Kamis, 03 Mei 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP LEADERSHIP (Take Home Exam)


UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP
LEADERSHIP
(Take Home Exam)

Disusun Oleh
Nama  : Ziya Ibrizah
NRP    : 09.05.311.00054




PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI TRUNOJOYO
2011

“SOAL”
NO. 1

Pak Rudi baru saja diangkat menjadi kepala sekolah sebuah SD swasta yang baru 3 tahun beroperasi, Ia merasa senang sekali dengan promosi yang ia dapatkan dan merasa percaya diri akan dapat memimpin SD tersebut untuk dapat berkembang. Namun baru 2 bulan memimpin ia mulai menghadapi permasalahan yang terus berdatangan. Mulai dari komplain orang tua soal toilet, kegiatan pembelajaran yang dinilai tidak berkualitas, sarana yang tidak memadai serta komunikasi dengan guru yang belum berjalan baik. Setiap kali ia menerapkan kebijakan baru selalu saja ditanggapi dingin oleh staff.
            Pak Rudi berupaya menjalankan tugasnya sebaik mungkin terutama ia fokuskan pada hal-hal yang bersifat administratif. Setelah satu tahun ajaran ia memimpin sekolah belum dirasakan perkembangan yang berarti. Komplain-komplain dari orang tua terus berdatangan mengenai berbagai aspek yang ada di sekolah dan menyampaikan tuntutan yang begitu tinggi terhadap sekolah. Komunikasi dengan staff pun belum dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan kasus di atas cobalah analisa apa yang menjadi kelemahan kepemimpinan Pak Rudi, Apa saran yang bisa anda berikan agar Ia sebagai pemimpin sekolah dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif?
           
NO. 2
            Anda adalah seorang operator mesin. Anda sedang menjalankan sebuah mixer pengaduk kedalam tanki yang berisi dua ton keju cair yang hendak memadat. Ketika posisi mixer masih berada diats tanki keju, ada kebocoran pada mixer pengaduk yang mengakibatkan minyak oli sebanyak kira-kira 200cc jatuh kedalam tanki. Minyak oli itu bereaksi dengan keju cair yang sudah setengah padat dan menjadi gumpalan ditengah tanki. Keju sebanyak dua ton tersebut seharga 30 juta rupiah.
Apa yang anda lakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada tugas anda?

NO. 3
            Anda adalah seorang direktur disebuah rumah sakit swasta ternama. Anda mengenal hampir seluruh pegawai RS yang berjumlah lebih dari 300 orang, dari mulai para dokter sampai cleaning service. Anda menerapkan manajemen yang sangat baik dan bersahabat dengan sistem reward and punishment serta mendukung kinerja karyawan berdasarkan pendekatan kekeluargaan yang baik.
            Suatu hari, seorang perawat senior bernama Eva mendapat giliran jaga di ruang ICU yang sedang berisi satu orang dalam keadaan kritis. Tugasnya adalah mengganti infus setiap 1 jam. Ia berjaga pada periode shift jam 06.00 – 16.00 WIB. Setelah mengganti infus pasien yang terlihat baik dan stabil, Eva sempat tertidur selama 40 menit karena ia sangat lelah dan ruang ICU yang sangat dingin. Secara teori, 40 menit  masih dibawah 1 jam, dan masih ada 20 menit lagi sebelum waktu mengganti infus selanjutnya.
Saat terhenyak, Eva mendapati pasien sudah meninggal, ketika membuka selimut pasien, ia melihat tangan pasien sedikit membengkak, rupanya selang infus sempat terlipat dan tertindih badan pasien dibalik selimutnya. Waktu meninggal tidak dapat diketahui.
            Rupanya, semalam sebelum kejadian itu, Eva sang perawat senior yang berumur 40 tahun dan belum menikah serta sering mendapatkan penghargaan dari RS karena pengabdiaannya selama ini, membantu sebuah yayasan di luar RS membagikan sumbangan di lokasi penampungan korban banjir. Ia baru sempat tidur jam 2 pagi sebelum bangun jam 5 untuk berangkat ke RS. Ini adalah kesalahan pertama yang dilakukan Eva selama bekerja di RS itu.
Jika anda adalah sang direktur di RS itu, tindakan apa yang akan anda lakukan?
           




“JAWABAN”
NO.1:
           
            Kepemimpinan dan komunikasi dalam suatu manajemen organisasi sangatlah penting, dan hubungan antara keduanya sangat erat, bagaikan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
            Karena komunikasi dalam suatu kepemimpinan merupakan media penghubung dari satu pihak pada pihak lain yang berada dalam suatu kepemimpinan tersebut. Bisa pula dikatakan bahwa komunikasi dalam sebuah organisasi atau kepemimpinan merupakan komponen terpenting dalam suatu organisasi. Maka apabila Komunikasi tidak ada dalam suatu kepemimpinan maka kepemimpinan tersebut tidak akan berjalan efektif.
            Kelemahan dari kepemimpinan Pak Rudi adalah tidak terjalankanya komunikasi secara intens antara beliau dengan para staf disekolah dasar tersebut, buktinya setiap beliau mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru, para staf dan guru menanggapinya dengan sikap yang dingin, mungkin saja, dalam penetapan-penetapan kebijakan baru yang ia keluarkan tanpa melalui rapat atau musyawarah antara beliau dengan para staf dan guru yang ada disekolah dasar tersebut. Apabila seorang pemimpin kurang mampu untuk berkomunikasi dengan bawahanya secara baik maka kepemimpinanya akan menjadi tidak efektif. Adanya miss komunikasi jelas akan terjadi, akibatnya pesan yang ingin ia sampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh bawahanya sehingga pencapaian tujuan bersama akan sulit untuk terwujud. Dan manajemen tanpa adanya komunikasi bisa dikatakan sebagai organisasi tanpa nyawa. Sebab, komunikasi dalam suatu organisasi merupakan nafas yang menghubungkan antara pemimpin dan bawahanya agar dapat diwujudkanya tujuan bersama.
            Selain itu, dalam menghadapi masalah, Pak Rudi sepertinya tidak mempunyai keterampilan dan peran pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi, yaitu keterampilan untuk mengahdapi dan memecahkan suatu masalah dalam organisasi. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah kepemimpinanya dalam sekolah Dasar sebagai kepala Sekolah. Hal ini dapat dilihat dari cara beliau dalam menghadapi complain dari para wali murid yang mengeluhkan sistem kegiatan pembelajaran yang dinilai tidak berkualitas dan sarana sekolah yang dianggap kurang memadai terkait dengan masalah toilet sekolah. Namun Pak Rudi lebih memilih untuk membenahi sistem adsministrasi yang sama sekali tidak ada keluhan dari wali murid, dan itu berarti Pak Rudi membenahi sistem yang sudah benar. Hal ini merupakan ketidak pekaan dan kurang efektifnya Pak Rudi terhadap penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh manajemen dalam organisasi yang dipimpinya.

Saran:
                  Seharusnya Pak Rudi mulai untuk melakukan proses interaksi lebih dekat dengan bawahanya dengan cara berkomunikasi secara intens, baik didalam ataupun diluar komunikasi secara professional, namun tetap dalam batasan norma-norma dan nilai-nilai yang tidak melanggar etika tertentu. Karena sebagai seorang pemimpin seharusnya Pak Rudi mempunyai keterampilan berhubungan dengan orang lain yang sering kita dengar dengan sebutan humanity skill, yaitu keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh pemimpin terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan.
                  Selain itu dalam mengahadapi suatu masalah seperti komplain-komplain dari para wali murid, Pak Rudi seharusnya dapat lebih peka dan selektif terhadap setiap keputusan-keputusan yang dia ambil dalam menghadapi suatu masalah dalam organisasi yang dipimpinya tersebut. Untuk itu, Pak Rudi seharusnya mempunyai keterampilan dalam membuat keputusan, yaitu sebuah keterampilan yang merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
            Kemampuan membuat keputusan merupakan salah satu hal yang paling utama bagi seorang pemimpin. Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.


NO.2
            Tanggung jawab merupakan suatu bentuk kewajiban yang harus dijalankan setiap manusia sebelum ia meminta dan memperoleh haknya. Tugas dalam sebuah pekerjaan merupakan tanggung jawab bagi setiap karyawan yang bekerja disuatu perusahaan sebelum setelah itu ia mendapatkan haknya berupa gaji yang akan ia terima sesuai dengan tingkat dan bentuk tanggung jawab atau pekerjaan yang ia lakukan. Dan ketika saya berada dalam posisi seperti yang telah tergambarkan pada contoh kasus diatas, maka sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap kecelakaan yang telah terjadi pada pekerjaan yang seharusnya menjadi sepenuhnya tanggung jawab saya itu adalah pertama kali saya akan mencoba untuk memtikan mesin mixer agar tidak lebih banyak lagi keju yang tercampur dengan Oli, lalu langkah kedua yang saya lakukan adalah saya akan mencoba untuk memberi penjelasan kepada atasan saya sebenarnya apa yang terjadi sehingga kerugian dengan angka rupiah yang begitu besar terjadi.
            Kemudian, apabila saya masih diberi kesempatan dan kepercayaan dari atasan saya untuk tetap bekerja diperusahaan ini meski dengan ketentuan dan prosedur yang datang dari kebijakan perusahaan dalam menghadapi masalah ini, seperti dengan membayar sebagian kerugian perusahaan dengan potong gaji sebesar beberapa persen (Sesuai ketentuan atau kebijakan dari perusahaan), maka langkah selanjutnya yang akan saya lakukan adalah saya akan lebih meningkatkan kinerja saya dan akan selalu lebih berhati-hati dan waspada agar kejadian seperti ini tidak lagi akan terulang dikemudian hari.

NO.3:
            Apabila saya berada diposisi sang Direktur Rumah sakit swasta dalam kasus diatas terhadap keputusan tindakan yang harus saya lakukan kepada seorang perawat senior tersebut, maka terlebih dahulu saya memberikan kesempatan pada dia untuk menjelaskan kenapa terjadi kelalaian yang mengakibatkan kejadian yang fatal tersebut. Setelah saya tahu penyebabnya adalah hal-hal seperti yang diungkapkan dalam contoh kasus diatas, maka saya dapat menyimpulkan bahwa kesalahan perawat senior tersebut memang didasari atas ketidak sengajaan.            
            Namun kegiatan yang membuat tenaganya terkuras yaitu membantu sebuah yayasan di luar RS membagikan sumbangan di lokasi penampungan korban banjir yang bukan merupakan penugasan Rumah sakit Swasta menjadikan suster senior harus diberikan peringatan oleh rumah sakit, karena suster tersebut tidak memberikan surat izin akan melakukan kegiatan social diluar Rumah sakit sehingga pihak Rumah sakit memberikan tugas jaga padanya seperti jam-jam kerja yang biasa. Dan Suster tersebutpun tidak memperhitungkan bahwa kegiatan-kegiatan yang ia lakukan akan berakibat dirinya menjadi terkantuk dan lelah. Sehingga tugasnya di Rumah sakit menjadi terteter seperti ini, dan bahkan mengakibatkan kejadian yang membuat posisinya menjadi sulit.
Sebagai Direktur Rumah Sakit, maka saya akan memberikan dia skorsing atas kelalaianya ini. Dan memberikanya Surat Peringatan agar hal-hal seperti ini tidak lagi terulang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar