besaran pada setiap produk media massa yang dihasilkan. Namun ternyata tidak semua media massa yang hanya  berniat untuk mencari keuntungan saja, ada beberapa pelaku media (PBS, misalnya) yang tetap mengandalkan subsidi publik untuk kelangsungan hidupnya.
4.            Apakah media-media baru seperti internet memberikan manfaat dan            gratifikasi yang tidak dimiliki oleh media-media lama ataukah media baru tersebut memenuhi kebutuhan lama dengan cara baru?
JAWAB:
Internet mempunyai manfaat dan gratifikasi yang hampir sama dengan media lama dan kehadiran Internet memenuhi kebutuhan lama dengan cara yang baru seperti bertindak 
sebagai aspek komunikasi, penyedia informasi, dan fasilitas untuk promosi dengan cakupan yang lebih luas dan akses yang relative cepat, efektif dan efisien juga murah dibandingkan dengan cara yang dilakukan oleh media lama.
Selain itu Internet memenuhi kebutuhan media lama dengan cara baru seperti yang dapat dilihat bahwa Internet juga bisa menghubungkan kita dengan berbagai pihak di berbagai lokasi di seluruh dunia. Misalnya kita bisa kirim data atau surat dengan berbagai pihak diseluruh dunia dengan menggunakan fasilitas Electronic mail (E-mail). Selain fasilitas Electronic mail, internet juga menyediakan fasilitas untuk ngobrol yang dalam internet disebut chatting.
Kemampuan internet lainnya adalah Use net, yaitu forum yang disediakan bagi pengguna internet untuk berbagi informasi dan pemikiran mengenai suatu topik melalui bulettin elektronik. Dengan menggunakan forum ini, pengguna dapat mengirim pesan mengenai topik bersangkutan dan menerima tanggapan dari pihak lain. Internet terhubung dengan ratusan katalog perpustakaan, sehingga penggunaannya dapat meneliti ribuan data base yang terbuka untuk umum melalui jaringan tersebut yang disediakan oleh perusahaan, pemerintah ataupun nira laba. Pengguna internet dapat menggunakan informasi ini untuk berbagai keperluan bisnisnya, sehingga bisa mengetahui kondisi lingkungan termasuk pesaing dan perkembangan kepentingan para stakeholder.
Beberapa metode atau alat untuk mengakses komputer dan mencari file yang dapat diterapkan melalui internet adalah gopher, archie, dan wide area information servers.
Dalam dunia bisnis internet digunakan sebagai alat penghubung yang praktis untuk komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, tanpa harus memikirkan waktu dan lokasi. Sekarang ini banyak situs – situs yang melakukan penjualan barang dan jasa lewat internet, dan tentunya kalau kita ingin membeli harus memakai kartu kredit, jadi transaksi itu terjadi lewat internet. Kebanyakan orang di luar negeri seperti Amerika sering berbelanja produk atau barang lewat internet, namun dinegara kita masih jarang yang melakukan pembelian lewat internet yang ada penjualan, penyedia jasa dan penyedia informasi, baik itu informasi tentang berita, informasi tentang pendidikan, dan lain sebagainya.

      Selain yang saya sebutkan diatas masih banyak lagi manfaat dan gratifikasi  internet seperti dalam bidang komunikasi, Seperti saat ini kita bisa berkomunikasi via telefon dengan semua orang diseluruh dunia tanpa harus membayar seratus Rupiahpun, yaitu dengan menggunakan fasilitas VOIP.

►Secara garis besar manfaat dan gratifikasi yang belum dimiki oleh media, baik lama ataupun baru.

1. Mempermudah pekerjaan
2. Hiburan
3. Sumber pengetahuan
4. Sarana komunikasi
5. Sebagai tempat berkarya (yang positif)
6. Sebagai 'pusat perbelanjaan yang praktis'
7. Tempat memperoleh (segala) informasi
8. Sebagai 'tempat mengirim dan menerima pesan dengan efektif dan efisien'
9. Tempat berdiskusi
10. Tempat bertanya dan memperoleh jawaban.

5.            Agenda media pasti berasal dari suatu tempat. Siapa atau apa yang menetukan agenda untuk media? Jelaskan!
JAWAB:
Sesuatu yang menetukan Agenda untuk media terbagi menjadi tiga. Yang pertama adalah derajat seberapa media merefleksikan agenda public, disebut sebagai representasi. Dalam agenda representasi, public mempengaruhi media. Kedua adalah dipertahankanya agenda yang sama oleh publik disemua waktu yang disebut persintence. Dalam agenda publik persinten, media mungkin memiliki pengaruh yang kecil. Ketiga, terjadi ketika agenda media mempengaruhi agenda publik, disebut sebagai persuasi. Pengaruh jenis yang ketiga dimana media mempengaruhi publik adalah tepat seperti yang dipredikisi oleh teori Agenda setting.
      Teori Agenda Setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan disiarkannya. Secara selektif, “gate keepers ” seperti penyunting, redaksi, bahkan wartawan sendiri menentukan  mana yang pantas diberitakan dan mana yang harus disembunyikan. Setiap kejadian atau isu diberi bobot  tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam surat kabar, waktu pada televisi dan radio) dan cara penonjolan (ukuran judul, letak pada suratkabar, frekuensi penayangan, posisi dalam suratkabar, posisi dalam jam tayang).  Misalnya berita tebunuhnya gembong teroris Dr. Azahari yang terus menerus disiarkan dalam waktu rata-rata 30 menit dalam televisi dan disajikan pada surat kabar dengan mengisi hampir setengah dari Pemberitaan Media Massa  dan terletak pada halaman muka, berarti Dr. Azahari sedang ditonjolkan sebagai gembong teroris yang terbunuh atau pencapaian prestasi jajaran polisi membunuh teroris nomor  wahid di Indonesia itu. Atau para bintang AFI, KDI, Indonesia Idol yang mendapat tayangan lebih, sehingga dari orang yang tak dikenal, karena terus diberitakan atau disiarkan hanya beberapa bulan menjelma menjadi bintang dan sangat terkenal oleh pemirsa televisi Indonesia. Karena pembaca, pemirsa, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat (Community Salience). Teori Agenda Setting pertama dikemukakan oleh Walter Lippman (1965) pada konsep “The World Outside and the Picture in our head”, penelitian empiris teori ini dilakukan  Mc Combs dan Shaw ketika mereka meniliti pemilihan presiden tahun 1972. Mereka mengatakan antara lain walaupun para ilmuwan yang meneliti perilaku manusia belum menemukan kekuatan media seperti yang disinyalir oleh pandangan masyarakat yang konvensional, belakangan ini mereka menemukan cukup bukti bahwa para penyunting dan penyiar memainkan peranan yang penting dalam membentuk realitas sosial kita, ketika mereka melaksanakan tugas keseharian mereka dalam menonjolkan berita.  Khalayak belajar tentang isu-isu masyarakat dan hal-hal lain melalui media, isu atau topik dari penegasan yang diberikan oleh media massa. Misalnya, dalam merenungkan apa yang diucapkan kandidat selama kampanye, media massa tampaknya menentukan isu-isu yang penting. Dengan kata lain, media menetukan “acara” (agenda) kampanye. 

6.            Bagaimana Anda menentukan apa yang harus dilihat di TV atau menggunakan media lainya? Jelaskan jawaban anda berdasarkan teori yang telah kita pelajari!
JAWAB:
                              Model Uses and Gratification boleh disebut sebagai model efek moderat sebagai bandingan terhadap model efek terbatas dari Klapper. Apa yang mendorong saya untuk menggunakan media? Mengapa lebih senang acara X dan membenci acara Y?
Saat  saya sedang sendirian dan  kesepian lebih senang mendengarkan musik klasik di radio daripada membaca novel? Apakah media massa berhasil memenuhi kebutuhan saya?.Inilah diantara sekian banyak pertanyaan yang berkenaan dengan uses and gratification. 
      Menurut para pencetusnya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratification meneliti asal mula  kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan  media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain. 
Asumsi-asumsi dari teori ini menjelaskan bagaimana seseorang menentukan apa yang harus dilihatnya di TV, yaitu  sebagai berikut :
a.    Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.
b.    Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan  kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.
c.    Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan  kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanya bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan
d.    Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak: artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk menempatkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.
e.    Penilaian tentang arti cultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.  Model used and gratification memandang individu sebagai mahluk suprarasional dang sangat efektif. Ini memang mengundang kritik. Tetapi yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke proses penerimaan pesan. 
Jumlah kebutuhan yang dapat dipenuhi media belum disepakati, sebagaimana para psikolog mempunyai klasifikasi motif yang bermacam-macam. Sigmund Freud menyebut dua macam motif : eros (hasrat beri cinta) dan thanatos (hasrat merusak). Henry A. Murray(1968) menyebutkan  28 macam kebutuhan psikogenis yang pokok. Ericson(1963) menyebutkan delapan kebutuhan psikologis. Abraham Maslow (1970) mengusulkan lima kelompok kebutuhan yang disusunnya dalam tangga hierarkis dari kebutuhan fisiologis sampai kebutuhan pemenuhan diri. Sedangkan berdasarkan berbagai “aliran” dalam psikologi motivasional. William J. Mc Guire menyebutkan 16 motif yang dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu motif kognitif(berhubungan dengan pengetahuan) dan motif Afektif (berkaitan dengan “perasaan”). Pendekatan uses and gratification di atas mempersoalkan  apa yang dilakukan orang pada media, yakni menggunakan media untuk  pemuasan kebutuhannya. Umumnya  kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan pada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media pada kita.
Dari penjelasan dan pendekatan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa seseorang dalam menetukan acara apa yang harus dilihat di sebuah TV itu berdasarkan pada kebutuhan seseorang tersebut pada saat itu.


REFRENSI

1.      Buku Ajar TEORI KOMUNIKASI oleh Tatag Handaka, MSi
2.      Hand Out TEORI KOMUNIKASI oleh Nikmah Suryandari, MSi
3.      Rakhmat, Jalaludin, Drs, M.Sc, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya,  Bandung, 2000 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar