UJIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
LEADERSHIP
(Take Home
Exam)
Disusun Oleh
Nama : Ziya Ibrizah
NRP : 09.05.311.00054
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL DAN BUDAYA
UNIVERSITAS NEGERI
TRUNOJOYO
2011
“SOAL”
NO. 1
Pak Rudi baru saja diangkat menjadi
kepala sekolah sebuah SD swasta yang baru 3 tahun beroperasi, Ia merasa senang
sekali dengan promosi yang ia dapatkan dan merasa percaya diri akan dapat
memimpin SD tersebut untuk dapat berkembang. Namun baru 2 bulan memimpin ia
mulai menghadapi permasalahan yang terus berdatangan. Mulai dari komplain orang
tua soal toilet, kegiatan pembelajaran yang dinilai tidak berkualitas, sarana
yang tidak memadai serta komunikasi dengan guru yang belum berjalan baik.
Setiap kali ia menerapkan kebijakan baru selalu saja ditanggapi dingin oleh
staff.
Pak Rudi berupaya menjalankan
tugasnya sebaik mungkin terutama ia fokuskan pada hal-hal yang bersifat
administratif. Setelah satu tahun ajaran ia memimpin sekolah belum dirasakan
perkembangan yang berarti. Komplain-komplain dari orang tua terus berdatangan mengenai
berbagai aspek yang ada di sekolah dan menyampaikan tuntutan yang begitu tinggi
terhadap sekolah. Komunikasi dengan staff pun belum dapat berjalan dengan baik.
Berdasarkan
kasus di atas cobalah analisa apa yang menjadi kelemahan kepemimpinan Pak Rudi,
Apa saran yang bisa anda berikan agar Ia sebagai pemimpin sekolah dapat melaksanakan
tugasnya dengan efektif?
NO. 2
Anda adalah seorang operator mesin.
Anda sedang menjalankan sebuah mixer pengaduk kedalam tanki yang berisi dua ton
keju cair yang hendak memadat. Ketika posisi mixer masih berada diats tanki
keju, ada kebocoran pada mixer pengaduk yang mengakibatkan minyak oli sebanyak
kira-kira 200cc jatuh kedalam tanki. Minyak oli itu bereaksi dengan keju cair
yang sudah setengah padat dan menjadi gumpalan ditengah tanki. Keju sebanyak
dua ton tersebut seharga 30 juta rupiah.
Apa
yang anda lakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban pada tugas anda?
NO. 3
Anda adalah seorang direktur
disebuah rumah sakit swasta ternama. Anda mengenal hampir seluruh pegawai RS
yang berjumlah lebih dari 300 orang, dari mulai para dokter sampai cleaning
service. Anda menerapkan manajemen yang sangat baik dan bersahabat dengan
sistem reward and punishment serta mendukung kinerja karyawan berdasarkan
pendekatan kekeluargaan yang baik.
Suatu hari, seorang perawat senior
bernama Eva mendapat giliran jaga di ruang ICU yang sedang berisi satu orang
dalam keadaan kritis. Tugasnya adalah mengganti infus setiap 1 jam. Ia berjaga
pada periode shift jam 06.00 – 16.00 WIB. Setelah mengganti infus pasien yang
terlihat baik dan stabil, Eva sempat tertidur selama 40 menit karena ia sangat
lelah dan ruang ICU yang sangat dingin. Secara teori, 40 menit masih dibawah 1 jam, dan masih ada 20 menit
lagi sebelum waktu mengganti infus selanjutnya.
Saat
terhenyak, Eva mendapati pasien sudah meninggal, ketika membuka selimut pasien,
ia melihat tangan pasien sedikit membengkak, rupanya selang infus sempat
terlipat dan tertindih badan pasien dibalik selimutnya. Waktu meninggal tidak
dapat diketahui.
Rupanya, semalam sebelum kejadian
itu, Eva sang perawat senior yang berumur 40 tahun dan belum menikah serta
sering mendapatkan penghargaan dari RS karena pengabdiaannya selama ini,
membantu sebuah yayasan di luar RS membagikan sumbangan di lokasi penampungan
korban banjir. Ia baru sempat tidur jam 2 pagi sebelum bangun jam 5 untuk
berangkat ke RS. Ini adalah kesalahan pertama yang dilakukan Eva selama bekerja
di RS itu.
Jika
anda adalah sang direktur di RS itu, tindakan apa yang akan anda lakukan?
“JAWABAN”
NO.1:
Kepemimpinan dan komunikasi dalam
suatu manajemen organisasi sangatlah penting, dan hubungan antara keduanya
sangat erat, bagaikan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Karena komunikasi dalam suatu
kepemimpinan merupakan media penghubung dari satu pihak pada pihak lain yang
berada dalam suatu kepemimpinan tersebut. Bisa pula dikatakan bahwa komunikasi
dalam sebuah organisasi atau kepemimpinan merupakan komponen terpenting dalam suatu
organisasi. Maka apabila Komunikasi tidak ada dalam suatu kepemimpinan maka
kepemimpinan tersebut tidak akan berjalan efektif.
Kelemahan dari kepemimpinan Pak Rudi
adalah tidak terjalankanya komunikasi secara intens antara beliau dengan para
staf disekolah dasar tersebut, buktinya setiap beliau mengeluarkan
kebijakan-kebijakan baru, para staf dan guru menanggapinya dengan sikap yang
dingin, mungkin saja, dalam penetapan-penetapan kebijakan baru yang ia
keluarkan tanpa melalui rapat atau musyawarah antara beliau dengan para staf
dan guru yang ada disekolah dasar tersebut. Apabila seorang pemimpin kurang
mampu untuk berkomunikasi dengan bawahanya secara baik maka kepemimpinanya akan
menjadi tidak efektif. Adanya miss komunikasi jelas akan terjadi, akibatnya
pesan yang ingin ia sampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh bawahanya
sehingga pencapaian tujuan bersama akan sulit untuk terwujud. Dan manajemen
tanpa adanya komunikasi bisa dikatakan sebagai organisasi tanpa nyawa. Sebab,
komunikasi dalam suatu organisasi merupakan nafas yang menghubungkan antara
pemimpin dan bawahanya agar dapat diwujudkanya tujuan bersama.
Selain itu, dalam menghadapi
masalah, Pak Rudi sepertinya tidak mempunyai keterampilan dan peran pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi, yaitu keterampilan untuk mengahdapi dan
memecahkan suatu masalah dalam organisasi. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah
kepemimpinanya dalam sekolah Dasar sebagai kepala Sekolah. Hal ini dapat
dilihat dari cara beliau dalam menghadapi complain dari para wali murid yang
mengeluhkan sistem kegiatan pembelajaran yang dinilai tidak berkualitas dan
sarana sekolah yang dianggap kurang memadai terkait dengan masalah toilet
sekolah. Namun Pak Rudi lebih memilih untuk membenahi sistem adsministrasi yang
sama sekali tidak ada keluhan dari wali murid, dan itu berarti Pak Rudi
membenahi sistem yang sudah benar. Hal ini merupakan ketidak pekaan dan kurang
efektifnya Pak Rudi terhadap penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh manajemen
dalam organisasi yang dipimpinya.
Saran:
Seharusnya Pak Rudi mulai
untuk melakukan proses interaksi lebih dekat dengan bawahanya dengan cara
berkomunikasi secara intens, baik didalam ataupun diluar komunikasi secara
professional, namun tetap dalam batasan norma-norma dan nilai-nilai yang tidak
melanggar etika tertentu. Karena sebagai seorang pemimpin seharusnya Pak Rudi
mempunyai keterampilan berhubungan dengan orang lain yang sering kita dengar
dengan sebutan humanity skill, yaitu
keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain,
yang disebut juga keterampilan kemanusiaan.
Komunikasi
yang persuasif harus selalu diciptakan oleh pemimpin terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan
membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka
kepada atasan.
Selain
itu dalam mengahadapi suatu masalah seperti komplain-komplain dari para wali
murid, Pak Rudi seharusnya dapat lebih peka dan selektif terhadap setiap
keputusan-keputusan yang dia ambil dalam menghadapi suatu masalah dalam
organisasi yang dipimpinya tersebut. Untuk itu, Pak Rudi seharusnya mempunyai keterampilan
dalam membuat keputusan, yaitu sebuah keterampilan yang merupakan kemampuan
untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya.
Kemampuan membuat keputusan merupakan
salah satu hal yang paling utama bagi seorang pemimpin. Griffin mengajukan tiga
langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus
mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk
menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada
dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer
harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan
mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
NO.2
Tanggung jawab merupakan suatu
bentuk kewajiban yang harus dijalankan setiap manusia sebelum ia meminta dan
memperoleh haknya. Tugas dalam sebuah pekerjaan merupakan tanggung jawab bagi
setiap karyawan yang bekerja disuatu perusahaan sebelum setelah itu ia
mendapatkan haknya berupa gaji yang akan ia terima sesuai dengan tingkat dan
bentuk tanggung jawab atau pekerjaan yang ia lakukan. Dan ketika saya berada
dalam posisi seperti yang telah tergambarkan pada contoh kasus diatas, maka
sebagai bentuk tanggung jawab saya terhadap kecelakaan yang telah terjadi pada
pekerjaan yang seharusnya menjadi sepenuhnya tanggung jawab saya itu adalah
pertama kali saya akan mencoba untuk memtikan mesin mixer agar tidak lebih
banyak lagi keju yang tercampur dengan Oli, lalu langkah kedua yang saya
lakukan adalah saya akan mencoba untuk memberi penjelasan kepada atasan saya
sebenarnya apa yang terjadi sehingga kerugian dengan angka rupiah yang begitu
besar terjadi.
Kemudian, apabila saya masih diberi
kesempatan dan kepercayaan dari atasan saya untuk tetap bekerja diperusahaan
ini meski dengan ketentuan dan prosedur yang datang dari kebijakan perusahaan
dalam menghadapi masalah ini, seperti dengan membayar sebagian kerugian
perusahaan dengan potong gaji sebesar beberapa persen (Sesuai ketentuan atau
kebijakan dari perusahaan), maka langkah selanjutnya yang akan saya lakukan
adalah saya akan lebih meningkatkan kinerja saya dan akan selalu lebih
berhati-hati dan waspada agar kejadian seperti ini tidak lagi akan terulang
dikemudian hari.
NO.3:
Apabila saya berada diposisi sang
Direktur Rumah sakit swasta dalam kasus diatas terhadap keputusan tindakan yang
harus saya lakukan kepada seorang perawat senior tersebut, maka terlebih dahulu
saya memberikan kesempatan pada dia untuk menjelaskan kenapa terjadi kelalaian
yang mengakibatkan kejadian yang fatal tersebut. Setelah saya tahu penyebabnya
adalah hal-hal seperti yang diungkapkan dalam contoh kasus diatas, maka saya
dapat menyimpulkan bahwa kesalahan perawat senior tersebut memang didasari atas
ketidak sengajaan.
Namun kegiatan yang membuat
tenaganya terkuras yaitu membantu sebuah yayasan di luar RS membagikan
sumbangan di lokasi penampungan korban banjir yang bukan merupakan penugasan
Rumah sakit Swasta menjadikan suster senior harus diberikan peringatan oleh
rumah sakit, karena suster tersebut tidak memberikan surat izin akan melakukan
kegiatan social diluar Rumah sakit sehingga pihak Rumah sakit memberikan tugas
jaga padanya seperti jam-jam kerja yang biasa. Dan Suster tersebutpun tidak
memperhitungkan bahwa kegiatan-kegiatan yang ia lakukan akan berakibat dirinya
menjadi terkantuk dan lelah. Sehingga tugasnya di Rumah sakit menjadi terteter
seperti ini, dan bahkan mengakibatkan kejadian yang membuat posisinya menjadi
sulit.
Sebagai
Direktur Rumah Sakit, maka saya akan memberikan dia skorsing atas kelalaianya
ini. Dan memberikanya Surat Peringatan agar hal-hal seperti ini tidak lagi
terulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar