Kamis, 03 Mei 2012

“PENGARUH KELOMPOK REFRENSI (OPINION LEADER DAN KELUARGA) TERHADAPPERILAKU KONSUMEN”




TUGAS KELOMPOK
PERILAKU KONSUMEN
 JUDUL
PENGARUH KELOMPOK REFRENSI (OPINION LEADER DAN KELUARGA) TERHADAPPERILAKU KONSUMEN” 


Disusun Oleh:
Ziya Ibrizah (09.05.311.00054)
Ika Supiana Liku (09.05.311.000)
Ricoh Permana (09.05.311.000)
Dedi Dermawan (09.05.311.000)



PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI (BISNIS)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI TRUNOJOYO
2011

DAFTAR ISI


HALAMAN DAFTAR ISI……………………….……………...........i

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………………...……...….1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………................1
1.3. Tujuan Penelitian ………………………………………………..............1

                 BAB II KERANGKA TEORI
II.1. Kerangka Teori …………………..………………………..................... 3
      2.1.1 Teori Komunikasi massa ……………..….…………………….… 3
                  2.1.1.1       Social Relationship Theory (DeFleur)…………..…… 3

            BAB III PEMBAHASAN
Pembahasan …………………………..…………………………………….. 4
            BAB IV PENUTUP
Kesimpulan …………………………..…………………………………….. 9
            DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………....ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang Masalah

            Pada satu titik dalam proses pembelian, konsumen harus berhenti mencari dan berhenti melakukan evaluasi untuk membuat keputusan pembelian. Sebagai hasil dari kegiatan evaluasi alternative, konsumen mulai mengarah pada niat atau keinginan untuk membeli dengan kecenderungan untuk membeli suatu merek tertentu. Keinginan membeli secara umum didasarkan pada upaya mencocokkan motif pembelian dengan atribut atau karakteristik merek yang tengah dipertimbangkan dengan melibatkan aspek psikologis, seperti motivasi, persepsi, sikap dan integrasi. Namun seorang konsumen tidak akan membuat keputusan pembelian pada suatu lingkungan yang terisolasi. Konsumen berada di tengah masyarakat dan berinteraksi dengan masyarakat tempat ia berada. Dalam hal ini, terdapat sejumlah factor eksternal yang diketahui memberikan pengaruh pada proses pengambilan keputusan konsumen. Beberapa factor eksternal yang di maksud diatas adalah: Budaya, Subbudaya, Kelas social, Kelompok refrensi, dan Situasi penentu.
            Budaya Merupakan factor yang paling luas dan paling abstrak yang mempengaruhi pembelian konsumen, mengapa bisa dikatakan demikian, karena budaya merupakan suatu kompleksitas dari makna, nilai, norma, dan tradisi yang dipelajari dan dibagi oleh anggota suatu masyarakat.
            Subbudaya. Masing-masing budaya terdiri dari subbudaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak cirri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggotanya. Subbudaya terdiri dari kelompok atau segmen masyarakat yang lebih kecil yang memiliki kepercayaan, nilai-nilai, norma, dan pola perilaku yang berbeda dengan kelompok atau segmen subbudaya lainya dalam suatu kebudayaan yang lebih besar. Subbudaya dapat didasarkan atas umur, ras, agama, etnik, dan wilayah geografis.


1.2.  Rumusan Masalah
1        Adakah pengaruh Opinion Leader terhadap perilaku konsumen?
2        Adakah pengaruh Keluarga terhadap perilaku konsumen?

1.3.  Tujuan Masalah
1        Untuk mengetahui adakah pengaruh Opinion Leader terhadap perilaku konsumen.
2        Untuk mengetahui adakah pengaruh Keluarga terhadap perilaku konsumen.































BAB II
KERANGKA TEORI

            II. 1. Kerangka Teori

2.1.1.      Teori Komunikasi Massa

                                    2.1.1.1. Social Relationship Theory (DeFleur)
Pesan media disampaikan melalui perantara/tidak langsung (opinion leader). Pada dasarnya pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak diterima individu melalui hubungan personal dibanding langsung dari media massa. Misalnya : proses penyampaian pesan iklan X melalui seorang individu yang berusaha mengajak teman-temannya untuk menggunakan Produk tersebut.
Informasi melalui media massa tersebar melalui hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat.
Teori ini berhubungan dengan teori Two Step Flow Communication.


















BAB III
PEMBAHASAN

            Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata social didalamnya. Strata social tersebut terkadang berbentuk kasta sebagaimana masyarakat Hindu di mana individu dibesarkan dengan peran tertentu dan mereka tidak dapat mengubah kasta mereka. Namun strata social lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas social.
            Kelas social adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dengan anggota yang menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang sama.
            Kelas social tidak hanya diukur berdasarkan penghasilan tetapi juga indicator lain, seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Mereka yang berasal dari kelas social yang berbeda akan memiliki cara berbusana yang berbeda termasuk juga cara berbicara an preferensi rekreasi yang berbeda pula.
            Kelas social memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang yang berada pada kelas social yang sama cenderung bertingkah laku sama daripada ornag-orang dari dua kelas social yang berbeda. Kedua, mereka yang menjadi anggota suatu kelas social akan memilki perasaan inferior atau superior di kelas social mereka masing-masing. Artinya orang yang berada di kelas social yang lebih tinggi merasa diri mereka lebih baik (superior) dibandingkan orang dari kelas yang lebih rendah. Ketiga, kelas social seseorang lebih ditandai oleh sekumpulan variabel seperti: pekerjaan, penghasdilan, kesejahteraan, pendidikan, dan pandangan terhadap suatu nilai. Keempat, individu dapat pindah dari satu kelas social kekelas social lain ke atas dan ke bawah sepanjang hidup mereka. Luasnya mobilitas itu tergantung pada tingkat fleksibilitas stratifikasi social dalam suatu masyarakat.
            Kelas social menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal, termasuk pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan dalam waktu luang, dan sebagainya. Beberapa pemasar memusatkan usaha mereka pada satu kelas social. Kelas social berbeda dengan preferensi media, konsumen kelas atas menyukai majalah dan buku sementara konsumen kelas bawah menyukai televise. Bahkan dalam media seperti televsi, konsumen kelas atas lebih menyukai program berita atau film, sedangkan konsumen kelas bawah lebih menyukai sinetron atau infotainment. Juga terdapat perbedaan bahasa diantara kelas social. Pengiklan harus menyusun naskah dan dialog yang akrab dengan kelas social yang dituju.

            Faktor Sosial Atau kelompok Refrensi
            Selain factor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi pula oleh factor-faktor social atau kelompok refrensi, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dalam status social.

1        Kelompok Acuan
                              Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku individu. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap individu dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, rekan kerja yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder seperti kelompok keagamaan, professional dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dengan interaksi yang tidak begitu rutin.
                              Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurangnya melalui tiga jalur. Kelompok acuan menghadapkan seorang individu pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga mempengaruhim perilaku dan konsep pribadi seseorang. Kelompok acuan menciptakan tekanan kepada individu anggota kelompok untuk mengikuti kebiasaan kelompok yang mempengaruhi pula pilihan produk dan merek individu bersangkutan.
                              Orang juga dipengaruhi oleh kelompok di luar kelompok mereka. Kelompok yang ingin dimasuki seseorang dinamakan kelompok aspirasional, sedangkan kelompok yang nilai atau perilakunya di tolak seseorang dinamakan kelompok disosiatif. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan pelanggan mereka. Namun tingkat pengaruh kelompok acuan terhadap produk dan merek adalah berbeda-beda. Kelompok acuan mempunyai pengaruh yang kuat atas pilihan produk tertentu, seperti mobil, televise, furniture, pakaian, bird an rokok.
                              Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi oleh pengaruh kelompok harus menetukan cara mejangkau dan mempengaruhi para pemimpin opini pada kelompok acuan.

2        Opinion leader (Pemimpin opini)
                              Opinion leader adalah orang yang langsung berhubungan dengan produk; ia memberikan saran atau informasi tentang produk atau jenis produk tertentu, seperti: merek apa yang terbaik atau bagaimana manfaat produk tertentu. Pemimpin opini ditemukan di dalam semua strata masyarakat dan seseorang dapat menjadi pemimpin opini dalam produk tertentu dan menjadi pengikut dalam produk lainnya. Pemasar berusaha menjangkau pemimpin opini dengan mengidentifikasi cirri-ciri demografis dan psikografis yang berkaitan dengan pemimpin opini, mengidentifikasi media yang dibaca pemimpin opini, dan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.
                              Remaja di kota besar, misalnya Jakarta, biasanya menjadi pemimpin opini dalam mode berpakaian. Cara mereka berbusana selanjutnya menyebar kepada kaum muda utama di kota-kota lainya. Produsen pakaian dapat memantau gaya dan perilaku pemimpin opini ini agar dapat menarik pasar kaum muda yang berubah-ubah.
                              menurut pendapat Schiffman dan Kanuk Opinion leader memiliki beberapa keefektifan dalam mempengaruhi proses pembuatan keputusan konsumen antara lain karena :
·         Kredibilitas, opinion leader merupakan sumber informasi yang memiliki kredibilitas tinggi karena bertujuan memberikan informasi atau saran mengenai produk atau jasa tanpa mendapatkan kompensasi apapun dari saran yang mereka berikan.
·         Informasi positif dan negatif tentang suatu produk, seorang opinion leader tidak hanya memberikan informasi tentang keuntungan suatu produk, seperti yang lazimnya dilakukan oleh pemasar, tetapi juga tentang kekurangan produk tersebut.
·         Informasi dan saran, opinion leader adalah sumber informasi dan saran. Opinion leader dapat berbicara mengenai pengalaman mereka dengan suatu produk, sehubungan dengan apa yang mereka ketahui tentang produk tersebut, atau yang lebih agresif, menganjurkan orang lain untuk membeli atau menghindari produk tertentu.
·         Kategori yang spesifik, opinion leader sering memiliki spesialisasi dalam kategori produk tertentu, yang mana mereka memberikan informasi dan saran sehubungan dengan produk tersebut. Ketika kategori produk lain dibahas, mereka cenderung akan berganti peran menjadi penerima opini.
·         Two way street, konsumen yang menjadi opinion leader dalam satu situasi sehubungan dengan sebuah produk, dapat menjadi penerima opini dalam situasi yang lain, meskipun untuk produk yang sama.

3        Keluarga
                              Keluarga merupakan organisasi pembelian paling penting dalam masyarakat yang telah menjadi objek penelitian yang luas. Bagi seorang individu, keluarga adalah kelompok acuan primer paling berpengaruh. Dari orang tua, seseorang biasanya mendapatkan orientasi mengenai agama, ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Bahkan jika seseorang sudah tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilakunya biasanya masih tetap signifikan.
                              Keterlibatan suami istri biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis produknya. Istri biasanya bertindak sebagai agen pembelian utama keluarga, terutama untuk makanan, berbagai barang yang kecil nilainya, dan pakaian sehari-hari. Dalam hal produk dan jasa yang mahal seperti membeli rumah atau mobil, istri dan suami terlibat dalam pengambilan keputusan. Pemasar perlu menentukan anggota mana yang biasanya memiliki pengaruh yang lebih besar dalam memilih bermacam-macam produk. Seringkali, hal itu merupakan masalah siapa yamg lebih berkuasa atau lebih ahli.
                              Dengan adanya kemajuan pesat wanita di tempat kerja, khususnya dalam pekerjaan-pekerjaan non-tradisional, pola pembelian rumah tangga tradisional perlahan-lahan berubah. Pergeseran nilai social menyangkut pembagian kerja rumah tangga telah juga memperlemah konsepsi baku seperti “ wanita membeli semua barang rmah tangga ” Riset terbaru menunjukkan bahwa walaupun pola pembelian tradisional masih bertahan, suami istri modern lebih berkeinginan untuk berbelanja secara patungan untuk produk-produk yang secara tradisional dianggap berada di bawah control terpisah dari pihak suami atau istri. Oleh karena itu, para pemasar barang kebutuhan sehari-hari membuat kesalahan jika mereka berpikir bahwa wanita merupakan pembeli utama atau satu-satunya produk mereka. Sama halnya pemasar produk-produk yang secara tradisional dibeli oleh pria mungkin mulai berpikir tentang wanita sebagai pembeli. Pergeseran pola pembelian yang lain adalah kenaikan jumlah uang yang dikeluarkan dan pengaruh yang dimiliki oleh anak-anak dan remaja. Sekarang ini merupakan era dimana anak-anak tidak hanya dilihat dan didengar tetapi juga dilayani.
                             
4        Peran dan status
            Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya. Keluarga, klub, organisasi, dan sebagainya. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Hakim Mahkamah Agung memiiki status yang lebih tinggi dari pada manajer penjualan dan manajer penjualan memiliki status yang lebih tinggi daripada pegawai kantor. Orang-orang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Oleh karena itu, direktur utama perusahaan sering mengendarai Mercedes, memakai pakaian yang mahal, dan minum-minuman beralkohol Chivas Regal. Pemasar menyadari potensi symbol status dari produk dan merek.

























BAB IV
PENUTUP
            4. 1. Kesimpulan


1        Adakah pengaruh Opinion Leader terhadap perilaku konsumen?
2        Adakah pengaruh Keluarga terhadap perilaku konsumen?


1.                  Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh seorang opinion leader karena opinion leader merupakan leader pihak yang dapat secara langsung berhubungan dengan produk; ia memberikan saran atau informasi tentang produk atau jenis produk tertentu, seperti: merek apa yang terbaik atau bagaimana manfaat produk tertentu terhadap konsumen atau pembeli, dan pengaruh opinion leader yang dapat secara langsung berhubungan dengan konsumen sangatlah besar.
            Seperti contoh:
Ketika dalam sebuah RT, ada seorang ibu A yang fashion kerudungnya selalu up to date dan ibu A tersebut bisa selalu terlihat elegan dengan busana dan Kerudung yang ia pakai, maka keika Ibu A tersebut memberi penjelasan pada tetangganya yang diistilahkan sebagai ibu B tentang suatu produk tersebut, kemungkinan besar bahwa ibu B dan ibu-ibu lain yang diberi informasi tentang busana dan kerudung yang ia pakai akan ikut mencoba membeli produk busana dan kerudung yang telah direkomendasikan oleh ibu A.
2.                  Keluarga merupakan pihak yang juga berpengaruh terhadap perilaku konsumen, karena keluarga merupakan sebuah kelompok acuan primer.
            Dari orang tua, seseorang biasanya mendapatkan orientasi mengenai agama, ambisi pribadi, harga diri, dan cinta. Bahkan jika seseorang sudah tidak lagi berinteraksi secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilakunya biasanya masih tetap signifikan. Dan penagruh inilah juga akan menjadi salah satu factor seorang individu atau konsumen melakukan keputusan pembelian.
            Seperti contoh:
            Seorang anak akan membeli suatu produk dengan mencontoh seperti apa yang dibeli oleh orang tua. Apabila seorang ibu selalu menggunakan kapas kecantikan merek A, maka seorang anak gadis pasti akan memakai pula kapas kecantikan merek A. Karena seorang gadis apalagi pada usia belasan tahun atau menginjak pada usia belia, maka dia tidak dapat memutuskan sendiri apa saja alat kosmetik yang harus ia pakai, maka ia akan mengikuti apa saja yang disarankan oleh ibu.
           

DAFTAR PUSTAKA

·         Sumber Buku:

Handaka, Tatag. 2009. Buku Ajar Teori Komunikasi. Bangkalan: Univeristas Trunojoyo.

Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada
          Group.

Sumarwan, Ujang, Dr. Ir, MSc. (2003). Perilaku Konsumen, Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Edisi Pertama. Indonesia: Ghalia.

         
·         Sumber Internet:

Lofton. 2008. “Kuliah Dagdigdug”. [Online]. http://kuliah.dagdigdug.com/2008/04/22/iklan.        Diakses Kamis, 01-12-2011, Pukul 18.30 19.00 WIB.

Schiffman dan Kanuk. 2010. “Keputusan pembelian Konsumen”. [Online].http://Keputusan         Pembelian html. Diakses Kamis, 01-12-2011, Pukul 18.15-18.30 WIB.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar