PSIKOLOGI KOMUNIKASI SEMESTER 2
ILMU KOMUNIKASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Kebanyakan Manusia tidak memahami
bahwa sebenarnya kata-kata itu tidaklah mempunyai makna namun yang memberi
makna pada kata-kata tersebut yaitu manusia it sendiri, dimana pikiran setiap
manusia tidak akan sama, mereka menanggapinya berbeda-beda sesuai dengan
keadaan dirinya dalam setiap peristiwa yang pada dasarnya sama konteks ruang,
waktu dan latar belakangnya karena Psikologis manusia dapat mengatakan bahwa
setiap manusia mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya.
Didalam ilmu komuniaksi manusia
berkata, pesan diberi makna berlainan oleh manusia yang berbed. Dalam Makalah
ini akan diuraikan bagaimana manusia menerima informasi, mengolahnya,
menyimpanya, dan lalu menghasilakanya kembali.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Sistem
Komunikasi intrapersonal?
2.
Bagaimana penjelasan tentang Sistem
Komunikasi Intrapersonal?
1.3 Tujuan
1.
Mahasiswa mengerti dan memahami
tentang suatu Sistem komuniaksi Intrapersonal
2.
Mahasiswa dapat
menaplikasikansistem komuniaksi Intrapersonal terhadap dirinya sebagai subyek
Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Sistem Komunikasi Intrapersonal
Sistem
komunikasi Intrapersonal Yaitu Suatu proses pengolahan informasi yang meliputi
Sensasi, persepsi, memori, dan berfikir.
Secara garis besar
sensasi adalah sebuah proses menangkap stimuli, Persepsi yaitu suatu proses
memberi makna pada sensasi sehingga memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata
lain, persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Sedangkan memori yaitu suatu
proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Lalu yang dimaksud dengan
Berfikir yaitu mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan
atau memberikan respons.
A.
Sensasi
Sensasi
merupakan tahapan paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi berasal dari
kata “ Sense, ” yang berarti alat penginderaan,sesuatu yang menghubungkan
organism denagan lingkunganya.
Beberapa definisi dari sensasi yang dikemukakan oleh para
ahli diaman salah satunya yaitu Benyamin B. Wolman( 1973: 343 ) yang
berpendapat bahwa “ Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang
terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat undera, ” Namun apapun
definisi sensasi, fungsi alat indera dalam meneriama informasi dari lingkungan
sangat penting. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik
lingkunganya, selain itu melalui alat indera manusia dapat memperoleh
pengetahuan dan semua kemampuan untuk berinteraksi denagn dunianya.
Pada
Umumnya, kita mengenal ada lima alat indera. Namun didalam Psikologi disebutkan
bahwa ada Sembilan bahkan ada pula yang mengatakan bahwa ada sebelas alat
indera yang kemudiab digolongkan menjadi tiga macam indera penerima, sesuai
dengan sumber informasi, baik dari dunia luar ( Eksternal) maupun dari dalam
diri individu sendiri ( Internal).
Informasi dari luar diindera oleh eksteroseptor ( misalnya, telinga tau mata ).
Informasi dari dalam diindera ole interoseptor ( misalnya, sistem peredaran
darah ). Selain itu, gerakan tubuh kita sendiri diindera oleh proprioseptor
(misalnya, organ vestibular).
Sampai
disini, kita hanya membicarakan factor situasional yang mempengaruhi sensasi.
Ketajaman situasi juga ditentukan oleh faktor-faktor personal. Pada tahun
30-an, beberapa orang peneliti menemukan bahwa phenyltjiocarbomide (ptc) yang
terasa pahit bagi sebagian orang, tidak pahit bagi yang lain, itu bukanlah hal
yang aneh tapi inilah perbedaan sensasi, dengan begitu, dapat disebabkan oleh
perbedaan pengalaman atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat ukuran,
seperti itulah alat indera yang lain ( walaupun tidak ada kaca lidah, kaca
kulit, atau kaca kuping ).
Inilah yang
dimaksud dengan perbedaan kapasitas alat indera yang menyebabkan perbedaan
dalam memilih pekerjaan atau jodoh, mendengarkan musik, atau memutar Radio, dan
yang jelas sekali, sensasi mempengaruhi persepsi.
B.
Persepsi
Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Desiderato
menyebutkan bahwa meskipun sensasi ada hubunganya dengan persepsi namun dalam
menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tapi juga
atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori.
Adapun factor yang sangat mempengaruhi Persepsi, yaitu
Perhatian. Yang dimaksud dengan perhatian adalah proses mental ketika stimuli
atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli
lainya melemah.
Faktor Eksternal penarik
perhatian
Sesuatu
yang kita perhatikan itu ditentukan oleh factor-faktor situsional dan personal,
dimana factor situasional itu terkadang disebut sebagai determinan perhatian
yang bersifat eksternal atau penarik perhatian Stimuli diperhatikan karena
mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas stimuli,
kebaruan, dan perulangan.
Faktor Internal penaruh
Perhatian
Ada
kecenderungan kita ingin melihat apa yang ingin kita lihat dan kita ingin
mendengar apa yang ingin kita dengar. Suatu perbedaan perhatian akan timbul
dari beberapa factor internal dalam diri kita. Adapun beberapa factor yang
dapat mempengaruhi perhatian seseorang, yaitu:
§ Faktor-faktor Biologis
§ Faktor-faktor
Sosiopsikologi
§ Faktor-faktor Sosiogenesis
Faktor-faktor Fungsional yang Menentukan
Persepsi
Faktor fungsional
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk apa
yang kita sebut sebagai factor-faktor personal yang menunjukkan persepsi bukan
jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respons pada
stimuli itu.
Faktor-faktor Struktural yang Menentukan Persepsi
Faktor-faktor
structural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf
yang ditimbulkanya pada sistem saraf individu. Teori yang dikenal sebagai teori
Gestalt menyatakan bahwa, “ Bila kita mempersepsi sesuatu, kita
mempersepsikanya sebagai suatu keseluruhan. Kita tidak melihat bagian-bagianya,
Lalu menghimpunya. ” Tori itu terlahir dari rumusan prinsip-prinsip persepsi
bersifat Struktural yang dicetuskan oleh
para ahli Psikolog, diantaranya adalah: Gestalt, Kohler, Wartheimer ( 1959 )
dan Koffka.
Pada
akhir kesimpulan maka didapat sebuah pendapat dari Krech dan Crutchfield yang
menyatakan bahwa kecenderungan untuk mengelompokkan stimuli berdasarkan
kesamaan dan kedekatan adalah hal yang Universal dan kita semuapun sering atau
pernah melakukanya.
C.
Memori
Memori
adalah sistem yang sangat berstruktur, yang menyebabkan Organisme sanggup
merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuanya untuk membimbing
perilakunya ( Schlessinger dan Groves ( 1976: 352 )) Sedangkan Ilmu Psikologi
mendefinisikan Memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan, dan
pemanggilan kembali informasi ( retrieval ) oleh manusia dan organime lainya.
Pengkodean berkaitan dengan presepsi awal dan pengenalan. Menurut perspektif
psikologi terutama psikologi kognitif bahwa memori ialah kekuatan jiwa untuk
menerima, menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan. Jadi, ada tiga unsure dalam
perbuatan memori, yaitu menerima kesan-kesa, menyimpan dan mereproduksikan.
Dalam komunikasi intrapersonal, memori memegang peranan
penting dalam mempengaruhi baik persepsi ( Dengan menyediakan kerangka rujukan
) maupun berfikir.
Jenis-jenis Memori
Ada empat jenis memori :
1. Pengingatan ( Recall),
yaitu suatu proses aktif untuk menghasilkan kembali fakta dan informasi secara
verbatim ( kata demi kata), tanpa petunjuk yang jelas.
2. Pengenalan ( Recognition
), yaitu suatu proses pengenalan kembali informasi yang sudah dipelajari
melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organism.
