Sabtu, 05 Mei 2012

“Pengaruh Iklan Audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap Minat Beli Remaja Putri di MAN 1 Pamekasan”


“Pengaruh Iklan Audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap Minat Beli Remaja Putri di MAN 1 Pamekasan”
Dosen Pembimbing: Farida Nurul Rahmawati, S.Sos, M.Si
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
· Syafrina                        (090531100027)
· Lailatul Maulida          (090531100062)
· Retno                            (0805311000    )
· Maslahatun Ni’mah     (090531100032)
· Ziya Ibrizah                  (090531100054)

Ilmu Komunikasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Budaya
 Universitas Trunojoyo Madura
2011


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1                  1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1               1.2  Rumusan Masalah ..................................................................................... 3       
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3                    1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 4               1.5 Definisi  Konsep......................................................................................... 4                1.6 Kerangka Teori ......................................................................................... 13              1.7 Hipotesis . ..................................................................................................14
1.8 Penelitian Sebelumnya ..............................................................................15                                          
BAB II METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ `16
2.1 Jenis Penelitian .........................................................................................  16
2.2 Sasaran .....................................................................................................  16
2.3 Populasi ..................................................................................................... 16
2.4 Sampel ...................................................................................................... 17
2.5 Teknik Pengambilan Data ........................................................................ 18
2.6 Teknik Analisis Data ................................................................................ 19
2.7 Validitas Data ........................................................................................... 20

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................  22
            3.1 Uji Validitas ............................................................................................ 22
            3.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................ 24
3.3 Regresi Linear Sederhana ....................................................................... 24
3.4 Uji Hipotesis ........................................................................................... 27

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 28
            4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 28
            4.2 Saran ....................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 29
                                                                    i






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Seiring perkembangan dunia yang semakin pesat, perkembangan kondisi pasar yang sekarang ini telah membawa pengaruh terhadap strategi yang harus diterapkan oleh perusahaan dalam menawarkan dan memasarkan produk mereka.           Salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk menawarkan produk mereka dan menarik minat konsumen terhadap produk tersebut adalah melalui iklan.
Iklan yang di tayangkan media televisi membentuk pernyataan sikap konsumen yang mempengaruhi minat beli konsumen. Pembentukan sikap terhadap iklan dipengaruhi oleh persepsi konsumen terhadap iklan. Sikap terhadap iklan ini diawali cara konsumen berfikir mengenai sebuah Iklan . Sikap terhadap iklan (afektif) merupakan cara konsumen merasakan hal tersebut. Assael (2001 : 368) mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah kecenderungan konsumen untuk menjawab dengan baik atau tidak baik terhadap iklan tertentu. Dalam penelitian ini selain dipengaruhi secara langsung oleh sikap terhadap iklan, minat beli konsumen dipengaruhi langsung oleh sikap terhadap merek. Pembentukan sikap terhadap merek menurut Burke dan Edell (1989);Mackenzie, Lutz dan Belch (1986) dipengaruhi secara langsung oleh persepsi konsumen terhadap produk atau pesan. Sikap terhadap merek diawali oleh proses kognitif yang bekerja terhadap rangsangan. kemudian akan mempengaruhi minat beli konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Assael (2001 : 82) sikap terhadap merek yaitu merupakan pernyataan mental Yang menilai positif atau negatif, bagus tidak bagus, suka tidak suka suatu produk.
Iklan Garnier Light Night Complete adalah salah satu produk dari  produk Garnier Skin Natural dan merupakan terobosan perusahaan kecantikan ternama dunia, L’oreal. Dalam usaha pemasaran yang dilakukan, iklan televisi atau audiovisual adalah strategi brilian L’oreal untuk memikat hati pasar. Segmentasi produk yang satu ini rupanya adalah remaja dan dewasa. Wanita adalah sasaran utama penjualan produk kecantikan ini. Tokoh iklan audiovisual Garnier Light Night Cream adalah Laudya Cintya Bella, artis muda berbakat yang sangat digandrungi banyak kalangan saat ini, terutama para remaja putri. Laudya Cyntia Bella adalah brand icon untuk rangkaian produk Garnier Skin Natural.
Dalam Iklan Garnier Light Night Cream, dijelaskan bahwa perawatan wajah sangat penting dilakukan wanita yang sibuk melakukan aktivitas sehari-hari. Sama halnya dengan telepon genggam yang harus di-charge, wajah pun perlu perawatan khusus. Alhasil, Anda pun bisa meraih wajah cerah dan segar dalam sekejab. Wajah sehat bisa diraih dengan berbagai macam cara. Tidak hanya dengan istirahat selama delapan jam sehari dan mengonsumsi vitamin c, tetapi pemakaian krim malam juga menjadi salah satu kebutuhan penting. Salah satunya memakai Garnier Light Night Cream. Begitulah isi pesan iklan ini yang dapat kita tangkap.
Iklan ini cukup menarik karena menggunakan konsep yang tak biasa dalam mengasosiasikan perawatan kulit dan HP. Tampilan visual yang cukup menawan, sepertinya akan mengakibatkan daya persuasif yang sulit untuk ditolak oleh penontonnya. Hal ini sangatlah menarik untuk dikaji lebih lanjut.
Hal lain yang sangat menarik adalah konsistensi iklan Garnier Light Night Cream. Semua iklan Garnier dalam tiap produknya hanya memproduksi satu iklan, namun iklan tersebut konsisten ditayangkan hingga saat ini, termasuk iklan Garnier Light Night Cream versi charge kulit. Sampai detik ini pun iklan versi charge kulit Garnier Light Night Cream masih diputar di stasiun televisi di Indonesia. Di tengah kemarakan produk-produk kecantikan yang ada di Indonesia, dalam iklan audiovisual ataupun visual, mereka selalu menciptakan iklan-iklan dengan versi baru bahkan iklan berseri. Hal ini sudah biasa, namun yang patut kita kagumi adalah keunikan dan konsistensi iklan Garnier Light Night Cream tersebut.
Objek remaja putri di sini menarik peneliti untuk menggali lebih dalam mengenai hubungan antara suatu iklan dengan minat beli. Salah satu kajian yang menarik adalah segmentsi remaja putri sebagai sasaran produk Garnier.
Pamekasan adalah salah satu dari empat Kabupaten di Madura. Pamekasan dikenal sebagai kota pelajar karena kualitas pendidikan yang dinilai cukup baik. Madrasah Aliyah Negeri 1 Pamekasan adalah salah satu sekolah di Pamekasan yang mempunyai kredibilitas baik.  Melihat fenomena perkembangan remaja saat ini jika dibandingkan dengan enam atau lima tahun lalu sangatlah berbeda.  Remaja yang masih berstatus siswa atau pelajar kini mempunyai performa yang cukup kontras dengan lima tahun yang lalu. Akibat banyaknya link informasi dan media massa yang dapat dinikmati kapan saja dan di mana saja, mengaibatkan perkembangan remaja saat ini jauh lebih maju. Yang dahulunya tidak begitu tahu bagaimana cara bersolek, sekarang justru remaja berpenampilan cukup menawan, pandai merawat dan mempercantik diri. Hal ini baik jika dinilai sesuai dengan situasi dan  kondisi kapan hal tersebut dapat dilakukan. Namun, menjadi kurang nyaman, jika performa yang berlebihan terbawa saat jam belajar di sekolah. Ini merupakan fenomena yang biasa saat ini, namun akan menjadi luar biasa jika menjadi keharusan, bahwa deskripsi remaja cantik saat ini harus dengan kulit putih merona dengan alas bedak dan powder berlebihan. Hal ini merupakan kenyataan yang ada yang juga terjadi di MAN1 Pamekasan.
Remaja adalah sasaran mulus bagi ke-persuasifan media terutama iklan. Remaja adalah masa-masa pencarian jati diri di mana hampir semua remaja menginginkan yang terbaik dalam dirinya, menjadi dia yang sempurna seperti dalam angan-angannya, tanpa berpikir lebih panjang lagi. Remaja adalah masa-masa yang sulit sekali untuk dikontrol, karena sifat ego yang masih berhembus kencang dalam dirinya. Secara fisik, remaja merupakan masa pertumbuhan yang signifikan. Remaja mulai ingin tampil cantik atau tampan, remaja ingin dirinya menjadi pusat perhatian, remaja ingin menampakkan dirinya dalam lingkuungan yang ada di sekitarnya. Remaja putri dinilai mempunyai hasrat lebih dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Remaja putri mudah terpengaruh  segala sesuatu yang bersifat membujuk, merayu, atau bahkan menghasut, termasuk iklan. Remaja putri dinilai mempunyai minat beli yang tinggi. Remaja dalam masa edukasinya adalah anak dalam masa sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas atau yang sederajat, termasuk madrasah aliyah negeri.
Dari semua pemaparan dan fakta yang telah dijelaskan , maka peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh iklan audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap  minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan. 
1.2 Rumusan Masalah
a.       Adakah  pengaruh iklan audio visual Garnier Light Night Cream terhadap Minat Beli Remaja Putri di MAN 1 Pamekasan?
1.3 Tujuan Penelitian
a.       Untuk mengetahui pengaruh iklan audio visual Garnier Light Night Cream terhadap Minat Beli Remaja Putri di MAN 1 Pamekasan.

1.4 Manfaat Penelitian    
1.4.1Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini sangat bermanfaat terhadap kelengkapan pusataka pembaca maupun pihak akademis universitas dalam menginspirasi penelitian serupa. Selain itu, kita dapat mengetahui dengan pasti pengaruh dari iklan audio visual Garnier Light Night Cream teradap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan.
1.4.2 Manfaat Praktis
·         Penelitian ini dapat menambah wawasan pembaca mengenai pengaruh tayangn iklan audiovisual.
·         Penelitian ini berguna bagi peneliti dalam menambah pengetahuan dalam hal pengaruh iklan audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan.
·         Memberi wawasan dan masukan terhadap penonton dalam menyikapi iklan audiovisual terkait dengan perilaku konsumen yang baik.
1.5 Definisi Konsep
1.5.1  IKLAN
Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler dan Keller, 2007) sedangkan Shimp (2003) mendefinisikan iklan sebagai suatu proses persuasi yang tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang kelebihan suatu produk yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran orang untuk melakukan tindakan atau pembelian sehingga menurut penulis yang dimaksud iklan disini adalah kegiatan yang digunakan seseorang ataupun sekelompok orang untuk mempengaruhi dan mengarahkan pikiran orang lain pada suatu tujuan tertentu dengan menggunakan media tertentu. Menurut Tjiptono (2001) iklan dapat dimanfaatkan secara efektif untuk membangun citra jangka panjang produk maupun perusahaan dan juga dapat memicu pembelian segera. Iklan juga digunakan untuk mendidik dan membangun preferensi suatu merek. Iklan saat ini juga merupakan ajang kompetisi bagi tiap-tiap merek produk untuk menjatuhkan produk saingannya.
Dengan cara banyaknya iklan yang menyerang produk pesaing dan menampilkan produk pesaing secara samar-samar dan memberitahukan kelemahannya.Selain itu, iklan juga menjadi sarana hiburan dimana ditampilkan secara menarik dengan pemberian animasi dan penyampaian yang lucu. Seperti contoh iklan Gulaku, dimana menggunakan animasi serta gambar yang sangat menarik.
Kotler dan  Keller (2007) menyatakan, pada hakikatnya dengan menggunakan iklan kita dapat menciptakan kesadaran akan adanya produk, agak jarang yang menciptakan preferensi, dan lebih jarang lagi menciptakan penjualan. 
Ada lima keputusan yang harus diambil berdasarkan 5 M yang dianut  dalam dunia periklanan :
1.      Mission (Misi)
·         Memberi informasi
·         Mengajak
·         Mengingatkan
·         Mendorong terjadinya keputusan untuk membeli suatu produk
Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan menurut kotler (1997: 236) sebagai berikut:
a)      Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”informasi”.
Biasanya dilakukan secara besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk, tujuannya untuk membentuk permintaan pertama.
b)      Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Persuasif
Penting dilakukan dalam tahap kompetitif. Tujuannya untuk membentuk permintaan selektif untuk suatu merk tertentu.
c)      Periklanan menjalankan sebuah fungsi ”Pengingat
Iklan pengingat sangat penting bagi produk yang sudah mapan. Bentuk iklan yang berhubungan dengan iklan ini adalah iklan penguat (Inforcement advertising) yang bertujuan meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang benar.

Sebelum membuat iklan, perusahaan akan menetapkan misi mereka terlebih dahulu. Apakah iklan tersebut memiliki tujuan tertentu. Misalnya iklan sabun Lifebuoy dimana dengan membeli sabun lifebuoy dapat membantu anak  anak yang kurang mampu untuk bersekolah atau mengkampanyekan penghematan air, seperti iklan Molto Pewangi Sekali bilas. Disini konsumen tidak hanya membeli sebuah produk tetapi dapat beramal dengan cara yang mudah.
2.      Message (Pesan)
      Pesan yang dibawa iklan harus dapat mengkomunikasikan nilai lebih yang dimiliki suatu produk dengan menggunakan kata   kata maupun gambar. Iklan juga merupakan suatu media pencerita yang menceritakan kepada pembeli seperti apa produk tersebut. Dan untuk perusahaan harus pintar   pintar menyelipkan pesan tentang  produk tersebut. Misalnya, iklan Susu Anlene mereka menyelipkan pesan bila mengkonsumsi Susu Anlene  maka  konsumen akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
3.      Media
      Media yang dipilih berdasarkan kemampuannya menggapai target pasar yang efektif tanpa mengabaikan segi biayanya. Media merupakan sarana terbaik menyalurkan iklan. Dimana dapat dilakukan dengan media elektronik seperti radio dan televise, atau media cetak seperti koran dan majalah. Tetapi, saat ini media yang digunakan beragam. Misal, denagn menggunakan baleho yang dipasang di tempat yang strategis. Serta bus   bus dengan iklan   iklan yang tertempel rapi di badan kendaraan   kendaraan tersebut. Money (Pendanaan) Biasanya anggaran iklan ditentukan oleh keputusan atas harga di tiap-tiap fungsi, jangkauan pemasaran, frekuensi dan dampak yang diinginkan. Anggaran ini harus juga memperhitungkan tagihan yang  harus dibayar oleh perusahaan atas ongkos pembuatan iklan tersebut dan biaya-biaya lain. Untuk membuat iklan yang menarik dan informatif, tentu akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Iklan tersebut haruslah menarik dengan musik pengiring yang mampu diingat oleh calon pembeli, endorser yang dapat mewakili image produk, setting yang memukaudan hal-hal pendukung lainnya. Namun iklan terbaik bukanlah iklan dengan biaya besar, tetapi iklan yang dapat mewakili perusahaan untuk memperkenalkan produk kepada calon pembeli.  
4.      Measurement ( Tolak Ukur )
      Kampanye iklan suatu produk membutuhkan premeasuremen dan postmeasurement. Pengukuran setelah kampanye selesai bertujuan untuk menghitung dampak dari kampanye iklan tersebut terhadap komunikasi dan jangka penjualan. Ukuran yang dimaksud disini adalah tolak ukur yang didapat setelah iklan tersebut dikampanyekan. Berhasilkah iklan tersebut atau malah memperburuk image brand produk tersebut. Hal tersebut nantinya akan dilihat dari kesuksesan penjualan produk dan tanggapan masyarakat mengenai produk berkaitan dengan iklan yang telah ditayangkan.

1.5.2 JENIS – JENIS IKLAN
Iklan yang sering muncul diberbagai media dan umumnya dibuat oleh perusahaan periklanan adalah sebagai berikut :
a.       Iklan Komersial
Iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam (Lwin & Aitchiso ;  2005), yaitu :
1.)    Iklan Strategis
Digunakan untuk membangun merek. Hal itu dilakukan dengan mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dalam jangka panjang adalah memposisikan merek serta membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan   dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna.
2.)    Iklan Taktis
Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong   konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya      iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama.
b.      Iklan Corporate
Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut  (Madjadikara ; 2004).
Iklan Corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah perusahaan   melakukan      kampanye   untuk    mengkomunikasikan   nilai-nilai korporatnya kepada publik (Lwin & Aitchison ;        2005).
c.       Iklan Layanan Masyarakat
Merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan     atau ide untuk kepentingan  atau pelayanan  masyarakat (Madjadikara ; 2004).
Dilihat dari jenis medianya, ada beberapa jenis iklan , yaitu:
a.       Iklan visual (gambar), biasanya dimuat dalam majalah atau media cetak atau internet.
b.      Iklan audiovisual (gambar dan suara), biasanya dimuat dalam media televisi atau internet.
c.       Iklan audio (suara), biasanya dimuat di radio.
1.5.3 PEMASARAN
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
Banyak ahli yang telah memberikan definisi atas pemasaran ini. Definisi yang diberikan sering berbeda antara ahli yang satu dengan ahli yang lain. Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan para ahli tersebut dalam memandang dan meninjau pemasaran. Dalam kegiatan pemasaran ini, aktivitas pertukaran merupakan hal sentral. Pertukaran merupakan kegiatan pemasaran dimana seseorang berusaha menawarkan sejumlah barang atau jasa dengan sejumlah nilai keberbagai macam kelompok social untuk memenuhi kebutuhannya. Pemasaran sebagai kegiatan manusia diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran. Definisi yang paling sesuai dengan tujuan tersebut adalah :
Pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).
Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). Manusia harus menemukan kebutuhannya terlebih dahulu, sebelum ia memenuhinya. Usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan suatu hubungan. Dengan demikian pemasaran bia juga diartikan suatu usaha untuk memuaskan kebutuhan pembeli dan penjual (Swasta, 1996).
         1.5.4 MINAT BELI
            Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Oliver (1997) efek hirarki minat beli digunakan untuk menggambarkan urutan proses munculnya keyakinan (beliefs). Menurut Keller (1998), minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya.
            Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang yang lainnya untuk mereka konsumsi.
            Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen (Kotler,2005) yaitu :
a.       Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
b.      Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.
Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut :
a)      Keputusan merk
b)       Keputusan pemasok
c)      Keputusan kuantitas
d)     Keputusan waktu
e)      Keputusan metode pembayaran
Seorang konsumen tidak dengan sendirinya memiliki keputusan dalam pembelian barang atau jasa. Terlebih dahulu konsumen mencari informasi dari orang terdekat atau orang yang benar-benar dipercaya untuk membantunya dalam pengambilan keputusan.
Menurut Ferdinand (2006), minat beli dapat diidentifikasikan melalui indikator-indikator sebagai berikut :
a.       Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b.      Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.
c.       Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d.      Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Definisi operasional
Dalam Definisi Operasional ini akan dijelaskan variabel-variabel yang akan diamati untuk menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang berkaitan dengan kesimpulan yang akan diamati untuk menjadi objek pengamatan dalam penelitian yang berkaitan dengan kesimpulan yang dikehendaki.  Hal ini dilakukan karena dengan melakukan operasional konsep yaitu dengan mengubah konsep menjadi variabel maka konsep tersebut dapat diteliti secara empiris (Singarimbun, 1995:41). Variabel merupakan fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standart dan sebagainya (Bungin 2005:59). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :
1.      Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas (x) adalah Pengaruh Iklan Audiovisual Garnier Light Night Cream. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel independen, dengan kata lain, variabel lain merupakan variabel yang mempengaruhi. (Sugiyono, 2002:3). Indikator pengaruh iklan Audiovisual adalah :
a.       Durasi
Berapa lama iklan ini ditayangkan di televisi (misalnya: tiga menit)
b.      Intensitas
Intensitas ini maksudnya berapa sering iklan ini ditonton oleh remaja dan muncul di televisi dalam waktu tertentu .
c.       Kreatifitas
Maksudnya seberapa besar kreatifitas pengiklan yang dipandang dari mata remaja, sehingga mengundang ketertarikan atau malah sebaliknya.
Dalam penelitian ini untuk pengaruh iklan audiovisual lebih condong kearah durasi, Intensitas dan kreatifitas.
2.      Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat (Y) adalah minat beli remaja putri. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas ( sugiyono, 2002:3). Indikator dari minat beli remaja putri adalah :
a.       Perubahan persepsi
Dalam perubahan persepsi ini maksudnya adalah adakah perubahan mindset dalam pikiran penonton (remaja putri) mengenai produk garnier dibandingkan dengan produk lain atau produk yang sedang digunakan saat ini.
b. Interest
Yang dimaksud dengan interest ini adalah apakah penonton tertarik atau tidak tertarik dengan produk Garnier yang ditampilkan melalui iklan audiovisual di televisi.
c. Minat beli
Minat beli di sini adalah keinginan untuk membeli produki Garnier oleh remaja akibat menonton iklan Garnier Light Night Cream.
d. Keputusan konsumen
dalam indikator ini, keputusan konsumen yang dimaksud adalah adakah keputusan yang diambil setelah merasa tertarik dengan produk Garnier lewat iklan yang ditonton oleh remaja putri.

1.6 Kerangka Teori (Teori dampak media)
1.6.1 Teori Terpaan Media (Media Exposure Theory)
Dampak kuat media massa akan terasa, bagaimana masyarakat mengkonsumsi secara terus-menerus dengan frekuensi dan waktu yang tidak bersamaan mengenai Berbagai macam iklan. Sehingga di dalam diri masyarakat membentuk pengetahuan dan persepsi yang timbul dalam masyarakat sehingga terdapat opini dan pendapat yang berbeda.
1.6.1.1 Teori Pembelajaran Social ( Social Learning Teory )  
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social ( Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Ia seorang psikologi yang terkenal dengan teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri. Eksperimen yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak – anak meniru seperti perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.



1.6.1.2  Teori kognitif sosial (social cognitive theory)
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan, factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan, faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
1.6.2 Teori Individual Defferences Theory (Melvin DeFleur)
Pesan-pesan yang disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan kebutuhan personal individu dan latar belakang perbedaan tingkat pendidikan, agama, budaya, ekonomi sesuai dengan karakteristik. Efek pesan pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan media massa.
1.6.3 Teori AIDDA
Mengingat iklan merupakan suatu proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak perusahaan dan masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa AIDDA adalah teori yang sesuai untuk melihat tahapan iklan tersebut. Menurut Effendy (2002 : 25), AIDDA adalah singkatan dari Attention, Interest, Desire, Decision, dan Action. Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian atau attention. Dalam hubungan ini komunikator harus menimbulkan daya tarik.
Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadi suatu awal suksesnya proses komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusun dengan upaya menumbuhkan minat atau interest, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya suatu hasrat atau desire untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Jika hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, maka bagi komunikator ini belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan atau decision, yaitu keputusan untuk melakukan kegiatan atau action sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator (Khasali, 1992 : 83-86).
Sebuah iklan akan memberikan efek bagi responden yang mendengarkan, dan atau menyaksikan sebuah iklan. Adapun efek sebuah iklan menurut Jefkins (1996 : 234 - 235) :
a.       Perhatian
Kecuali sutau iklan berhasil memenangkan perhatian, memecahkan perhatian pembaca dari berita editorial atau iklan lain, iklan yang dihasilkan tidak akan diperhatikan sedikitpun oleh pembaca. Beberapa stimulus mampu menarik perhatian karena orang diajari atau dikondisikan untuk bereaksi terhadap suatu iklan, sebagai contoh : musik / sound seperti telepon atau bel pintu dan sirine yang meraung-raung kadang dimasukkan sebagai latar belakang iklan radio dan televisi. Jalan cerita yang menggambarkan pesan iklan itu sendiri juga dianggap mampu menarik perhatian.
b.      Ketertarikan
Tidak ada patokan tertentu yang membuat orang tertarik pada iklan kecuali iklan itu juga berhasil meraih rasa ketertarikan mereka, di mana daya tarik iklan di sini menggunakan sederetan selebritis yang dianggap paling cantik dan elegan yang sesuai dengan image produk.
c.       Keinginan
 Pembaca harus dibuat lebih dari sekedar merasa tertarik dan terpikat, maka harus didorong untuk menginginkan produk atau jasa yang diiklankan. Pengetuahuan juga meningkatkan kemauan konsumen untuk memahami suatu pesan. Efek menguntungkan pemahamann ini akan disertai berkurangnya kesalahpahaman. Jadi harapan yang diciptakan label merk cukup kuat uintuk mengubah persepsi konsumen atas suatu produk. Sifat kebutuhan konsumen pada waktu disodori suatu iklan akan mempengaruhi penekanan yang diberikan pada sifat pemikat perhatian suatu iklan karena konsumen sudah dimotivasi kebutuhannya sendri untuk memproses iklan itu.

d.      Keputusan
Keputusan sangat bagus bila mampu menciptakan keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan sebagaiman yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang diiklankan.
e.       Tindakan
Yaitu bagaimana iklan mampu menimbulkan respon. Iklan di media massa mampu membuat khayalak melakukan tindakan sesuai yang diinginkan, yang mengarah pada tindakan pembelian nyata dan atau pembelian ulang bagi konsumen yang mempunyai loyalitas.

1.7 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antar teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesa penelitian ini sebagai berikut:
a.       Ho : Diduga tidak ada hubungan atau pengaruh antara tayangan iklan audiovisual Garnier Light Night Cream (variabel X) terhadap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan (variabel Y).
b.      Hi : Diduga terdapat pengaruh antara tayangan iklan audiovisual Garnier Light Night Cream (variabel X) dengan minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan (variabel Y).

1.8 Penelitian Sebelumnya
            Dalam penelitian sebelumnya ini peneliti mengambil sebuah penelitian yang telah dilakukan oleh salah satu mahasiswa UPN Veteran Surabaya sebagai bahan undergraduate thesis yakni tentang “Pengaruh Iklan Ditelevisi Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Ponds Pemutih Wajah Di Wilayah Surabaya”.
            Iklan merupakan sarana komunikasi pemasaran, karena merupakan suatu bentuk komunikasi maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Agar komunikasi efektif dan mencapai sasaran, terdapat 3 ( tiga ) hasil yang harus diperhatikan yaitu pengaruh iklan terhadap perubahan perilaku pembelian, proses komunikasi dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi perilaku serta target audiensnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh iklan ditelevisi dan citra merek terhadap minat beli konsumen produk Ponds pemutih wajah. Penelitian dilakukan di wilayah Surabaya dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive dan data dikumpulkan melalui kuesioner kepada sebanyak 130 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan AMOS 4,0 program. Pada uji kausalitas, variabel iklan berpengaruh positif tidak signifikan pada label variabel citra merek dapat diterima. Variabel citra merek berpengaruh positif signifikan pada minat beli dapat diterima.















BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Jenis penelitian
Dalam penelitian ini kami menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksplanasi. Bungin dalam bukunya menjelaskan bahwa eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, pengaruh dan perbedaan satu variabel dengan variabel lainnya. Jadi penelitian eksplanasi mempunyai kredibilitas untuk mengukur, menguji sebab akibat dari dua atau beberapa variabel.
Di sebut penelitian kuantitatif kareana data-datanya berupa angka-angka. Pada penelitian jenis ini, sifat informasi yang dikandung oleh data berupa informasi angka-angka. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009:8)

2.2 Sasaran
Sasaran penelitian kami adalah siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Pamekasan. Hal ini karena telah terjadi siklus perubahan yang signifikan  pada minat beli siswi terhadap produk kecantikan Garnier. 

2.3 Populasi
            Populasi penelitian adalah digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian (Burhan,2005:141). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswi aktif MAN 1 Pamekasan yakni sebanyak 331 siswi.


DATA SISWA AKTIF MAN 1 PAMEKASAN TAHUN AJARAN 2011/2012
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
SCIENCE TECH CLASS
7
22
29
X-1
14
26
40
X-2
28
14
42
X-3
27
14
41
X-4
26
14
40
X-5
28
12
40
X-6
28
12
40
XI IPA1
9
19
28
XI IPA2
11
28
39
XI IPA3
15
22
37
XI IPA4
12
26
38
XI IPS1
34
5
39
XI IPS2
32
6
38
XI IPS3
33
5
38
XII IPA1
7
21
28
XII IPA2
16
21
37
XII IPA3
19
21
40
XII IPA4
17
23
40
XII IPS1
28
9
37
XII IPS2
28
5
33
XII IPS3
29
6
35
TOTAL
448
331
779
Sumber : Data Tata Usaha MAN 1 Pamekasan
2.4 Sampel
            Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswi aktif MAN 1 Pamekasan. Akan tetapi karena mengingat populasi terlalu besar, maka peneliti akan menetapkan sampel yang dianggap telah mewakili populasi dengan jumlah yang lebih kecil. Jumlah sampel yang akan diambil dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut. (Burhan, 2009:105)
 n=     N
      N(d)2 + 1
Di mana:
n= Jumlah sampel yang dicari
N= Jumlah populasi
d= Nilai presisi (ditentukan dalam contoh ini sebesar 90% atau a=0,1)
Perhitungan jumlah sampel:
Populasi penelitian adalah siswi aktif MAN 1 Pamekasan. Jumlah populasi sebanyak 331 siswi.
n=        331             =       331          =  77 siswa.(dibulatkan menjadi 100 responden)
       331(0,1)2 + 1           4,31
Dengan demikian maka jumlah populasi 331, diperoleh ukuran sampel 100 sampel  penelitian.
Kelas
Ukuran populasi
% dalam populasi
Pecahan sampling
N sampel
% dalam sampel
SCIENCE TECH CLASS
22
6,64 %
0,0247
7
7 %
X-1
26
7,85 %
0,0247
8
8 %
X-2
14
4,22 %
0,0247
4
4 %
X-3
14
4,22 %
0,0247
4
4 %
X-4
14
4,22 %
0,0247
4
4 %
X-5
12
3,62 %
0,0247
4
4 %
X-6
12
3,62 %
0,0247
4
4 %
XI IPA1
19
3,74 %
0,0247
4
4 %
XI IPA2
28
8,45 %
0,0247
8
8 %
XI IPA3
22
6,64 %
0,0247
7
7 %
XI IPA4
26
7,85 %
0,0247
8
8 %
XI IPS1
5
1,51 %
0,0247
2
2 %
XI IPS2
6
1,81 %
0,0247
2
2%
XI IPS3
5
1,51 %
0,0247
2
2%
XII IPA1
21
6,34 %
0,0247
6
6%
XII IPA2
21
6,34 %
0,0247
6
6%
XII IPA3
21
6,34 %
0,0247
6
6%
XII IPA4
23
6,94 %
0,0247
7
7%
XII IPS1
9
2,71 %
0,0247
3
3%
XII IPS2
5
1,51 %
0,0247
2
2%
XII IPS3
6
1,81 %
0,0247
2
2%
TOTAL
331
100 %
-
100
100%

2.5 Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah metode angket atau disebut juga kuesioner. Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim atau diisi oleh responden. Setelah diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti (Burhan, 2005:123). Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reponden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2009:142)
2.6 Teknik analisis Data
Setelah pengolahan data untuk selanjutnya analisa data yang tujuannya untuk menyederhanakan data sehingga mudah ditafsirkan. Analisa ini menggunakan cara analisa kuantitatif karena data-data terkumpul  akan dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana, yang bertujuan untuk mengadakan peramalan atau prediksi besarnya variasi yang terjadi pada minat beli siswi (Y) berdasarkan variabel pengaruh iklan audio visual Garnier Light Night Cream (X). Rumus regresi linear sederhana ini adalah sebagai berikut: Y= a+bX
Dimana:
X           = Subek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu (variabel pengaruh iklan audio visual Garnier Light Night Cream)
Y           = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksi (variabel minat beli siswi putri MAN 1 Pamekasan)
a            = Konstanta (harga Y bila X = 0)
b            = Koefisien regresi atau angka arah, yang menunjukkan angka peminat beli siswi yang berdasarkan nilai variabel pengaruh iklan audiovisual Garnier Light  Night Cream. Bila b (+) maka naik, bila b(-) maka terjadi penurunan. (Sugiyono, 2004:34)
Sedangkan untuk mencari berapa besar pengaruh FTV pada persepsi dan sikap siswa, menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2004:154-188):
D = (r2) x 100%

r xy =          xy
              x2.y2
Dimana; D= koefisien determinasi
               r = koefisien korelasi antara X dan Y
Selanjutnya untuk mengetahui signifikasi atau tidak pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y maka diuji t yaitu, (Sugiyono, 2004: 187):
thitung  = r  n-2
               1 – r2
Dimana; t = harga distribusi t
              r = nilai korelasi antara X dan Y
              N = Jumlah sampel
              1&2 = nilai konstan
Kaidah keputusan jika t hitung > t tabel berarti Ha diterima
Jika t hitung < t tabel berarti Ho diterima.
2.7 Validitas Data
Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana-mana. Validitas alat ukur sama pentingnya dengan realibilitas alat ukur itu sendiri. Ini artinya bahwa alat ukur haruslah memiliki akurasi yang terbaik terutama apabila alat ukur tersebut digunakan sehingga validitas akan meningkatkan bobot kebenaran data yang diinginkan peneliti. (Bungin, 2005:97-98)
Uji validitas yang digunakan dalam model analisa penelitin ini adalah construct validity yaitu sesuatu yang tidak dapat diamati secara langsung pada seseorang. Untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam suatu test benar-benar dapat mengukur construct yang dimaksudkan adalah mengacu pada teori. Untuk menguji validitas konstruksi dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil. Setelah data didapat dan ditabulasikan, maka pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan  mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus pearson product moment (Ridwan, 2004:98).
Dalam analisis item ini, Ghazali, 2006:44, menyatakan untuk menentukan validitas menggunakan r tabel. DK (derajat kebebasan) dengan ketentuak Dk-2. Ketentuan jika r hitung > r tabel maka valid dan jika r hitung < r dipercaya atau dapat diandalkan (Bungin, 2005:96). Untuk mengetahui realibilitas suatu instrumen, beberapa metode pengujian realibilitas dapat dilakukan tiga pendekatan diantaranya: internal consistency, retest, dan equivalent form.
Dalam menentukan realibilitas untuk setiap instrumen, penelitian ini menggunakan internal consistency dengan pengujian Cronbach’s Alpha (á) yaitu merupakan teknik pengujian realibilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan karena dapat digunakan untuk angket-angket yang jawabannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri dari dua pilihan atau lebih.
Cronbach Alpha diperoleh melalui rumus sebagai berikut (Ridwan, 2004:115)
Perhitungan menggunakan software SPSS 16. Alat ukur menggunakan alpha:
Alpha < 0,6 : kurang meyakinkan (inadequate)
Alpha > 0,6 : baik (good)
Alpha > 0,8 : istimewa (excellent)










BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 Validitas dan Reliabelitas
3.1.1 Uji Validitas
Sebelum melakukan analisis data terhadap data-data primer yang didapatkan oleh peneliti dari 100 responden, maka peneliti terlebih dahulu melakukan uji validitas terhadap pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti. Adapun dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Validitas berarti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas berarti prosedur pengujian untuk melihat apakah alat ukur yang berupa kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. (Masri Singarimbun, 1989:124).
Menurut Masrum yang dikutip oleh Sugiyono (2001:106) menyatakan bahwa biasanya syarat minimum untuk dianggap valid adalah r = 0,3. Jadi kalau kolerasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat kolerasi antara skor masing-masing item pertanyaan dengan skor total.
Tabel uji validitas variabel X (tayangan Iklan audio visual Garnier Light Night Cream)
Variabel
(1)
r hitung
(2)
r tabel
(3)
Keputusan
(4)
Kesimpulan
(5)
X1
.427
0,3
signifikan
Valid
X2
.367
0,3
Signifikan
Valid
X3
.387
0,3
Signifikan
Valid
X4
.338
0,3
Signifikan
Valid
X5
.366
0,3
Signifikan
Valid
X6
.391
0,3
Signifikan
Valid
X7
.407
0,3
Signifikan
Valid
X8
.399
0,3
Signifikan
Valid
X9
.378
0,3
Signifikan
Valid
X10
.376
0,3
Signifikan
Valid

Tabel uji validitas variabel Y (minat beli remaja putri)
Variabel
(1)
r hitung
(2)
r tabel
(3)
Keputusan
(4)
Kesimpulan
(5)
y1
.386
0,3
signifikan
Valid
y2
.300
0,3
Signifikan
Valid
y4
.343
0,3
Signifikan
Valid
y5
.318
0,3
Signifikan
Valid
y6
.796
0,3
Signifikan
Valid
y7
.788
0,3
Signifikan
Valid
y8
.790
0,3
Signifikan
Valid
y9
.832
0,3
Signifikan
Valid
y10
.877
0,3
Signifikan
Valid
y11
.781
0,3
Signifikan
Valid
y12
.808
0,3
Signifikan
Valid
y13
.764
0,3
Signifikan
Valid
y14
.731
0,3
Signifikan
Valid
y15
.686
0,3
Signifikan
Valid
Sumber data primer diolah
3.1.2 Uji Reliabilitas
Pada dasarnya dalam penelitian ini, dalam uji reliabilitas menggunakan cara one shot method atau pengukuran sekali saja. Reliabilitas merupakan instrumen yang diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiono, 2006:273)
Arikunto (1992) suatu instrumen dapat dikatakan reliabilitas apabila memiliki koefisien keandalan (alpha) > 0,6 dengan menggunakan metode alfa cronbarch (Arikunto, 1992). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
Dari hasil uji reliabilitas dapat diketahui pada variabel penayangan iklan garnier Light Night Cream dan varabel minat beli mempunyai nilai lebih besar daripada nilai ơ (alpha) atau alfa cronbach lebih besar dari 0,6 sehingga variabel tersebut dapat dikatakan reliabel.
Variabel
Cronbach Alpha
Keterangan
Iklan audiovisual garnier Light Night Cream
0,681
Reliabel
Minat Beli
0,912
Reliabel

3.2 Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen, analisis ini dimaksudkan untuk memutuskan apakah naik dan menurun variabel dependen dapat dilakukan melalui naik turunnya keadaan variabel independen (Sugiono, 2006:243). Berdasarkan perhitungan data menggunakan SPSS 16 maka diperoleh penyajian output data sebagai berikut:

Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1.329
4.159

-.320
.750
Iklan Audio Visual
1.505
.177
.652
8.506
.000
a. Dependent Variable: Minat Beli





Dari output di atas maka dapat dijelaskan persamaan regresi linear sederhana yang dihasilkan adalah:
Y=-1,329+1,505X
Arti dari persamaan regresi linear sederhana adalah kedua variabel memiliki hubungan yang positif. Bila variabel X naik sebesar 1, maka variabel Y akan mengalami kenaikan sebesar 1,505 satuan pula. Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin menarik tayangan iklan, semakin tinggi minat beli. Di mana:
Y = sikap konsumtif remaja putri
a= konstanta
b= koefisien regresi
X= rubrik fashion majalah Aneka Yess
Dari formulasi di atas dapat digambar suatu tren linear yang dihasilkan dari masing-masing variabel di atas. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai tren linear dari tayangan iklan audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap minat beli  remaja putri, maka dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Dari gambar di atas dapat dideskripsikan bahwa setiap satuan variabel tayangan iklan audiovisual Garnier Light Night Cream diikuti dengan kenaikan minat beli sebesar 1,505. Sedangkan koefisien korelasi dari kedua variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1
df2
Sig. F Change
1
.652a
.425
.419
4.74998
.425
72.345
1
98
.000
a. Predictors: (Constant), Iklan Audio Visual





b. Dependent Variable: Minat Beli







 Berdasarkan output di atas maka dapat dijelaskan bahwa pengaruh yang terjadi antara dua variabel yang diteliti adalahsebesar 0,652. Besaran angka ini dapat diartikan bahwa hubungan varibel iklan audiovisual dan minat beli adalah kuat. Hal ini didasarkan pada pendapat Sugiono (2002) dalam tabel:

Interval koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20- 0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Kuat
0,80-10,00
Sangat kuat

Setelah mengetahui tabel interpretasi koefisien korelasi, maka kedua variabel mempunyai hubungan yang rendah. Selain itu, dapat diketahui bahwa tayangan iklan audiovisual Garnier Light Night Cream mempunyai hubungan dan pengaruh yang kuat terhadap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan.
3.3 Uji Hipotesis (t)
Dalam penelitian ini uji hipotesis adalah peneliti meggunakan pengujian signifikan koefisien korelasi untuk membuktikan bahwa variabel X dapat mempengaruhi variabel Y. Pembuktian hipotesis yangmengguanakan t hitung dengan ketentuan bahwa:
1.      Jika t-hitung > t-tabel ; α 5% maka H1 diterima
2.      Jika t-hitung < t-tabel ; α 5% maka H1 ditolak
Berdasarkan output regresi yang dihasilkan dari t-hitung adalah 8,506 sedangkan t-tabel dengan tingkat signifikansi 5% dalam penelitian ini adalah 1,980.t-tabel dapat diketahui dari dk=n1-2, yaitu dk=100-2=98. Dengan demikian t hitung > t-tabel, yang artinya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa H1 yang menyatakan bahwa ada pengaruh tayangan iklan audiovisual Garnier Light Night Cream terhadap minat beli remaja putri di MAN 1 Pamekasan bisa dibenarkan.





BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.I KESIMPULAN
·         Berdasarkan hasil uji validitas didapatkan bahwa semua pertanyaan dalam item kuesioner memiliki probabilitas lebih dari taraf signifikan 0.30 dan dinyatakan valid serta kedua variabel dinyatakan reliabel karena memiliki probabilitas lebih dari taraf significant 0.60.
·         Berdasarkan perhitungan SPSS 16 didapatkan persamaan regresi linear sederhana : Y= -1,329+1,505X.
·         Berdasarkan perhitungan SPSS 16  didapatkan R koefisien sebesar 0,652. Didasarkan pada tabel koefisien korelasi, maka dinyatakan hubungan antara kedua variabel kuat (0,60-0,799).
·         Dari perhitungan SPSS 16, didapatkan t hitung 8,506 , t hitung > t tabel, maka H1 diterima.
4.2 SARAN
a.       Iklan bisa dibuat lebih kreatif lagi untuk merangsang minat beli bahkan keputusan pembelian.
b.      Remaja harus bisa berpikir kembali mengenai daya beli mereka untuk merealisasikan minat belinya.
c.       Remaja harus bisa membuat keputusan pembelian yang tepat terhadap produk Garnier Light Cream dengan cara melewati  tahap-tahap pembuatan keputusan pembelian yang baik.






DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2009.Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Handaka, Tatag. 2009. Buku Ajar Teori Komunikasi. Bangkalan: Univeristas Trunojoyo.
Severin, Werner J dan James W. Tankard. 2009. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Fitri , Widyantari (2010) Pengaruh Iklan Ditelevisi Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Ponds Pemutih Wajah Di Wilayah Surabaya. Undergraduate thesis, UPN "Veteran" Jatim.
Fajriyah, Dina dkk.  2010.  Studi Korelasi Komunikasi Antar Pribadi Ibu dan Anak Terhadap Pemilihan Program Acara Televisi untuk Anak”.  Jurnal Komunikasi, IV(1): 21-32.
http://duniabaca.com  akses hari Kamis 20-10-2011 pukul 19:20.
http://Okezone.com akses hari Kamis 20-10-2011 pukul 20.30
http://www.ciputraentrepreneurship.com akses hari Kamis, 20-10-2011 pukul 20.30