“Pengaruh
Iklan Audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap Minat Beli Remaja Putri di
MAN 1 Pamekasan”
Dosen Pembimbing:
Farida Nurul Rahmawati, S.Sos, M.Si
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
· Syafrina (090531100027)
· Lailatul
Maulida (090531100062)
· Retno (0805311000 )
· Maslahatun
Ni’mah (090531100032)
· Ziya
Ibrizah (090531100054)
Ilmu Komunikasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosialdan
Ilmu Budaya
Universitas Trunojoyo Madura
2011
DAFTAR
ISI
DAFTAR ISI
..............................................................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN
..........................................................................................
1 1.1 Latar Belakang
Masalah ............................................................................
1 1.2 Rumusan Masalah
.....................................................................................
3
1.3 Tujuan Penelitian
.......................................................................................
3 1.4 Manfaat
Penelitian......................................................................................
4 1.5 Definisi
Konsep.........................................................................................
4 1.6 Kerangka Teori
.........................................................................................
13 1.7 Hipotesis .
..................................................................................................14
1.8 Penelitian Sebelumnya
..............................................................................15
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
................................................................ `16
2.1 Jenis Penelitian
......................................................................................... 16
2.2 Sasaran
..................................................................................................... 16
2.3 Populasi .....................................................................................................
16
2.4 Sampel
......................................................................................................
17
2.5 Teknik Pengambilan Data ........................................................................
18
2.6 Teknik Analisis Data
................................................................................
19
2.7 Validitas Data
...........................................................................................
20
BAB III ANALISIS
DAN PEMBAHASAN ......................................................... 22
3.1 Uji Validitas
............................................................................................
22
3.2 Uji Reliabilitas
........................................................................................
24
3.3 Regresi Linear Sederhana
....................................................................... 24
3.4 Uji Hipotesis
...........................................................................................
27
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
28
4.1 Kesimpulan
.............................................................................................
28
4.2 Saran
.......................................................................................................
28
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................
29
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
perkembangan dunia yang semakin pesat, perkembangan kondisi pasar yang sekarang
ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh
perusahaan dalam menawarkan dan memasarkan produk mereka. Salah satu strategi yang digunakan
oleh perusahaan untuk menawarkan produk mereka dan menarik minat konsumen
terhadap produk tersebut adalah melalui iklan.
Iklan
yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang
mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan dipengaruhi
oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ini diawali cara
konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan . Sikap terhadap iklan (afektif)
merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001 : 368)
mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk
menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu. Dalam penelitian
ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli
konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap
terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989);Mackenzie, Lutz dan Belch (1986)
dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan.
Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap
rangsangan. kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang
ditawarkan. Menurut Assael (2001 : 82) sikap terhadap merek yaitu merupakan
pernyataan mental Yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka
tidak suka suatu produk.
Iklan Garnier Light Night Complete
adalah salah satu produk dari produk Garnier Skin Natural dan merupakan
terobosan perusahaan kecantikan ternama dunia, L’oreal. Dalam usaha pemasaran yang dilakukan, iklan televisi atau
audiovisual adalah strategi brilian L’oreal
untuk memikat hati pasar. Segmentasi produk yang satu ini rupanya adalah remaja
dan dewasa. Wanita adalah sasaran utama penjualan produk kecantikan ini. Tokoh
iklan audiovisual Garnier Light Night
Cream adalah Laudya Cintya Bella, artis muda berbakat yang sangat digandrungi
banyak kalangan saat ini, terutama para remaja putri. Laudya Cyntia Bella
adalah brand icon untuk rangkaian
produk Garnier Skin Natural.
Dalam
Iklan Garnier Light Night Cream,
dijelaskan bahwa perawatan wajah sangat penting dilakukan wanita yang sibuk
melakukan aktivitas sehari-hari. Sama halnya dengan telepon genggam yang harus
di-charge, wajah pun perlu perawatan
khusus. Alhasil, Anda pun bisa meraih wajah cerah dan segar dalam sekejab.
Wajah sehat bisa diraih dengan berbagai macam cara. Tidak hanya dengan
istirahat selama delapan jam sehari dan mengonsumsi vitamin c, tetapi pemakaian
krim malam juga menjadi salah satu kebutuhan penting. Salah satunya memakai Garnier Light Night Cream. Begitulah isi
pesan iklan ini yang dapat kita tangkap.
Iklan
ini cukup menarik karena menggunakan konsep yang tak biasa dalam
mengasosiasikan perawatan kulit dan HP. Tampilan visual yang cukup menawan,
sepertinya akan mengakibatkan daya persuasif yang sulit untuk ditolak oleh
penontonnya. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Hal
lain yang sangat menarik adalah konsistensi iklan Garnier Light Night Cream.
Semua iklan Garnier dalam tiap produknya hanya memproduksi satu iklan, namun
iklan tersebut konsisten ditayangkan hingga saat ini, termasuk iklan Garnier
Light Night Cream versi charge kulit. Sampai detik ini pun iklan versi charge
kulit Garnier Light Night Cream masih diputar di stasiun televisi di Indonesia.
Di tengah kemarakan produk-produk kecantikan yang ada di Indonesia, dalam iklan
audiovisual ataupun visual, mereka selalu menciptakan iklan-iklan dengan versi
baru bahkan iklan berseri. Hal ini sudah biasa, namun yang patut kita kagumi
adalah keunikan dan konsistensi iklan Garnier Light Night Cream tersebut.
Objek
remaja putri di sini menarik peneliti untuk menggali lebih dalam mengenai
hubungan antara suatu iklan dengan minat beli. Salah satu kajian yang menarik
adalah segmentsi remaja putri sebagai sasaran produk Garnier.
Pamekasan
adalah salah satu dari empat Kabupaten di Madura. Pamekasan dikenal sebagai
kota pelajar karena kualitas pendidikan yang dinilai cukup baik. Madrasah
Aliyah Negeri 1 Pamekasan adalah salah satu sekolah di Pamekasan yang mempunyai
kredibilitas baik. Melihat fenomena
perkembangan remaja saat ini jika dibandingkan dengan enam atau lima tahun lalu
sangatlah berbeda. Remaja yang masih
berstatus siswa atau pelajar kini mempunyai performa yang cukup kontras dengan
lima tahun yang lalu. Akibat banyaknya link informasi dan media massa yang
dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja, mengaibatkan perkembangan remaja
saat ini jauh lebih maju. Yang dahulunya tidak begitu tahu bagaimana cara
bersolek, sekarang justru remaja berpenampilan cukup menawan, pandai merawat
dan mempercantik diri. Hal ini baik jika dinilai sesuai dengan situasi dan kondisi kapan hal tersebut dapat dilakukan.
Namun, menjadi kurang nyaman, jika performa yang berlebihan terbawa saat jam
belajar di sekolah. Ini merupakan fenomena yang biasa saat ini, namun akan
menjadi luar biasa jika menjadi keharusan, bahwa deskripsi remaja cantik saat
ini harus dengan kulit putih merona dengan alas bedak dan powder berlebihan. Hal
ini merupakan kenyataan yang ada yang juga terjadi di MAN1 Pamekasan.
Remaja
adalah sasaran mulus bagi ke-persuasifan media terutama iklan. Remaja adalah
masa-masa pencarian jati diri di mana hampir semua remaja menginginkan yang
terbaik dalam dirinya, menjadi dia yang sempurna seperti dalam angan-angannya,
tanpa berpikir lebih panjang lagi. Remaja adalah masa-masa yang sulit sekali
untuk dikontrol, karena sifat ego yang masih berhembus kencang dalam dirinya.
Secara fisik, remaja merupakan masa pertumbuhan yang signifikan. Remaja mulai
ingin tampil cantik atau tampan, remaja ingin dirinya menjadi pusat perhatian,
remaja ingin menampakkan dirinya dalam lingkuungan yang ada di sekitarnya.
Remaja putri dinilai mempunyai hasrat lebih dalam mengkonsumsi barang atau
jasa. Remaja putri mudah terpengaruh
segala sesuatu yang bersifat membujuk, merayu, atau bahkan menghasut,
termasuk iklan. Remaja putri dinilai mempunyai minat beli yang tinggi. Remaja
dalam masa edukasinya adalah anak dalam masa sekolah menengah pertama atau
sekolah menengah atas atau yang sederajat, termasuk madrasah aliyah negeri.
Dari
semua pemaparan dan fakta yang telah dijelaskan , maka peneliti sangat tertarik
untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh iklan audiovisual Garnier Light
Night Cream terhadap minat beli remaja
putri di MAN 1 Pamekasan.
1.2 Rumusan Masalah
a. Adakah
pengaruh iklan audio visual Garnier Light Night Cream terhadap Minat
Beli Remaja Putri di MAN 1 Pamekasan?
1.3
Tujuan Penelitian
a.
Untuk
mengetahui pengaruh iklan audio visual Garnier Light Night Cream terhadap Minat
Beli Remaja Putri di MAN 1 Pamekasan.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1Manfaat
Teoritis
Dengan adanya penelitian ini sangat
bermanfaat terhadap kelengkapan pusataka pembaca maupun pihak akademis
universitas dalam menginspirasi penelitian serupa. Selain itu, kita dapat
mengetahui dengan pasti pengaruh dari iklan audio visual Garnier Light Night
Cream teradap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan.
1.4.2
Manfaat Praktis
·
Penelitian ini dapat
menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh tayangn iklan audiovisual.
·
Penelitian ini berguna
bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dalam hal pengaruh iklan audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap
minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan.
·
Memberi wawasan dan
masukan terhadap penonton dalam menyikapi iklan audiovisual terkait dengan
perilaku konsumen yang baik.
1.5 Definisi Konsep
1.5.1 IKLAN
Iklan adalah segala bentuk
presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor
tertentu yang harus dibayar (Kotler dan Keller, 2007) sedangkan Shimp (2003)
mendefinisikan iklan sebagai suatu proses persuasi yang tidak langsung, yang didasari
pada informasi tentang kelebihan suatu produk yang disusun sedemikian rupa
sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran orang untuk
melakukan tindakan atau pembelian sehingga menurut penulis yang dimaksud iklan
disini adalah kegiatan yang digunakan seseorang ataupun sekelompok orang untuk
mempengaruhi dan mengarahkan pikiran orang lain pada suatu tujuan tertentu
dengan menggunakan media tertentu. Menurut Tjiptono (2001) iklan dapat
dimanfaatkan secara efektif untuk membangun citra jangka panjang produk maupun
perusahaan dan juga dapat memicu pembelian segera. Iklan juga digunakan untuk
mendidik dan membangun preferensi suatu merek. Iklan saat ini juga merupakan
ajang kompetisi bagi tiap-tiap merek produk untuk menjatuhkan produk saingannya.
Dengan cara banyaknya iklan yang
menyerang produk pesaing dan menampilkan produk pesaing secara samar-samar dan
memberitahukan kelemahannya.Selain itu, iklan juga menjadi sarana hiburan
dimana ditampilkan secara menarik dengan pemberian animasi dan penyampaian yang
lucu. Seperti contoh iklan Gulaku, dimana menggunakan animasi serta gambar yang
sangat menarik.
Kotler dan Keller (2007) menyatakan, pada hakikatnya
dengan menggunakan iklan kita dapat menciptakan kesadaran akan adanya produk,
agak jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi menciptakan
penjualan.
Ada lima keputusan yang harus
diambil berdasarkan 5 M yang dianut
dalam dunia periklanan :
1. Mission
(Misi)
·
Memberi informasi
·
Mengajak
·
Mengingatkan
·
Mendorong terjadinya
keputusan untuk membeli suatu produk
Tujuan
Periklanan
Tujuan periklanan menurut kotler (1997:
236) sebagai berikut:
a) Periklanan
menjalankan sebuah fungsi ”informasi”.
Biasanya
dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk
membentuk permintaan pertama.
b) Periklanan
menjalankan sebuah fungsi ”Persuasif”
Penting
dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya untuk membentuk permintaan selektif
untuk suatu merk tertentu.
c) Periklanan
menjalankan sebuah fungsi ”Pengingat”
Iklan
pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang
berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat (Inforcement advertising)
yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan
yang benar.
Sebelum membuat iklan, perusahaan
akan menetapkan misi mereka terlebih dahulu. Apakah iklan tersebut memiliki
tujuan tertentu. Misalnya iklan sabun Lifebuoy dimana dengan membeli sabun
lifebuoy dapat membantu anak anak yang
kurang mampu untuk bersekolah atau mengkampanyekan penghematan air, seperti
iklan Molto Pewangi Sekali bilas. Disini konsumen tidak hanya membeli sebuah
produk tetapi dapat beramal dengan cara yang mudah.
2. Message
(Pesan)
Pesan yang dibawa iklan harus dapat
mengkomunikasikan nilai lebih yang dimiliki suatu produk dengan menggunakan
kata kata maupun gambar. Iklan juga
merupakan suatu media pencerita yang menceritakan kepada pembeli seperti apa
produk tersebut. Dan untuk perusahaan harus pintar pintar menyelipkan pesan tentang produk tersebut. Misalnya, iklan Susu Anlene
mereka menyelipkan pesan bila mengkonsumsi Susu Anlene maka
konsumen akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
3. Media
Media yang dipilih berdasarkan
kemampuannya menggapai target pasar yang efektif tanpa mengabaikan segi biayanya.
Media merupakan sarana terbaik menyalurkan iklan. Dimana dapat dilakukan dengan
media elektronik seperti radio dan televise, atau media cetak seperti koran dan
majalah. Tetapi, saat ini media yang digunakan beragam. Misal, denagn
menggunakan baleho yang dipasang di tempat yang strategis. Serta bus bus dengan iklan iklan yang tertempel rapi di badan
kendaraan kendaraan tersebut. Money
(Pendanaan) Biasanya anggaran iklan ditentukan oleh keputusan atas harga di
tiap-tiap fungsi, jangkauan pemasaran, frekuensi dan dampak yang diinginkan.
Anggaran ini harus juga memperhitungkan tagihan yang harus dibayar oleh perusahaan atas ongkos
pembuatan iklan tersebut dan biaya-biaya lain. Untuk membuat iklan yang menarik
dan informatif, tentu akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Iklan
tersebut haruslah menarik dengan musik pengiring yang mampu diingat oleh calon
pembeli, endorser yang dapat mewakili image produk, setting yang memukaudan
hal-hal pendukung lainnya. Namun iklan terbaik bukanlah iklan dengan biaya
besar, tetapi iklan yang dapat mewakili perusahaan untuk memperkenalkan produk
kepada calon pembeli.
4. Measurement
( Tolak Ukur )
Kampanye iklan suatu produk membutuhkan
premeasuremen dan postmeasurement. Pengukuran setelah kampanye selesai bertujuan
untuk menghitung dampak dari kampanye iklan tersebut terhadap komunikasi dan
jangka penjualan. Ukuran yang dimaksud disini adalah tolak ukur yang didapat
setelah iklan tersebut dikampanyekan. Berhasilkah iklan tersebut atau malah
memperburuk image brand produk tersebut. Hal tersebut nantinya akan dilihat
dari kesuksesan penjualan produk dan tanggapan masyarakat mengenai produk
berkaitan dengan iklan yang telah ditayangkan.
1.5.2 JENIS – JENIS IKLAN
Iklan
yang sering muncul diberbagai media dan umumnya dibuat oleh perusahaan
periklanan adalah sebagai berikut :
a. Iklan Komersial
Iklan
yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan
komersial ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam (Lwin & Aitchiso
; 2005), yaitu :
1.) Iklan Strategis
Digunakan
untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek
dan manfaat produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan
merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang
konsumen untuk menikmati hubungan
dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
2.) Iklan Taktis
Memiliki
tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan
merek tertentu. Pada umumnya iklan
ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan
respon pada hari yang sama.
b. Iklan Corporate
Iklan
yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan
juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh
perusahaan tersebut (Madjadikara ;
2004).
Iklan
Corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah
perusahaan melakukan kampanye
untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada publik (Lwin
& Aitchison ; 2005).
c. Iklan Layanan Masyarakat
Merupakan
bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat (Madjadikara ; 2004).
Dilihat dari jenis medianya,
ada beberapa jenis iklan , yaitu:
a.
Iklan visual (gambar), biasanya dimuat dalam majalah atau
media cetak atau internet.
b.
Iklan audiovisual (gambar dan suara), biasanya dimuat
dalam media televisi atau internet.
c.
Iklan audio (suara), biasanya dimuat di radio.
1.5.3 PEMASARAN
Pemasaran
adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan
nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa.
Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan
konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak
ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan
sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan
karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau
pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal
sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha
menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam
kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia
diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran.
Definisi yang paling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran
adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Definisi
pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs),
keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus
menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu
hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan suatu usaha untuk
memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
1.5.4
MINAT BELI
Minat beli diperoleh dari suatu
proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli
ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi
suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen
harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam
benaknya itu. Oliver (1997) efek hirarki minat beli digunakan untuk
menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs). Menurut Keller
(1998), minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu
merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek
ke merek lainnya.
Konsumen dimanapun dan kapanpun akan
dihadapkan dengan sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi
pembelian. Dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang
dengan barang yang lainnya untuk mereka konsumsi.
Beberapa faktor yang membentuk minat
beli konsumen (Kotler,2005) yaitu :
a. Sikap orang lain, sejauh mana
sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung
pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif
yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang
lain.
b. Faktor situasi yang tidak
terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam
melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri,
apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.
Dalam melaksanakan niat pembelian,
konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut :
a) Keputusan
merk
b) Keputusan pemasok
c) Keputusan
kuantitas
d) Keputusan
waktu
e) Keputusan
metode pembayaran
Seorang konsumen tidak dengan
sendirinya memiliki keputusan dalam pembelian barang atau jasa. Terlebih dahulu
konsumen mencari informasi dari orang terdekat atau orang yang benar-benar
dipercaya untuk membantunya dalam pengambilan keputusan.
Menurut Ferdinand (2006), minat
beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a. Minat
transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b. Minat
refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada
orang lain.
c. Minat
preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika
terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat
eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positif dari produk tersebut.
Definisi
operasional
Dalam
Definisi Operasional ini akan dijelaskan variabel-variabel yang akan diamati
untuk menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang berkaitan dengan
kesimpulan yang akan diamati untuk menjadi objek pengamatan dalam penelitian
yang berkaitan dengan kesimpulan yang dikehendaki. Hal ini dilakukan karena dengan melakukan
operasional konsep yaitu dengan mengubah konsep menjadi variabel maka konsep
tersebut dapat diteliti secara empiris (Singarimbun, 1995:41). Variabel
merupakan fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu
standart dan sebagainya (Bungin 2005:59). Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel yaitu :
1. Dalam
penelitian ini yang termasuk variabel bebas (x) adalah Pengaruh Iklan
Audiovisual Garnier Light Night Cream. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel independen, dengan kata lain,
variabel lain merupakan variabel yang mempengaruhi. (Sugiyono, 2002:3). Indikator
pengaruh iklan Audiovisual adalah :
a. Durasi
Berapa lama iklan ini
ditayangkan di televisi (misalnya: tiga menit)
b. Intensitas
Intensitas ini
maksudnya berapa sering iklan ini ditonton oleh remaja dan muncul di televisi
dalam waktu tertentu .
c. Kreatifitas
Maksudnya seberapa
besar kreatifitas pengiklan yang dipandang dari mata remaja, sehingga
mengundang ketertarikan atau malah sebaliknya.
Dalam
penelitian ini untuk pengaruh iklan audiovisual lebih condong kearah durasi,
Intensitas dan kreatifitas.
2. Dalam
penelitian ini yang termasuk variabel terikat (Y) adalah minat beli remaja
putri. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel bebas ( sugiyono, 2002:3). Indikator dari minat beli
remaja putri adalah :
a. Perubahan
persepsi
Dalam perubahan
persepsi ini maksudnya adalah adakah perubahan mindset dalam pikiran penonton
(remaja putri) mengenai produk garnier dibandingkan dengan produk lain atau
produk yang sedang digunakan saat ini.
b. Interest
Yang dimaksud dengan
interest ini adalah apakah penonton tertarik atau tidak tertarik dengan produk
Garnier yang ditampilkan melalui iklan audiovisual di televisi.
c. Minat beli
Minat beli di sini
adalah keinginan untuk membeli produki Garnier oleh remaja akibat menonton
iklan Garnier Light Night Cream.
d. Keputusan konsumen
dalam indikator ini,
keputusan konsumen yang dimaksud adalah adakah keputusan yang diambil setelah
merasa tertarik dengan produk Garnier lewat iklan yang ditonton oleh remaja
putri.
1.6
Kerangka Teori (Teori dampak media)
1.6.1
Teori
Terpaan Media (Media Exposure Theory)
Dampak kuat media massa
akan terasa, bagaimana masyarakat mengkonsumsi secara terus-menerus dengan
frekuensi dan waktu yang tidak bersamaan mengenai Berbagai macam iklan.
Sehingga di dalam diri masyarakat membentuk pengetahuan dan persepsi yang
timbul dalam masyarakat sehingga terdapat opini dan pendapat yang berbeda.
1.6.1.1
Teori Pembelajaran Social ( Social
Learning Teory )
Albert Bandura sangat
terkenal dengan teori pembelajaran social ( Social Learning Teory ) salah satu
konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari
fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan
teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang
sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru
seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
1.6.1.2 Teori kognitif sosial (social cognitive theory)
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan
kognitif
serta factor pelaku memainkan
peran penting dalam
pembelajaran.
Faktor
kognitif
berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan,
factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu
perancang teori kognitif social. Menurut
Bandura
ketika
siswa belajar
mereka dapat merepresentasikan
atau mentrasformasi pengalaman mereka
secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku,
person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor
lingkungan mempengaruhi
perilaku, perilaku
mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak
punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
1.6.2
Teori
Individual Defferences Theory (Melvin DeFleur)
Pesan-pesan
yang disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan kebutuhan
personal individu dan latar belakang perbedaan tingkat pendidikan, agama,
budaya, ekonomi sesuai dengan karakteristik. Efek pesan pada individu akan
beragam walaupun individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis
dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. Masing-masing individu
mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor
psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam
menerima pesan yang disampaikan media massa.
1.6.3 Teori
AIDDA
Mengingat
iklan merupakan suatu proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak
perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa AIDDA adalah teori
yang sesuai untuk melihat tahapan iklan tersebut. Menurut Effendy (2002 : 25),
AIDDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, Decision,
dan Action. Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa
komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian atau attention.
Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik.
Dimulainya
komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi suatu awal suksesnya
proses komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya
disusun dengan upaya menumbuhkan minat atau interest, yang merupakan
derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian
yang merupakan titik tolak bagi timbulnya suatu hasrat atau desire untuk
melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Jika hanya ada
hasrat saja pada diri komunikan, maka bagi komunikator ini belum berarti
apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision,
yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan atau action sebagaimana yang
diharapkan oleh komunikator (Khasali, 1992 : 83-86).
Sebuah
iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, dan atau
menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Jefkins (1996 : 234
- 235) :
a. Perhatian
Kecuali
sutau iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari
berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan
sedikitpun oleh pembaca. Beberapa stimulus mampu menarik perhatian karena orang
diajari atau dikondisikan untuk bereaksi terhadap suatu iklan, sebagai contoh :
musik / sound seperti telepon atau bel pintu dan sirine yang
meraung-raung kadang dimasukkan sebagai latar belakang iklan radio dan
televisi. Jalan cerita yang menggambarkan pesan iklan itu sendiri juga dianggap
mampu menarik perhatian.
b. Ketertarikan
Tidak
ada patokan tertentu yang membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu
juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka, di mana daya tarik iklan di sini
menggunakan sederetan selebritis yang dianggap paling cantik dan elegan yang
sesuai dengan image produk.
c. Keinginan
Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa
tertarik dan terpikat, maka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa
yang diiklankan. Pengetuahuan juga meningkatkan kemauan konsumen untuk memahami
suatu pesan. Efek menguntungkan pemahamann ini akan disertai berkurangnya
kesalahpahaman. Jadi harapan yang diciptakan label merk cukup kuat uintuk
mengubah persepsi konsumen atas suatu produk. Sifat kebutuhan konsumen pada
waktu disodori suatu iklan akan mempengaruhi penekanan yang diberikan pada
sifat pemikat perhatian suatu iklan karena konsumen sudah dimotivasi
kebutuhannya sendri untuk memproses iklan itu.
d. Keputusan
Keputusan
sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau
menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan
yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian
dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaiman yang mereka inginkan, tentu
saja keputusan di sini mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap produk yang diiklankan.
e. Tindakan
Yaitu
bagaimana iklan mampu menimbulkan respon. Iklan di media massa mampu membuat
khayalak melakukan tindakan sesuai yang diinginkan, yang mengarah pada tindakan
pembelian nyata dan atau pembelian ulang bagi konsumen yang mempunyai
loyalitas.
1.7 Hipotesis
Hipotesis adalah
pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel
atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antar teori dan
dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian ini sebagai berikut:
a. Ho
: Diduga tidak ada hubungan atau pengaruh antara tayangan iklan audiovisual
Garnier Light Night Cream (variabel X) terhadap minat beli remaja putri di MAN
1 Pamekasan (variabel Y).
b. Hi
: Diduga terdapat pengaruh antara tayangan iklan audiovisual Garnier Light
Night Cream (variabel X) dengan minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan
(variabel Y).
1.8
Penelitian Sebelumnya
Dalam penelitian sebelumnya ini peneliti mengambil sebuah
penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu mahasiswa UPN Veteran Surabaya
sebagai bahan undergraduate thesis yakni tentang “Pengaruh
Iklan Ditelevisi Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Ponds Pemutih Wajah
Di Wilayah Surabaya”.
Iklan merupakan sarana komunikasi pemasaran, karena merupakan suatu
bentuk komunikasi maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran
merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Agar komunikasi efektif dan
mencapai sasaran, terdapat 3 ( tiga ) hasil yang harus diperhatikan yaitu
pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikasi dan
pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku serta target audiensnya.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh iklan ditelevisi dan citra merek
terhadap minat beli konsumen produk Ponds pemutih wajah. Penelitian dilakukan
di wilayah Surabaya dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data
dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 130 responden. Teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan Structural Equation
Modelling (SEM) dengan AMOS 4,0 program. Pada uji kausalitas, variabel iklan
berpengaruh positif tidak signifikan pada label variabel citra merek dapat
diterima. Variabel citra merek berpengaruh positif signifikan pada minat beli
dapat diterima.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Jenis penelitian
Dalam
penelitian ini kami menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode
eksplanasi. Bungin dalam bukunya menjelaskan bahwa eksplanasi dimaksudkan untuk
menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan
hubungan, pengaruh dan perbedaan satu variabel dengan variabel lainnya. Jadi
penelitian eksplanasi mempunyai kredibilitas untuk mengukur, menguji sebab
akibat dari dua atau beberapa variabel.
Di
sebut penelitian kuantitatif kareana data-datanya berupa angka-angka. Pada penelitian
jenis ini, sifat informasi yang dikandung oleh data berupa informasi
angka-angka. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2009:8)
2.2 Sasaran
Sasaran
penelitian kami adalah siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pamekasan. Hal ini karena
telah terjadi siklus perubahan yang signifikan
pada minat beli siswi terhadap produk kecantikan Garnier.
2.3 Populasi
Populasi penelitian adalah digunakan
untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian (Burhan,2005:141). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah
siswi aktif MAN 1 Pamekasan yakni sebanyak 331 siswi.
DATA SISWA AKTIF MAN 1 PAMEKASAN TAHUN AJARAN 2011/2012
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
SCIENCE TECH CLASS
|
7
|
22
|
29
|
X-1
|
14
|
26
|
40
|
X-2
|
28
|
14
|
42
|
X-3
|
27
|
14
|
41
|
X-4
|
26
|
14
|
40
|
X-5
|
28
|
12
|
40
|
X-6
|
28
|
12
|
40
|
XI IPA1
|
9
|
19
|
28
|
XI IPA2
|
11
|
28
|
39
|
XI IPA3
|
15
|
22
|
37
|
XI IPA4
|
12
|
26
|
38
|
XI IPS1
|
34
|
5
|
39
|
XI IPS2
|
32
|
6
|
38
|
XI IPS3
|
33
|
5
|
38
|
XII IPA1
|
7
|
21
|
28
|
XII IPA2
|
16
|
21
|
37
|
XII IPA3
|
19
|
21
|
40
|
XII IPA4
|
17
|
23
|
40
|
XII IPS1
|
28
|
9
|
37
|
XII IPS2
|
28
|
5
|
33
|
XII IPS3
|
29
|
6
|
35
|
TOTAL
|
448
|
331
|
779
|
Sumber
: Data Tata Usaha MAN 1 Pamekasan
2.4 Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah siswi aktif MAN 1 Pamekasan. Akan tetapi karena mengingat
populasi terlalu besar, maka peneliti akan menetapkan sampel yang dianggap
telah mewakili populasi dengan jumlah yang lebih kecil. Jumlah sampel yang akan
diambil dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. (Burhan, 2009:105)
n= N
N(d)2 + 1
Di
mana:
n=
Jumlah sampel yang dicari
N=
Jumlah populasi
d=
Nilai presisi (ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau a=0,1)
Perhitungan
jumlah sampel:
Populasi
penelitian adalah siswi aktif MAN 1 Pamekasan. Jumlah populasi sebanyak 331
siswi.
n= 331 = 331 =
77 siswa.(dibulatkan menjadi 100 responden)
331(0,1)2 + 1 4,31
Dengan
demikian maka jumlah populasi 331, diperoleh ukuran sampel 100 sampel penelitian.
Kelas
|
Ukuran
populasi
|
%
dalam populasi
|
Pecahan
sampling
|
N
sampel
|
%
dalam sampel
|
SCIENCE TECH CLASS
|
22
|
6,64 %
|
0,0247
|
7
|
7 %
|
X-1
|
26
|
7,85 %
|
0,0247
|
8
|
8 %
|
X-2
|
14
|
4,22 %
|
0,0247
|
4
|
4 %
|
X-3
|
14
|
4,22 %
|
0,0247
|
4
|
4 %
|
X-4
|
14
|
4,22 %
|
0,0247
|
4
|
4 %
|
X-5
|
12
|
3,62 %
|
0,0247
|
4
|
4 %
|
X-6
|
12
|
3,62 %
|
0,0247
|
4
|
4 %
|
XI IPA1
|
19
|
3,74 %
|
0,0247
|
4
|
4 %
|
XI IPA2
|
28
|
8,45 %
|
0,0247
|
8
|
8 %
|
XI IPA3
|
22
|
6,64 %
|
0,0247
|
7
|
7 %
|
XI IPA4
|
26
|
7,85 %
|
0,0247
|
8
|
8 %
|
XI IPS1
|
5
|
1,51 %
|
0,0247
|
2
|
2 %
|
XI IPS2
|
6
|
1,81 %
|
0,0247
|
2
|
2%
|
XI IPS3
|
5
|
1,51 %
|
0,0247
|
2
|
2%
|
XII IPA1
|
21
|
6,34 %
|
0,0247
|
6
|
6%
|
XII IPA2
|
21
|
6,34 %
|
0,0247
|
6
|
6%
|
XII IPA3
|
21
|
6,34 %
|
0,0247
|
6
|
6%
|
XII IPA4
|
23
|
6,94 %
|
0,0247
|
7
|
7%
|
XII IPS1
|
9
|
2,71 %
|
0,0247
|
3
|
3%
|
XII IPS2
|
5
|
1,51 %
|
0,0247
|
2
|
2%
|
XII IPS3
|
6
|
1,81 %
|
0,0247
|
2
|
2%
|
TOTAL
|
331
|
100 %
|
-
|
100
|
100%
|
2.5 Teknik Pengambilan Data
Teknik
pengambilan data yang digunakan adalah metode angket atau disebut juga
kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang
disusun secara sistematis, kemudian dikirim atau diisi oleh responden. Setelah
diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti
(Burhan, 2005:123). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
reponden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2009:142)
2.6 Teknik analisis Data
Setelah
pengolahan data untuk selanjutnya analisa data yang tujuannya untuk
menyederhanakan data sehingga mudah ditafsirkan. Analisa ini menggunakan cara
analisa kuantitatif karena data-data terkumpul
akan dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi linier sederhana, yang bertujuan untuk mengadakan peramalan atau
prediksi besarnya variasi yang terjadi pada minat beli siswi (Y) berdasarkan
variabel pengaruh iklan audio visual Garnier Light Night Cream (X). Rumus
regresi linear sederhana ini adalah sebagai berikut: Y= a+bX
Dimana:
X = Subek pada variabel independen yang
mempunyai nilai tertentu (variabel pengaruh iklan audio visual Garnier Light
Night Cream)
Y = Subyek dalam variabel dependen yang
diprediksi (variabel minat beli siswi putri MAN 1 Pamekasan)
a = Konstanta (harga Y bila X = 0)
b =
Koefisien regresi atau angka arah, yang menunjukkan angka peminat beli siswi
yang berdasarkan nilai variabel pengaruh iklan audiovisual Garnier Light Night Cream. Bila b (+) maka naik, bila b(-)
maka terjadi penurunan. (Sugiyono, 2004:34)
Sedangkan
untuk mencari berapa besar pengaruh FTV pada persepsi dan sikap siswa,
menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2004:154-188):
D
= (r2) x 100%
r xy = xy
x2.y2
Dimana;
D= koefisien determinasi
r = koefisien korelasi antara X dan Y
Selanjutnya
untuk mengetahui signifikasi atau tidak pengaruh antara variabel X terhadap
variabel Y maka diuji t yaitu, (Sugiyono, 2004: 187):
thitung = r
n-2
1 – r2
Dimana;
t = harga distribusi t
r = nilai korelasi antara X dan Y
N = Jumlah sampel
1&2 = nilai konstan
Kaidah
keputusan jika t hitung > t tabel berarti Ha diterima
Jika
t hitung < t tabel berarti Ho diterima.
2.7 Validitas Data
Validitas
alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan
berkali-kali dan di mana-mana. Validitas alat ukur sama pentingnya dengan
realibilitas alat ukur itu sendiri. Ini artinya bahwa alat ukur haruslah
memiliki akurasi yang terbaik terutama apabila alat ukur tersebut digunakan
sehingga validitas akan meningkatkan bobot kebenaran data yang diinginkan
peneliti. (Bungin, 2005:97-98)
Uji
validitas yang digunakan dalam model analisa penelitin ini adalah construct validity yaitu sesuatu yang
tidak dapat diamati secara langsung pada seseorang. Untuk mengetahui apakah
pertanyaan dalam suatu test benar-benar dapat mengukur construct yang dimaksudkan adalah mengacu pada teori. Untuk menguji
validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Instrumen yang telah disetujui para ahli
tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data didapat
dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan
analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
antara skor item instrumen dengan rumus pearson
product moment (Ridwan, 2004:98).
Dalam
analisis item ini, Ghazali, 2006:44, menyatakan untuk menentukan validitas
menggunakan r tabel. DK (derajat kebebasan) dengan ketentuak Dk-2. Ketentuan
jika r hitung > r tabel maka valid dan jika r hitung < r dipercaya atau
dapat diandalkan (Bungin, 2005:96). Untuk mengetahui realibilitas suatu
instrumen, beberapa metode pengujian realibilitas dapat dilakukan tiga
pendekatan diantaranya: internal
consistency, retest, dan equivalent form.
Dalam
menentukan realibilitas untuk setiap instrumen, penelitian ini menggunakan internal consistency dengan pengujian Cronbach’s Alpha (á) yaitu merupakan
teknik pengujian realibilitas suatu tes atau angket yang paling sering
digunakan karena dapat digunakan untuk angket-angket yang jawabannya berupa
pilihan. Pilihannya dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih.
Cronbach Alpha
diperoleh melalui rumus sebagai berikut (Ridwan, 2004:115)
Perhitungan
menggunakan software SPSS 16. Alat ukur menggunakan alpha:
Alpha
< 0,6 : kurang meyakinkan (inadequate)
Alpha
> 0,6 : baik (good)
Alpha
> 0,8 : istimewa (excellent)
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Validitas dan Reliabelitas
3.1.1 Uji Validitas
Sebelum melakukan analisis data
terhadap data-data primer yang didapatkan oleh peneliti dari 100 responden,
maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas terhadap
pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun dalam
penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Validitas berarti sejauh mana ketetapan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur yang
berupa kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. (Masri Singarimbun,
1989:124).
Menurut
Masrum yang dikutip oleh Sugiyono (2001:106) menyatakan bahwa biasanya syarat
minimum untuk dianggap valid adalah r = 0,3. Jadi kalau
kolerasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan
melihat kolerasi antara skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total.
Tabel uji validitas variabel X (tayangan Iklan audio visual
Garnier Light Night Cream)
Variabel
(1)
|
r hitung
(2)
|
r tabel
(3)
|
Keputusan
(4)
|
Kesimpulan
(5)
|
X1
|
.427
|
0,3
|
signifikan
|
Valid
|
X2
|
.367
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X3
|
.387
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X4
|
.338
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X5
|
.366
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X6
|
.391
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X7
|
.407
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X8
|
.399
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X9
|
.378
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
X10
|
.376
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
Tabel
uji validitas variabel Y (minat beli remaja putri)
Variabel
(1)
|
r hitung
(2)
|
r tabel
(3)
|
Keputusan
(4)
|
Kesimpulan
(5)
|
y1
|
.386
|
0,3
|
signifikan
|
Valid
|
y2
|
.300
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y4
|
.343
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y5
|
.318
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y6
|
.796
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y7
|
.788
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y8
|
.790
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y9
|
.832
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y10
|
.877
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y11
|
.781
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y12
|
.808
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y13
|
.764
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y14
|
.731
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
y15
|
.686
|
0,3
|
Signifikan
|
Valid
|
Sumber
data primer diolah
3.1.2 Uji Reliabilitas
Pada dasarnya dalam penelitian ini,
dalam uji reliabilitas menggunakan cara one
shot method atau pengukuran sekali saja. Reliabilitas merupakan instrumen
yang diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen
dengan teknik tertentu (Sugiono, 2006:273)
Arikunto (1992) suatu instrumen
dapat dikatakan reliabilitas apabila memiliki koefisien keandalan (alpha) >
0,6 dengan menggunakan metode alfa
cronbarch (Arikunto, 1992). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dapat
dilihat dalam tabel di bawah ini:
Dari hasil uji reliabilitas dapat
diketahui pada variabel penayangan iklan garnier Light Night Cream dan varabel
minat beli mempunyai nilai lebih besar daripada nilai ơ (alpha) atau alfa
cronbach lebih besar dari 0,6 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan
reliabel.
Variabel
|
Cronbach
Alpha
|
Keterangan
|
Iklan audiovisual garnier Light Night
Cream
|
0,681
|
Reliabel
|
Minat Beli
|
0,912
|
Reliabel
|
3.2 Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana
didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen
dengan satu variabel dependen, analisis ini dimaksudkan untuk memutuskan apakah
naik dan menurun variabel dependen dapat dilakukan melalui naik turunnya
keadaan variabel independen (Sugiono, 2006:243). Berdasarkan perhitungan data
menggunakan SPSS 16 maka diperoleh penyajian output data sebagai berikut:
Coefficientsa
|
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
t
|
Sig.
|
B
|
Std. Error
|
Beta
|
1
|
(Constant)
|
-1.329
|
4.159
|
|
-.320
|
.750
|
Iklan
Audio Visual
|
1.505
|
.177
|
.652
|
8.506
|
.000
|
a.
Dependent Variable: Minat Beli
|
|
|
|
|
Dari output di atas maka dapat
dijelaskan persamaan regresi linear sederhana yang dihasilkan adalah:
Y=-1,329+1,505X
Arti dari persamaan regresi linear
sederhana adalah kedua variabel memiliki hubungan yang positif. Bila variabel X
naik sebesar 1, maka variabel Y akan mengalami kenaikan sebesar 1,505 satuan
pula. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin
menarik tayangan iklan, semakin tinggi minat beli. Di mana:
Y = sikap konsumtif remaja putri
a= konstanta
b= koefisien regresi
X= rubrik fashion majalah Aneka
Yess
Dari formulasi di atas dapat
digambar suatu tren linear yang dihasilkan dari masing-masing variabel di atas.
Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai tren linear dari tayangan iklan
audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap minat beli remaja putri, maka dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
Dari gambar di
atas dapat dideskripsikan bahwa setiap satuan variabel tayangan iklan
audiovisual Garnier Light Night Cream diikuti dengan kenaikan minat beli
sebesar 1,505. Sedangkan koefisien korelasi dari kedua variabel dapat dilihat
pada tabel berikut:
Model Summaryb
|
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Change Statistics
|
R Square Change
|
F Change
|
df1
|
df2
|
Sig. F Change
|
1
|
.652a
|
.425
|
.419
|
4.74998
|
.425
|
72.345
|
1
|
98
|
.000
|
a.
Predictors: (Constant), Iklan Audio Visual
|
|
|
|
|
|
b.
Dependent Variable: Minat Beli
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan output di atas maka dapat
dijelaskan bahwa pengaruh yang terjadi antara dua variabel yang diteliti
adalahsebesar 0,652. Besaran
angka ini dapat diartikan bahwa hubungan varibel iklan audiovisual dan minat
beli adalah kuat. Hal ini didasarkan pada pendapat Sugiono (2002) dalam tabel:
Interval koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 – 0,199
|
Sangat rendah
|
0,20- 0,399
|
Rendah
|
0,40-0,599
|
Sedang
|
0,60-0,799
|
Kuat
|
0,80-10,00
|
Sangat kuat
|
Setelah
mengetahui tabel interpretasi koefisien korelasi, maka kedua variabel mempunyai
hubungan yang rendah. Selain itu, dapat diketahui bahwa tayangan iklan
audiovisual Garnier Light Night Cream mempunyai hubungan dan pengaruh yang kuat
terhadap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan.
3.3 Uji Hipotesis (t)
Dalam penelitian
ini uji hipotesis adalah peneliti meggunakan pengujian signifikan koefisien
korelasi untuk membuktikan bahwa variabel X dapat mempengaruhi variabel Y.
Pembuktian hipotesis yangmengguanakan t hitung dengan ketentuan bahwa:
1.
Jika t-hitung >
t-tabel ; α 5% maka H1 diterima
2.
Jika t-hitung <
t-tabel ; α 5% maka H1 ditolak
Berdasarkan
output regresi yang dihasilkan dari t-hitung adalah 8,506 sedangkan t-tabel
dengan tingkat signifikansi 5% dalam penelitian ini adalah 1,980.t-tabel dapat
diketahui dari dk=n1-2, yaitu dk=100-2=98. Dengan demikian t hitung
> t-tabel, yang artinya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa H1
yang menyatakan bahwa ada pengaruh tayangan iklan audiovisual Garnier Light
Night Cream terhadap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan bisa dibenarkan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.I KESIMPULAN
·
Berdasarkan hasil uji
validitas didapatkan bahwa semua pertanyaan dalam item kuesioner memiliki
probabilitas lebih dari taraf signifikan 0.30 dan dinyatakan valid serta kedua
variabel dinyatakan reliabel karena memiliki probabilitas lebih dari taraf
significant 0.60.
·
Berdasarkan perhitungan
SPSS 16 didapatkan persamaan regresi linear sederhana : Y= -1,329+1,505X.
·
Berdasarkan perhitungan
SPSS 16 didapatkan R koefisien sebesar
0,652. Didasarkan pada tabel koefisien korelasi, maka dinyatakan hubungan
antara kedua variabel kuat (0,60-0,799).
·
Dari perhitungan SPSS
16, didapatkan t hitung 8,506 , t hitung > t tabel, maka H1 diterima.
4.2 SARAN
a.
Iklan bisa dibuat lebih
kreatif lagi untuk merangsang minat beli bahkan keputusan pembelian.
b. Remaja
harus bisa berpikir kembali mengenai daya beli mereka untuk merealisasikan
minat belinya.
c.
Remaja harus bisa
membuat keputusan pembelian yang tepat terhadap produk Garnier Light Cream
dengan cara melewati tahap-tahap
pembuatan keputusan pembelian yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,
Burhan. 2009.Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Handaka,
Tatag. 2009. Buku Ajar Teori Komunikasi.
Bangkalan: Univeristas Trunojoyo.
Severin, Werner J dan James W. Tankard.
2009. Teori Komunikasi Massa.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu.
Jakarta: Kencana Prenada Group.
Fitri , Widyantari (2010) Pengaruh
Iklan Ditelevisi Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Ponds Pemutih Wajah
Di Wilayah Surabaya. Undergraduate thesis, UPN "Veteran" Jatim.
Fajriyah, Dina dkk. 2010. “Studi
Korelasi Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Anak Terhadap Pemilihan Program Acara
Televisi untuk Anak”. Jurnal
Komunikasi, IV(1): 21-32.
http://Okezone.com akses hari Kamis
20-10-2011 pukul 20.30