3. Belajar lagi ( Relearning
), yaitu suatu proses menguasai kembali pelajaran yang sudah pernah kita
peroleh termasuk pekerjaan memori.
4. Redintegrasi (
Redintegration ), yaitu suatu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai
iformasi menjadi suatu konsep atau suatu cerita yang cukup kompleks.
Ada tiga jenis teori yang masing-masing dikemukakan oleh ahli
psikologi komunikasi yang menjelaskan tentang mekanisme Memori, tiga jenis
memori tersebut adalah:
1.
Teori Aus, teori ini menyatakan bahwa memori hilang atau
memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita baru kuat, bila dilatih terus
menerus.
2.
Teori Interferensi, teori ini menyatakan bahwa memori adalah
sebuah meja lilin atau kanvas. Maksudnya adalah sebuah pengalaman itu
diibaratkan sebagai lukisan pada meja lilin atau kanvas.
3.
Teori Pengolahan Informasi, yaitu teori yang menyatakan bahwa
informasi yang mula-mula disimpan pada gudang inderawi, kemudian masuk pada
memori jangka pendek, lalu dilupakan taua dikoding untuk dimasukkan kedalam
memori jangka panjang. Dimana dalam teori ini, otak manusia dianalogikan dengan
computer.
D.
Berpikir
Berpikir
merupakan proses keempat yang mempengaruhi penafsiran kita terhadap stimuli,
dalam berpikir kita melibatkan semua proses yang kita sebut dimuka yaitu Sensasi,
persepsi, dan memori. Dalam berpikir kita melibatkan lambing, visual dan
grafis. Berpikir dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil
keputusan, memecahkan persoalan, dan menghasilkan yang baru. Memahami realitas
berarti menarik kesimpulan. Meneliti berbagai kemungkinan penjelasan dari
realitas eksternal dan internal. Sehingga dengan singkat, Anita Taylor et al mendefinisikan bahwa berfikir adalah sebuah
proses penarikan kesimpulan.
Secara garis besar Berpikir dibagi menjadi dua macam, yaitu:
·
Berpikir Autistik, lebih tepat jika disebut
sebagai melamun. Seperti fantasi, mengkhayal, dengan berpikir Autistik orang
melarikan diri dari kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar
fantastis.
·
Berpikir Realistik, disebut juga sebagai nalar.
Yaitu berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Selain itu Floyd L. Ruch menyebut ada tiga macam berpikir
Realistik. Yaitu deduktif, induktif, dan evaluative ( Ruch, 1967 : 336 ). Dan
tidak banyak orang yang menyadari bahwa berpikir secara Analogis yang tidak
logis itu ternyata paling sering mereka gunakan untuk menetapkan keputusan,
memecahkan soal, dan melahirkan gagasan baru.
Salah satu
fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan. Sepanjang hidup kita harus
menetapkan keputusan, sebagian dari keputusan itu ada yang menetukan masa depan
kita. Setiap keputusan yang diambil, akan disusul oleh keputusan-keputusan
lainyayang berkaitan. Masih belum banyak yang dapat diungkapkan tentang proses
penetapan keputusan. Tetapi sudah disepakati, bahwa factor-faktor personal amat
menentukan apa yang diputuskan itu, antara lain kognisi, motif, dan sikap.
Kognisi, artinya kualitas dan kuantitas pengetahuan dimiliki. Motif amat mempengaruhi
pengambilan keputusan, motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua
penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan ia berbuat sesuatu . Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya
mempunyai motif. Juga tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif.
Juga tingkah laku yang disebut tingkah laku secara reflex dan berlangsung
secara otomatis, mempunyai maksud tertentu walaupun maksud itu tidak senantiasa
sadar bagi manusia. Motif-motif manusia dapat bekerja secara sadar, dan juga
tidak sadar bagi diri manusia. Untuk dapat mengerti dan memahami tingkah laku
manusia Yang terakhir adalah Sikap, dimana yang dimaksud dengan sikap adalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar